Show simple item record

dc.contributor.advisorSukardi
dc.contributor.advisorIndrasti, Nastiti Siswi
dc.contributor.advisorSuparno, Ono
dc.contributor.authorKurniawan, Aceng
dc.date.accessioned2021-03-19T02:49:16Z
dc.date.available2021-03-19T02:49:16Z
dc.date.issued2021-02-15
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106333
dc.description.abstractPeran Agroindustri dalam perekonomian nasional suatu negara adalah mampu meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis khususnya dan pendapatan masyarakat pada umumnya, menyerap tenaga kerja, meningkatkan perolehan devisa dan mampu menumbuhkan industri yang lainnya. Namun untuk mencapai tujuan tersebut agroindustri mengalami berbagai kendala baik itu kendala yang berasal dari dalam maupun luar. Manajemen Agroindustri perlu menentukan strategi untuk mengatasi kendala dan hambatan tersebut agar pendapatan pelaku agribisnis mengalami kenaikan dan tidak mengalami penurunan. Penurunan profit yang terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan kesulitan keuangan (financial distress) sebagai tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadi kebangkrutan. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan dan memilih strategi untuk meningkatkan profitabilitas dan potensi keberlanjutan industri penyamak kulit di Sukaregang Garut, dengan menggunakan analisis Financial Management Canvas, Analisis rasio profitabilitas, analisis eko efisiensi dan analisis rasio kebangkrutan Altman Z-Score. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh struktur modal perusahaan. Struktur permodalan adalah berapa besar aktiva diperoleh dari pinjaman dan berapa besar diperoleh dari pemilik. Perubahan struktur modal terjadi karena berkurangnya modal sendiri dan bertambahnya modal asing atau modal pinjaman. Penambahan modal asing adalah penambahan modal pinjaman bank, yang harus dikembalikan beserta bunga yang telah ditentukan setiap periodenya. Biaya bunga pinjaman memiliki pengaruh terhadap perolehan laba karena biaya bunga pinjaman merupakan salah satu unsur biaya non operasional yang bersifat tetap. Untuk menutupi biaya bunga dua hal yang bisa dilakukan, pertama, menaikan harga jual produk, hal ini dilakukan oleh para pemilik toko bahan pembantu dan pemilik alat samak, kedua, mengurangi laba yang diperoleh, hal ini yang terpaksa dilakukan oleh para pengrajin kulit samak. Peningkatan pinjaman dengan sistem bunga akan menyebabkan penurunan rasio profitabilitas industri penyamak kulit di Sukaregang Garut. Rasio GPM (Gross Profit Margin), NPM (Net Profit Margin) dan ROI (Return on Invesnent) mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya jumlah pinjaman dengan sistem bunga. GPM semakin menurun dari 39.02% hingga 3537%. NPM semakin menurun dari 15.26% hingga 8.26%. ROI menurun dari 18.00% menjadi 8.05%. ROE (Return on Equity) semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah pinjaman pada struktur modalnya. Berdasarkan analisis ROE Duppon kenaikan ROE bukan disebabkan oleh kenaikan profitabilitas tetapi disebabkan oleh kenaikan struktur modal yang semakin tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah modal dari luar atau modal pinjaman dengan sistem bunga. Peningkatan rasio pinjaman dengan sistem bunga akan menurunkan potensi keberlanjutan atau meningkatkan potensi kebangkrutan industri penyamak kulit di Sukaregang Garut. Pada rasio pinjaman lebih dari 50% nilai Z-Score pada industri penyamak kulit lebih kecil dari 2.9 artinya dengan rasio pinjaman di atas 50% industri penyamak kulit memiliki potensi kebangkrutan yang semakin tinggi (potensi keberlanjutan rendah). Berdasarkan hasil analisis SOAR (strengths, opportunities, aspirations, result) dalam merumuskan strategi meningkatkan keberlanjutan industri penyamak kulit dapat dirumuskan tiga strategi, yaitu : strategi pinjaman tanpa bunga, strategi kemitraan (partnership), dan strategi peningkatan kualitas dan harga jual. Ketiga strategi tersebut berdasarkan analisis rasio profitabilitas, analisis eko ekonomi dan analisis Z-Score, strategi kemitraan (partnership) adalah strategi yang bisa meningkatkan profitabilitas dan keberlanjutan industri penyamak kulit di Sukaregang Garut dengan nilai rasio profitabilitas Gross Profit Margin (GPM) = 39.02%, rasio Net Profit Margin (NPM) = 15.26%, rasio Return on Investmen (ROI) = 18.00% dan potensi keberlanjutan tinggi (Nilai Z-Score = 17.09). Kata kunci: Industri penyamak kulit, keberlanjutan, profitabilitas, struktur modal.id
dc.description.sponsorshipBPPDN 2015id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleStrategi Peningkatan Profitabilitas dan Keberlanjutan Industri Penyamak Kulit Dengan Struktur Modal Tanpa Bungaid
dc.title.alternativeStrategy for Increasing Profitability and Sustainability of the Leather Tanning Industry with an Interest-Free Capital Structureid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordcapital structureid
dc.subject.keywordprofitabilityid
dc.subject.keywordsustainabilityid
dc.subject.keywordtanner industryid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record