Show simple item record

dc.contributor.advisorMuflikhati, Istiglaliyah
dc.contributor.advisorKrisnatuti, Diah
dc.contributor.authorRosita
dc.date.accessioned2021-05-11T09:46:09Z
dc.date.available2021-05-11T09:46:09Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106772
dc.description.abstractAngkutan kota (angkot) masih memegang peranan penting dalam sistem transportasi di Bogor. Salah satu bagian penting dari sistem moda transportasi angkutan perkotaan adalah tingkat kesejahteraan supir dan keluarganya. Kesejahteraan keluarga supir angkot berkaitan dengan faktor internal meliputi karakteristik pribadi dan keluarga serta faktor ekternal seperti kondisi tempat kerja, pendapatan dan hubungan sosial. Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi karakteristik individu dan keluarga, persepsi stres, dukungan sosial, strategi koping dan kesejahteraan subjektif keluarga supir angkot dengan anak prasekolah dan anak sekolah, 2) menganalisis hubungan karakteristik individu dan keluarga, persepsi stres, dukungan sosial, strategi koping dengan kesejahteraan subjektif keluarga 3) menganalisis pengaruh karakteristik individu dan keluarga, persepsi stres, dukungan sosial, strategi koping terhadap kesejahteraan subjektif keluarga supir angkot. Penelitian ini dilakukan di Terminal Laladon dan Bubulak, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Maret 2020. Penelitian terdiri atas persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penulisan laporan. Sampel penelitian sebanyak 100 keluarga supir angkot, terdiri atas 50 keluarga dengan anak usia prasekolah dan 50 keluarga dengan anak usia sekolah, yang diambil secara purposive. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara responden yaitu supir angkot sebagai kepala keluarga. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, uji beda independent simple t-test dan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata usia supir dan istri supir angkot dengan anak usia prasekolah (AUPS) dan dengan anak usia sekolah (AUS). Rata-rata usia suami dan istri supir angkot dengan AUPS adalah masing-masing 30.9 tahun dan 27.1 tahun, dan dengan AUS adalah 45.6 tahun dan 39.4 tahun. Tingkat pendidikan supir angkot dan istri secara umum adalah SMP. Tidak terdapat perbedaan signifikan pendidikan supir angkot dan istri untuk keluarga dengan AUPS dan AUS. Keluarga supir angkot tergolong keluarga kecil dengan rata-rata pendapatan perkapita perbulan adalah sebesar Rp 352.690 yang tergolong keluarga miskin. Tidak terdapat perbedaan signifikan pendapatan perkapita antara keluarga supir angkot dengan AUPS dan AUS. Persepsi stres keluarga supir angkot terkategori sedang dan tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata indeks persepsi stres antara keluarga supir angkot dengan AUPS dan AUS. Secara keseluruhan dukungan sosial berada pada kategori rendah dan terdapat perbedaan signifikan (p value= 0.044) rata-rata indeks dukungan sosial antara keluarga supir angkot dengan AUPS dan AUS (54.5 ± 7.4 dan 57.9 ± 9.1) pada dimensi dukungan sosial keluarga inti dan dukungan sosial keluarga besar. Strategi koping dan kesejahteraan subjektif keluarga berada pada kategori rendah dan tidak terdapat perbedaan signfikan ratarata indeks antara keluarga supir angkot dengan AUPS dan AUS. Hasil uji korelasi menunjukkan karakteristik usia istri berhubungan positif dengan dukungan sosial keluarga inti, dan dukungan sosial teman/tetangga mempunyai hubungan positif dengan dukungan sosial keluarga inti. Selanjutnya, strategi koping dengan dimensi emosi mempunyai hubungan negatif dengan tingkat pendidikan supir angkot. Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan hanya strategi koping dengan dimensi fokus masalah memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif keluarga supir angkot. Artinya, semakin baik supir angkot dalam mengelola permasalahannya maka kesejahteraan subjektif keluarganya akan semakin baik. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada Dinas Perhubungan hendaknya melakukan perbaikan dengan mengatur regulasi yang merata antara armada angkutan kota dan para pengendara online. Bagi Organisasi angkutan darat (organda) sekiranya mendapatkan pembinaan dalam memperbaiki keterampilan para supir angkot. Peran dari Dinas Perhubungan Kota Bogor kiranya dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan kerja. Ini akan berguna untuk dapat mengembangkan keahlian lain selain pekerjaan utama para anggotanya sebagai supir angkot. Para supir nantinya diharapkan dapat memiliki usaha lain mencukupi kebutuhan keluarganya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePersepsi Stres, Dukungan Sosial, Strategi Koping dan Kesejahteraan Subjektif Keluarga Supir Angkotid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcoping strategyid
dc.subject.keywordsubjective well-beingid
dc.subject.keywordsocial supportid
dc.subject.keywordstress perceptionid
dc.subject.keywordtransportid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record