dc.description.abstract | Penggunaan pewarna alami untuk tekstil memiliki keunggulan, antara lain
ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi pemanfaatan enam
jenis tumbuhan sebagai pewarna alami tekstil. Penelitian menggunakan bahan daun
dari pucuk merah (Syzygium oleana), kayu manis (Cinnamomum burnamii), alpukat
(Persea americana), jakaranda (Jacaranda mimosifolia), kayu putih (Eucalyptus
sp.) dan lanang (Oroxylum indicum); tiga jenis mordan yaitu tawas, tunjung, kapur
sirih; dan tiga jenis kain yaitu katun combed, katun primisima, dan sutera. Tahapan
penelitian meliputi ekstraksi zat warna dari tumbuhan dan pencelupan kain yang
sebelumnya telah diberi perlakuan mordan. Potensi sebagai pewarna dianalisis
berdasarkan warna yang dihasilkan dan stabilitas warna. Identifikasi warna
dilakukan menggunakan RGB (Red Green Blue) Color Chart Reader. Stabilitas
warna diukur dengan uji tahan luntur warna terhadap proses pencucian mengacu
SNI ISO 105-C06-2010. Penerapan ekstrak pewarna pada jenis kain berbeda yang
diberi perlakuan mordan berbeda-beda menghasilkan variasi warna. Selain itu,
pemberian mordan juga berpengaruh baik terhadap ketahanan luntur warna akibat
pencucian. Semua ekstrak menghasilkan warna dan ketahanan luntur terbaik pada
kain sutera yang diberi perlakuan mordan tunjung. Semua jenis tumbuhan dalam
penelitian ini berpotensi sebagai pewarna tekstil, namun untuk mendapatkan hasil
terbaik dalam penggunaannya perlu mempertimbangkan jenis kain dan mordan. | id |