Show simple item record

dc.contributor.advisorFatchiya, Anna
dc.contributor.advisorSadono, Dwi
dc.contributor.authorRizal, Afib
dc.date.accessioned2021-07-24T00:46:27Z
dc.date.available2021-07-24T00:46:27Z
dc.date.issued2021-07-24
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/107751
dc.description.abstractKelompok usia produktif yang melek teknologi adalah kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan narkotika. Menyadari hal tersebut BNN melakukan upaya pencegahan berbasiskan teknologi digital. Penyuluh narkoba sebagai garda terdepan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dituntut memiliki kompetensi penyuluhan digital. Menurut Permenpan dan RB No. 46/2014⁠, penyuluhan narkoba adalah kegiatan diseminasi informasi P4GN. Posisi ini menempatkan Penyuluh sebagai juru penerang dan penyampai pesan pemerintah. Penyuluh sebagai diseminator dan produsen konten kreatif dalam penyuluhan digital harus dapat menghasilkan tontonan yang menarik maupun tuntunan bagi khalayak yang mengaksesnya. Konten yang diunggah oleh penyuluh harus dikelola dengan baik agar tidak menyebabkan distorsi informasi dan mis-komunikasi sehingga dapat memengaruhi opini publik. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan karakteristik individu, pola pemanfaatan media digital, dukungan kelembagaan, karakteristik inovasi, motivasi, kompetensi, dan kinerja penyuluh narkoba dalam pemanfaatan media digital; (2) menganalisis pengaruh karakteristik penyuluh narkoba, pola pemanfaatan media digital, dukungan kelembagaan, karakteristik inovasi, dan motivasi terhadap kompetensi penyuluh narkoba; (3) Menganalisis pengaruh kompetensi penyuluhan digital terhadap kinerja penyuluh narkoba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang diperkuat dengan data kualitatif berupa kombinasi penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatori. Sensus dilakukan kepada 170 orang (98%) penyuluh narkoba di seluruh Indonesia yang memiliki masa kerja kurang lebih dua tahun. Instrumen penelitian berupa kuesioner (pertanyaan dan pernyataan), hasil observasi, dan wawancara mendalam kepada informan kunci. Teknik pengumpulan data menggunakan metode digital dengan aplikasi google form untuk pengisian kuesioner dan whatsapp untuk wawancara. Uji instrumen menggunakan program SPSS versi 25. Analisis data deskriptif (distribusi frekuensi, persentase, dan rataan skor) menggunakan Microsoft Excel dan analisis inferensial menggunakan PLS dengan aplikasi SmartPLS 3.2.9. Hasil penelitian menunjukkan: karakteristik penyuluh narkoba sebagian besar berusia muda (24-35 tahun), berpendidikan sarjana, dengan masa kerja sebagai ASN 1-13 tahun, masa kerja sebagai penyuluh 1-7 tahun, dan pernah mengikuti diklat sebanyak 0-4 kali (kategori rendah). Pola pemanfaatan media digital berada dalam kategori sedang. Instagram adalah jenis media digital yang paling banyak digunakan untuk penyuluhan digital. WhatsApp adalah media digital yang dimiliki oleh seluruh penyuluh namun kurang dimanfaatkan untuk penyuluhan dan hanya digunakan untuk komunikasi. Karakteristik inovasi berada dalam kategori sedang yang mengindikasikan bahwa penyuluh sangat mudah untuk menerima dan mengaplikasikan inovasi baru terkait penyuluhan dengan memanfaatkan media digital. Peubah motivasi berada dalam kategori sedang yang menunjukkan bahwa mayoritas penyuluh memiliki cukup motivasi terkait tugas pokok dan fungsinya. Peubah Dukungan kelembagaan berada dalam kategori sedang dan membuktikan bahwa penyuluh cukup mendapatkan dukungan dari Satkernya yang menyebabkan kondusivitas dalam bekerja. Peubah kompetensi Penyuluh berada dalam kategori sedang, artinya penyuluh memiliki cukup kemampuan dalam pelaksanaan penyuluhan digital. Faktor-faktor yang memengaruhinya adalah karakteristik individu (umur, masa kerja sebagai penyuluh, dan jumlah diklat yang pernah diikuti), pola pemanfaatan media digital, karakteristik inovasi, dan dukungan kelembagaan. Peubah karakteristik individu memiliki pengaruh negatif terhadap kompetensi penyuluh. Peubah motivasi tidak memiliki pengaruh terhadap kompetensi. Peubah kinerja Penyuluh berada dalam kategori rendah (perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan), sedangkan sub peubah kinerja evaluasi berada dalam kategori sedang. Peubah kompetensi Penyuluh berpengaruh lemah terhadap kinerja, artinya kecukupan kompetensi penyuluhan digital yang dimiliki penyuluh belum dilakukan sepenuhnya untuk peningkatan kinerjanya. Strategi peningkatan kompetensi dan kinerja penyuluh narkoba dalam penyuluhan digital dapat dilakukan melalui (1) pengikutsertaan penyuluh dalam diklat teknis pengembangan diri, (2) pemberian tugas belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (3) fasilitasi pembuatan dan pengoperasian akun media digital resmi satker, (4) pendekatan instruktif lokal, (5) pemberian juklak dan juknis yang mudah dipahami oleh penyuluh, (6) pengoptimalan grup-grup whatsapp penyuluh, (7) perubahan kebijakan yang lebih responsif, (8) pemberian kesempatan lebih luas untuk melakukan penyuluhan, (9) Fasilitasi sarana dan prasarana yang menunjang oleh Satker BNN.id
dc.description.sponsorshipBeasiswa Tugas Belajar Badan Narkotika Nasionalid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Kompetensi Penyuluhan Digital Terhadap Kinerja Penyuluh Narkobaid
dc.title.alternativeThe influence of competency in the utilization of digital media on the performance of the Anti-narcotics Extension Agents.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnti-narcotics extension agentsid
dc.subject.keywordcompetencyid
dc.subject.keyworddigital mediaid
dc.subject.keywordperformanceid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record