Pemetaan Kerawanan Pantai terhadap Tsunami Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
Date
2021Author
Suhita, Ni Putu Asri Ratna
Siregar, Vincentius
Lumban Gaol, Jonson
Metadata
Show full item recordAbstract
Bali merupakan salah wilayah yang dinyatakan rawan bencana karena
memiliki posisi geografis yang diapit oleh dua sumber gempa berupa zona subduksi
dan back-arc thrust yang menjadi potensi timbulnya tsunami di wilayah Bali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan tingkat kerawanan
pantai terhadap tsunami di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Peta kerawanan
pantai dibuat dengan metode tumpang susun (overlay) beberapa parameter penentu
kerawanan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Parameter yang
digunakan yaitu elevasi daratan, kemiringan lahan, penggunaan lahan, jarak dari
pantai, dan jarak dari sungai. Tingkat kerawanan pantai terhadap tsunami di
Kabupaten Buleleng terbagi menjadi lima kelas kerawanan, yaitu sangat aman (R1)
dengan luas sebesar 35.466,9 ha, aman (R2) dengan luas sebesar 70.485,0 ha, agak
rawan (R3) dengan luas sebesar 17.645,0 ha, rawan (R4) dengan luas sebesar
6.903,3 ha, dan sangat rawan (R5) dengan luas sebesar 438,9 ha Bali is one of the areas that prone to disasters because it has geographical
position that is flanked by two earthquake sources in the form of subduction zone
and back-arc thrust which is potential for a tsunami to occur in the Bali region. This
research aims to identify and map the level of coastal vulnerability to the tsunami
in Buleleng Regency, Bali Province. The map was carried out using the method of
Geographic Information System (GIS). The parameters used in analyzing the level
of tsunami vulnerability were land elevation, land slope, land use, distance from the
beach, and distance from the river. The level of coastal vulnerability to tsunamis in
Buleleng Regency was grouped into five classes of vulnerability, namely very safe
(R1) with an area of 35,466.9 ha, safe (R2) with an area of 70,485.0 ha, moderately
vulnerable (R3) with an area of 17,645, 0 ha, vulnerable (R4) with an area of 6,903.3
ha, and very vulnerable (R5) with an area of 438.9 ha.