Show simple item record

dc.contributor.advisorZairion, Zairion
dc.contributor.advisorWardiatno, Yusli
dc.contributor.advisorMadduppa, Hawis
dc.contributor.authorAfifah, Nurhaya
dc.date.accessioned2021-07-27T12:58:55Z
dc.date.available2021-07-27T12:58:55Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107874
dc.description.abstractRajungan di perairan Laut Jawa merupakan salah satu spesies yang secara aktif memberikan sumbangsih devisa bagi Indonesia dalam ekspor perikanan. Tingginya kebutuhan rajungan dalam ekspor perikanan mendorong preferensi nelayan untuk meningkatkan penangkapannya dan aktivitas penangkapan yang terus meningkat berpotensi menimbulkan penurunan populasi rajungan di alam. Kajian terhadap stok menjadi isu penting dalam suatu pengelolaan perikanan sebagai salah satu upaya untuk menjaga kelestariannya, dengan demikian perlu dilakukan penelitian mengenai analisis stok rajungan di perairan Laut Jawa. Strategi pengelolaan sumberdaya perikanan rajungan di Laut Jawa disusun dengan: 1) mengidentifikasi unit stok rajungan berdasarkan karakter morfometrik (truss network analysis) dan genetik (mtDNA-CO1) di Laut Jawa; 2) mengidentifikasi status stok sumberdaya perikanan rajungan berdasarkan LFA dan LB-SPR di Laut Jawa; 3) Membuat strategi pengelolaan berdasarkan stok rajungan yang ditelaah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2018-Desember 2020. Identifikasi unit stok rajungan dilakukan dengan mengumpulkan contoh dari lima lokasi berbeda, yakni Lampung Timur, Pulau Lancang, Cirebon, Rembang, dan Selatan Madura pada. Pengumpulan data sekunder untuk identifikasi status stok rajungan dilaksanakan pada November 2019 hingga Desember 2020 di tiga lokasi yang menjadi sentra pengelolaan rajungan terbesar di Indonesia. Selatan Madura mewakili Jawa Timur, Rembang mewakili Jawa Tengah, dan Lampung Timur mewakili Provinsi Lampung. Identifikasi unit stok rajungan dilakukan dengan dua pendekatan: morfometrik dengan metode Truss Network Analysis (TNA) dan genetik dengan Mitochondrial DNA-Cytochrome Oxydase-1 (mtDNA-CO1). Adapun dalam identifikasi status stok dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: Length Frequency Analysis (LFA) dan Length based-Spawning Potential ratio (LB-SPR). Metode analisis yang digunakan dalam identifikasi unit stok adalah analisis kruskal wallis, analisis gerombol, analisis diskriminan, analisis identifikasi spesies, analisis keragaman genetik, analisis jarak genetik, dan analisis fiksasi indeks (FST). Adapun analisis yang digunakan dalam identifikasi status stok rajungan adalah analisis laju mortalitas dan rasio potensi pemijahan. Beberapa parameter dinamika populasi juga dianalisis guna menunjang proses identifikasi status stok, antara lain analisis nisbah kelamin, hubungan lebar karapas dan bobot, distribusi frekuensi lebar karapas, pendugaan parameter pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad, dan ukuran pertama kali tertangkap. Hasil analisis gerombol terhadap lima lokasi rajungan di WPP 712 membentuk dua kelompok yaitu kelompok rajungan Selatan Madura dan kelompok berasal dari empat lokasi lainnya, tetapi analisis molekuler menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara Lampung Timur dan Rembang (FST = 0,2237, p <0,0001). Kedua pendekatan tersebut menunjukkan bahwa rajungan di perairan Laut Jawa memiliki empat unit stok, antara lain: Kelompok rajungan Lampung Timur, Kelompok rajungan Pulau Lancang dan Cirebon, Kelompok rajungan Rembang, dan Kelompok rajungan Selatan Madura. Laju mortalitas akibat penangkapan di tiga lokasi lebih tinggi dari mortalitas alaminya. Nilai F/M yang tinggi menunjukkan bahwa intensitas penangkapan rajungan mengalami overexploitation atau telah melebihi batas eksploitasinya dan berpotensi merusak kestabilan stok di perairannya. Adapun demikian, nilai SPR rajungan di tiga lokasi berada di atas level 20% (moderate) yang menunjukkan bahwa kondisi kesehatan stok masih stabil. Guna mengimbangi intensitas penangkapan saat ini, upaya penangkapan (effort) masih perlu diwaspadai untuk keberlanjutan dan kelestarian stok rajungan di masing-masing lokasi perairan. Rekomendasi pengelolaan dari penelitian ini adalah peningkatan partisipasi lembaga daerah dalam pengelolaan perikanan berbasis WPP seperti yang berlaku saat ini dengan adanya pembentukan sub unit pengelolaan berdasarkan unit stok. Hal tersebut mengacu pada skenario opsi 2 dimana hasil analisis didapatkan >1 unit stok. Lembaga di masing-masing daerah dapat membentuk sinergisitas dengan daerah lain yang tergabung dalam unit stok yang sama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengelolaan Sumberdaya Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) Berdasarkan Unit Stok di Laut Jawaid
dc.title.alternativeManagement Fishery Resources of Blue Swimming Crab (Portunus pelagicus) Based on Stock Units in The Java Seaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordgenetikid
dc.subject.keywordmorfometrikid
dc.subject.keywordrasio potensi pemijahanid
dc.subject.keywordstokid
dc.subject.keywordgeneticid
dc.subject.keywordmorphometricid
dc.subject.keywordspawning potential ratioid
dc.subject.keywordstockid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record