Show simple item record

dc.contributor.authorSiswiyanti, Yayuk
dc.date.accessioned2010-05-03T08:05:44Z
dc.date.available2010-05-03T08:05:44Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/10715
dc.description.abstractKawasan hutan adalah ekosistem sumberdaya alam yang mempunyai fungsi ekologis, ekonomi dan sosial budaya sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. Salah satu pihak yang langsung berkepentingan terhadap hutan adalah masyarakat sekitar hutan (MDH) yang menduduki posisi sentral. Kawasan hutan Pangkuan BKPH Parung Panjang adalah hutan produksi Akasia (A. mangium) dengan luas 5.342,90 ha. Bentang alam kawasan ini relatif datar. Sebagian besar masyarakat sekitar adalah petani dan memanfaatkan sumberdaya alam hutan. Tingkat kehidupan masyarakat tergolong rendah, tetapi wilayah ini terbuka dan namun dapat mengakses ke kota seperti Tangerang, Jakarta dan Bogor. Mayoritas anggota masyarakat petani hutan berumur 50-59 tahun, pendidikan formal dan non formal sangat rendah, pekerjaan adalah petani (sawah/ladang), suku Sunda, pengetahuannya tentang pelestarian hutan rendah, kebutuhan utama adalah pemenuhan kebutuhan biologik (pangan, sandang, papan), mempunyai penghasilan rendah, berorientasi pada harkat dan martabat, eksploitasi alam, kedudukan dengan atribut konsumtif, masa lampau dan pasrah pada keadaan, serta mementingkan keserasian pribadi dan masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan baik dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan tergolong rendah. Terdapat kecenderungan (trend) ketertarikan masyarakat dalam berpartisipasi, pada urutan terbalik yaitu partisipasi dalam pemanfaatan, pelaksanaan, evaluasi dan perencanaan. Kecenderungan utama penyebab rendahnya partisipasi masyararakat dalam pelestarian hutan yaitu : (1) pengambilan keputusan dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya hutabn bersama masyarakat didominasi oleh Perum Perhutani, (2) menanam pohon adalah investasi usaha jangka panjang, (3) kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat belum dapat menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat. Analisis korelasi memperlihatkan bahwa umur, pendidikan formal, kesesuaian pekerjaan dengan pelestarian hutan, pengetahuan tentang pelestarian hutan, kebutuhan, penghasilan, sistem nilai, dukungan pemimpin, tipe kepemimpinan formal, intensitas penyuluhan, kemampuan penyuluh dan dukungan kelembagaan non formal berkorelasi sangat nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan. Sedangkan pendidikan non formal, alokasi waktu kerja, asal daerah, tipe kepemimpinan non formal, pengalaman pemimpin, metode penyuluhan dan sarana prasarana tidak terbukti berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural Institute)
dc.titleHubungan Karakteristik Anggota Masyarakat Sekitar Hutan dan Beberapa Faktor Pendukung dengan Partisipasinya Dalam Pelestarian Hutan Di Kawasan Pemangkuan Hutan Parung Panjang Kabupaten Bogorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record