Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Furnitur Kayu Indonesia ke Negara Tujuan Utama
Abstract
Komoditas furnitur kayu adalah salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis daya saing furnitur kayu Indonesia dengan kode HS 940360 ke negara tujuan utama yang terdiri dari sembilan negara tujuan dalam periode tahun 2012 hingga 2019. RCA, EPD, dan Model X serta regresi data panel digunakan sebagai metode analisis pada penelitian ini. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil bahwa furnitur kayu Indonesia memiliki daya saing komparatif yang kuat di seluruh negara tujuan ekspor. Hasil EPD menggambarkan posisi furnitur kayu Indonesia di sembilan negara tujuan utama yakni, rising star, falling star, dan retreat. Hasil estimasi regresi data panel menunjukkan bahwa variabel GDP negara tujuan, GDP Indonesia, harga ekspor, nilai tukar riil, dan nilai RCA berpengaruh signfikan terhadap ekspor furnitur kayu Indonesia ke sembilan negara tujuan. Sementara, variabel pertumbuhan populasi tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor furnitur kayu Indonesia di sembilan negara tujuan. The Indonesian wooden furniture commodity is a potential commodity to be developed. This research study is conducted to analyze the competitiveness of Indonesian wooden furniture with HS code 940360 in nine main destination countries from period of 2012 to 2019. RCA, EPD, X Model and panel data regression are used as the analytical methods. The results showed that Indonesian wooden furniture has strong comparative competitiveness in nine export destination countries. The EPD results show that Indonesia’s position in nine destination countries is varied, namely rising star, falling star and retreat. The panel data regression’s results indicate that the variables of destination country’s GDP, Indonesian GDP, export prices, real exchange rates, and RCA values affect the export of Indonesian wood furniture to the nine main export destination countries significantly. Meanwhile, the population growth variable has no significant effect on the export of Indonesian wooden furniture to the nine destination countries.