dc.description.abstract | Tanaman Bunga Kelelawar (Tacca chantrieri) memiliki potensi sebagai tanaman hias karena rangkaian bunganya yang unik. T. chantrieri juga dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional, terutama di Asia. Potensi T. chantrieri di Indonesia belum dieksplorasi, dan spesies ini semakin sulit ditemukan keberadaannya di habitat aslinya. Perbanyakan tanaman secara umum dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh, seperti media dan pupuk. Penelitian ini bertujuan mempelajari pertumbuhan T. chantrieri pada berbagai komposisi media organik yang mengandung mikroba dan menentukan konsentrasi pupuk optimum untuk pertumbuhan T. chantrieri yang berasal dari perbanyakan kultur jaringan. Dua aksesi T. chantrieri yang dipelajari yaitu Australia dan Kalimantan. Dosis pupuk organik yang diuji yaitu 10%, 20%, dan 40% (v/v), dan konsentrasi pupuk daun yang diaplikasikan yaitu 1 g L-1 dan 2 g L-1. Penambahan pupuk organik tidak memperbaiki pertumbuhan T. chantrieri, dan pada proporsi yang tinggi menghambat pertumbuhan, namun penambahan pupuk organik mempercepat waktu tanaman berbunga dan menambah jumlah kuntum bunga per tanaman. Aplikasi pupuk daun tidak berpengaruh terhadap pertambahan jumlah daun, panjang daun, jumlah bunga, dan buah T. chantrieri, tetapi berpengaruh nyata menghasilkan daun lebih lebar dan tangkai daun lebih panjang. Penambahan 20% pupuk organik dan aplikasi 2 g L-1 pupuk daun meningkatkan jumlah buah per tanaman. Penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman T. chantrieri aksesi Kalimantan hasil perbanyakan in vitro dapat tumbuh normal dalam kondisi ex vitro. T. chantrieri aksesi Australia sangat rentan penyakit sehingga tanaman tidak bertahan sampai berbunga dan berbuah, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menghasilkan metode yang tepat untuk penanamannya di lapang. | id |