Show simple item record

dc.contributor.advisorBriawan, Dodik
dc.contributor.advisorDewi, Mira
dc.contributor.advisorWidodo, Yekti
dc.contributor.authorAlamsyah, Putri Rahmah
dc.date.accessioned2021-05-27T04:09:43Z
dc.date.available2021-05-27T04:09:43Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106867
dc.description.abstractHasil Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan prevalensi stunting dari tahun 2010 ke tahun 2013. Stunting dapat terjadi karena adanya faktor langsung dan faktor tidak langsung yang memengaruhinya. Faktor langsung yang menyebabkan stunting adalah asupan makan dan penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung seperti pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang buruk, ataupun rendahnya pelayanan kesehatan. ASI eksklusif, kelahiran prematur, anak memiliki panjang badan lahir yang pendek, ibu yang memiliki tinggi badan yang pendek, ibu berusia muda saat hamil, tingkat pendidikan orang tua dan status ekonomi keluarga yang rendah, serta paparan asap rokok juga dapat menjadi penyebab terjadinya stunting. Berdasarkan data hasil studi kohor Tumbuh Kembang Anak (TKA) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Kota Bogor, terdapat beberapa faktor yang diduga merupakan risiko stunting pada anak usia 0-6 bulan yakni ibu yang berusia > 35 tahun, lahir dengan status panjang badan menurut PB/U < -2 SD, pendidikan ibu hingga SMP, dan ibu pernah melahirkan > 2 kali. Data-data pada hasil studi tersebut dimanfaatkan untuk menganalisis determinan kejadian stunting pada anak usia 0-6 bulan dengan menggunakan metode studi kasus kontrol bersarang. Sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah bayi berusia 0-6 bulan di lima kelurahan di Kota Bogor yang berjumlah 70 bayi normal sebagai kelompok kontrol dan 70 bayi stunting sebagai kelompok kasus. Adapun data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data karakteristik ibu, karakteristik keluarga, status gizi ibu, riwayat penyakit ibu, asupan zat gizi ibu, karakteristik bayi, status gizi bayi, riwayat IMD, dan pemberian ASI eksklusif. Analisa yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif pada masing-masing varibel, penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Setelah itu dilakukan analisis lebih lanjut yaitu dengan analisis multivariat regresi biner untuk menilai pengaruh yang terbesar terhadap outcome stunting. Berdasarkan hasil uji survival time, rataan terjadinya stunting banyak terjadi saat anak berusia lebih dari 5 bulan dan sebelum berusia 6 bulan. Selain itu, ditemukan juga pola terjadinya stunting yang membentuk 2 kategori, yaitu kelompok anak stunting dan kelompok anak normal. Kategori anak stunting yaitu anak yang pernah stunting pada usia 0-6 bulan dan kategori normal adalah anak yang tidak pernah mengalami stunting dari usia 0-6 bulan. Terdapat sebanyak 22.9% anak kelompok stunting yang memiliki ibu dengan LiLA berisiko KEK (<23.5 cm), 41.4% ibu dengan tinggi badan pendek (<150cm), 11% ibu mengalami anemia, 8.6% ibu memiliki kadar hematokrit rendah. Hampir seluruh ibu dari anak stunting kekurangan asupan energi dan protein (97.1%), seluruhnya mengalami defisiensi asam folat, kalsium, seng dan zat besi (100%), 22,9% kekurangan vitamin A, 18% ibu dengan katagori paritas berisiko (>4 orang anak), 20% hamil pada usia berisiko (<18 tahun >35 tahun). Faktor ibu yang paling mempengaruhi stunting adalah tinggi badan ibu <150 cm (OR = 2.1; 95% CI: 1.039-4.54, p= 0.039) dan pada faktor anak yang mempengaruhi stunting adalah panjang badan anak saat lahir <48 cm dan berat badan anak saat lahir <2500 gram. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bahwa masyarakat ikut berpartisipasi pada program pemerintah dalam upaya penurunan stunting pada 1000 hari pertama kehidupan. Selain itu, perlu juga diadakan peningkatan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, pemberian makanan tambahan padat energi dan protein serta difortifikasi vitamin A, dan meningkatkan kegiatan kelas ibu hamil dan menyusui, promosi keluarga berencana (KB), adanya program keluarga harapan (PKH), serta promosi ASI eksklusif dan inisiasi menyusu dini (IMD). Penelitian selanjutnya juga perlu mempertimbangkan untuk melibatkan faktor ekonomi sosial responden, asupan bayi, pola asuh keluarga, serta riwayat penyakit infeksi pada bayi. Universitas dapat berperan dalam pengabdian masyarakat untuk menyosialisasikan stunting kepada masyarakat baik pengertian stunting, cara mencegah, serta penanggulangan stunting. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melibatkan faktor ekonomi sosial, pola asuh keluarga, asupan anak dan penyakit infeksi pada anak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDeterminan Terjadinya Stunting pada Anak Usia 0-6 Bulanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordInfantid
dc.subject.keywordMaternal heightid
dc.subject.keywordNutritional Statusid
dc.subject.keywordStuntingid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record