Studi Keragaman Genetik, Virulensi, Infektifitas Oryctes rhinoceros nudivirus (OrNV) pada Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae), serta Analisis Media Pembiakan Inang
View/ Open
Date
2021-04-27Author
Rahayuwati, Sat
Santoso, Teguh
Kusumah, Yayi Munara
Prawirosukarto, Sudharto
Dadang, Dadang
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki kekayaan hayati berupa virus Oryctes rhinoceros nudivirus (OrNV), yang merupakan genus Alphanudivirus, famili Nudiviridae. OrNV dikenal sebagai agens pengendali hayati klasik yang berhasil mengendalikan populasi Oryctes rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae) di Kepulauan Pasifik. OrNV belum dimanfaatkan dengan baik untuk mengendalikan O. rhinoceros yang merupakan hama utama tanaman kelapa dan kelapa sawit di Indonesia. Eksplorasi kekayaan hayati virus OrNV belum pernah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui informasi dasar mengenai OrNV yang ada di Indonesia. Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan dan menganalisis tingkat infeksi OrNV pada serangga inang O. rhinoceros dari sembilan titik pengambilan sampel di Indonesia; (2) menganalisis dua jenis media pembiakan larva hingga dihasilkan imago emergen; (3) mendeskripsikan dan menganalisis dokumentasi morfologi organ larva dan imago O. rhinoceros ketika dilakukan proses pembedahan; (4) menganalisis keberadaan infeksi OrNV pada organ reproduksi jantan dan betina O. rhinoceros; (5) mendeskripsikan dan menganalisis keragaman genetik OrNV sampel Indonesia, perjalanan epizootiologi dan hubungan kekerabatan dengan genus Alphanudivirus lain; (6) menganalisis tingkat virulensi isolat OrNV Indonesia dengan konsentrasi OD (Optical Density) protein 10 mg/ml pada larva instar tiga O. rhinoceros.
Larva terinfeksi OrNV tidak bisa diamati dari perubahan mesenteron tetapi dilihat melalui ciri fisik keluarnya rektum dari anus. Imago terinfeksi OrNV mudah diketahui melalui pengamatan visual mesenteron. Imago yang terinfeksi OrNV dari Sumatera Utara, Riau, Belitung, Kalimantan Tengah antara 64% hingga 90%. Persentase imago terinfeksi OrNV dari Pulau Jawa dan Sulawesi rendah dibawah 16%. Ditemukan delapan keragaman genetik dari sembilan sampel OrNV dalam penelitian ini. Genetic variability (GV) dari sembilan isolat OrNV tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu: GV tinggi (Sulawesi Barat isolat 01, Jawa Tengah isolat 01, Kalimantan Tengah isolat 01, Belitung isolat 01 dan Jawa Barat isolat 01) dan GV rendah (Sumatera Utara isolat 01, Sulawesi Tengah isolat 01, Riau isolat 01, Kalimantan Timur isolat 01). Populasi dengan nilai GV tinggi merupakan populasi OrNV dengan nilai mutasi genetik tinggi yang merupakan populasi lebih tua dibandingkan populasi GV rendah. OrNV nilai GV tinggi mengalami pola epizootiologi dengan jarak perpindahan tidak terlalu jauh. Populasi OrNV GV rendah diduga terjadi akibat genetic drift dan berpencar lintas pulau melalui pengembangan perkebunan kelapa sawit. Pohon filogenetik yang dibangun menggunakan gen DNA polymerase pada penelitian ini memberikan informasi kekerabatan genus Alphanudivirus, yang diduga karena kesamaan niche pradewasa anggota-anggotanya dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera dan Orthoptera.
Larva instar satu dan dua yang dibiakkan dalam media serbuk gergaji, dihasilkan imago emergen ukuran kecil ± 3 cm, sedangkan jika instar tiga yang dipelihara akan dihasilkan imago emergen ukuran normal ± 4 cm. Lama hidup maksimal imago dari media serbuk gergaji adalah 227,5 hari (7,6 bulan) sedangkan lama hidup imago dari media serbuk gergaji dicampur kotoran sapi adalah 254,5 hari (8,4 bulan). Lama hidup rata-rata imago dari media serbuk gergaji adalah 169,5 hari (5,7 bulan) dan imago dari media serbuk gergaji dicampur kotoran sapi adalah 146 hari (4,9 bulan). Imago mampu bertahan hidup seperti di lapangan dengan kondisi ruang pembiakan diberi bolam lampu warna hijau dan pakan imago berupa batang tebu utuh yang dipotong disesuaikan ukuran wadah.
Alphanudivirus dilaporkan hanya menginfeksi jaringan pencernaan tengah dan badan lemak larva serta imago, akan tetapi pada penelitian pendahuluan ini ditemukan OrNV pada testes jantan dan telur belum matang yang ada dalam ovari betina. Temuan ini harus dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih rinci menggunakan mikroskrop elektron baik TEM (Transmission Electron Microscopy) maupun SEM (Scanning Electron Microscope).
Larutan OrNV dengan nilai OD (optical density) protein 10 mg/ml bisa menimbulkan infeksi pada larva uji. Jumlah individu virus yang berhasil bereplikasi dalam larva uji diketahui jumlahnya menggunakan alat real time PCR. Konsentrasi OrNV 10 mg/ml menyebabkan infeksi kronik sehingga larva terinfeksi bisa berkembang hingga menjadi imago, bahkan imago jantan dan betina cukup lama bertahan hidup di laboratorium ± 5 bulan (150 hari). Perbedaan virulensi antar sembilan isolat OrNV belum terlihat pada konsentrasi OD protein 10 mg/ml.
Collections
- DT - Agriculture [728]