Kondisi Ekosistem Lamun Pasca Pembangunan Pelabuhan Baru di Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu
Date
2021-05-19Author
Saraswati, Mutiara
Yulianda, Fredinan
Samosir, Agustinus Mangaratua
Metadata
Show full item recordAbstract
Aktivitas pembangunan pelabuhan baru di Pulau Pramuka berada pada
area padang lamun, sehingga berpotensi mengganggu fungsi ekologis maupun
ekonomisnya. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi ekosistem lamun setelah
adanya pembangunan pelabuhan baru di Pulau Pramuka dan membandingkannya
dengan kondisi sebelum adanya pembangunan. Kondisi ekosistem lamun
ditentukan dengan pengukuran kualitas perairan habitat lamun, kondisi sebaran,
dan pertumbuhan lamun. Pengukuran kualitas perairan menunjukan bahwa TSS
sebesar 25,4-50,4 mg/l, nitrat 0,109-0,0125 mg/l, dan fosfat 0,007-0,037 mg/l.
Kecepatan arus berkisar antara arus 0,014-0,060 m/s. Kerapatan lamun tergolong
agak rapat hingga rapat. Pertumbuhan lamun berkisar 52,25-76,95 mm/mg.
Ekosistem lamun di Pulau Pramuka pasca pembangunan pelabuhan menunjukan
kondisi kurang baik, tercermin dari laju pertumbuhan lamun di area pembangunan
yang rendah dan permukaan daun lamun yang ditempeli alga epifit, serta kondisi
lingkungan perairan tidak sesuai dengan standar baku mutu maupun kondisi
optimal untuk pertumbuhan lamun. Kondisi ekosistem lamun saat ini lebih buruk
dibandingkan kondisi sebelum adanya pembangunan pelabuhan, terutama kondisi
lingkungan perairan habitat lamunnya.