| dc.description.abstract | Polusi plastik merupakan salah satu ancaman bagi perairan yang disebabkan karena peningkatan penggunaan material plastik untuk berbagai kebutuhan. Peningkatan penggunaan plastik ini tidak disertai dengan pengolahan sampah plastik yang baik, sehingga menimbulkan fraksi besar sampah plastik yang tidak terkelola hingga memasuki lingkungan perairan. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru mengelola 8.6% sampah yang dihasilkan melalui TPST3R (tempat pengelolaan sampah terpadu dan 3R), sehingga masih banyak smpah plastik yang belum terkelola dengan baik. Sebagian masyarakat masih menghadapi permasalahan sarana pengelolaan sampah plastik yang belum memadai dan layanan TPA (tempat pemrosesan akhir) yang belum terakses. Komposisi sampah plastik yang besar, dan diiringi tingginya kegiatan masyarakat di sekitar sungai-sungai DAS Baturusa dapat menyebabkan peningkatan polusi sampah plastik di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kelimpahan, distribusi dan komposisi sampah plastik dan mikroplastik di perairan sungai DAS Baturusa; (2) menduga faktor penyebab timbulan sampah plastik dan mikroplastik di DAS Baturusa dan (3) menentukan strategi pengelolaan yang tepat sehingga menumbuhkan kesadaran dalam penanganan pencemaran sampah plastik dan mikroplastik di DAS Baturusa.
Penelitian ini dilaksanakan pada tujuh stasiun di sepanjang sungai DAS Baturusa yang mewakili segmentasi hulu, tengah, hilir dan anak sungai; serta pemukiman masyarakat yang berada di sekitar stasiun-stasiun tersebut. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Nopember dan Desember 2019 sebanyak empat kali. Data yang digunakan adalah data primer yang meliputi hasil pengukuran langsung terhadap beberapa parameter morfologi sungai, kelimpahan dan kepadatan sampah plastik di sungai. Pengambilan sampel air sungai juga dilakukan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik, pengambilan sampel ikan untuk mengukur kelimpahan mikroplastik pada biota serta survey timbulan sampah plastik yang dilakukan pada pemukiman masyarakat disekitar stasiun pengamatan. Data pengelolaan sampah plastik diperoleh melalui wawancara mendalam (in-depth interview) pada masyarakat menggunakan kuesioner.
Sampah plastik paling dominan di DAS Baturusa adalah jenis polypropylene atau PP (05) sebesar 36%, yang berupa kemasan makanan instan, gelas minuman, sedotan, peralatan makan sekali pakai, botol saus, serta tutup botol. Kelimpahan dan kepadatan sampah plastik tertinggi terdapat di Sungai Mabet (stasiun 1) yaitu 0.0136 item/m3, dengan kelimpahan rata-rata sebesar 0.0036 item/m3 dan kepadatan rata-rata 0.022 g/m3 setara dengan 8.6 kg/jam. Kelimpahan mikroplastik tertinggi terdapat pada Muara Sungai Rangkui (stasiun 6) dengan rata-rata 5520 partikel/m3. Tipe partikel yang dominan adalah film sebesar 55.12% dan ukuran yang paling melimpah yaitu mikroplastik berukuran 41-60µm sbanyak 34.32%. Pengamatan terhadap sampel ikan didapatkan bahwa 100% sampel ikan mengandung mikroplastik pada saluran pencernaan dengan kelimpahan 24-74 partikel/individu. Partikel mikroplastik pada ikan di dominasi oleh partikel tipe film sebanyak 60.17% dan berukuran 41-60µm sbanyak 22.9%.
Timbulan sampah plastik tertinggi ada di sekitar Sungai Baturusa (stasiun 3) rata-rata 87.37 gram/orang/hari. Timbulan sampah plastik ini dipengaruhi oleh open dumping atau pembuangan sampah terbuka. Wawancara dan causal map analysis menunjukkan bahwa masalah sampah plastik di DAS Baturusa disebabkan karena belum ada metode pengolahan sampah plastik yang tepat. Langkah pengelolaan sampah plastik di DAS Baturusa ditentukan dengan membuat gap analysis. Hasil gap analysis tersebut sesuai dengan program-program strategi pengurangan sampah laut dalam Peraturan Presiden nomor 83 thun 2018 merupakan rekomendasi pengelolaan sampah plastik di DAS Baturusa. | id |
