Show simple item record

dc.contributor.advisorBudiarti, Sri
dc.contributor.advisorMustopa, Apon Zaenal
dc.contributor.authorFitriagustiani
dc.date.accessioned2021-03-10T13:15:22Z
dc.date.available2021-03-10T13:15:22Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106230
dc.description.abstractPemanfaatan nanopartikel sebagai media penghantaran obat secara oral adalah metode yang saat ini sedang berkembang pesat. Salah satu substansi medis yang diharapakan mampu dihantarkan secara oral melalui sistem nanopartikel adalah protein terapetik. Protein terapetik telah terbukti mampu mengobati berbagai penyakit yang berpotensi fatal seperti diabetes, gangguan jantung dan kanker. Protein terapetik juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis obat dari bahan lain karena memiliki spesifisitas yang lebih tinggi, aktivitas lebih besar dan toksisitas yang lebih rendah. Mayoritas penggunaan protein terapetik masih diadministrasikan dengan jalur injeksi. Jalur administrasi tersebut memiliki banyak keterbatasan sehingga pengembangan protein terapetik yang dapat diadministrasikan secara oral perlu dilakukan. Karakter dan sifat protein akan sangat mempengaruhi sifat fisiokimia dari nanopartikel yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk merancang Optimasi dan mengkarakterisasi nanopartikel alginat yang dilapisi kitosan sebagai bahan enkapsulasi protein dengan sifat dan karakter yang berbeda dalam penghantaran protein per-oral. Nanopartikel kitosan yang dilapisi alginat dibentuk dengan menggunakan metode gelasi ionik. Optimasi pembetukan nanopartikel dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter yang berbeda seperti perbedaan konsentrasi crosslinker, metode pencampuran, kecepatan dan lama pengadukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel kitosan yang dibentuk menggunakan sonikasi dengan rasio perbandingan konsentrasi Sodium Tripolyphosphate (STPP) : konsentrasi kitosan (1: 0.8) adalah metode terbaik untuk mendapatkan nanopartikel dengan ukuran terkecil. Setelah penambahan BSA/lisozim dan alginat ukuran partikel meningkat menjadi 812.2 nm dan Indeks Polidispersitas (PDI) 0.412 untuk BSA, 793.3 nm dan PDI 0.438 untuk lisozim. Karakteristik ini diamati dengan menggunakan Scanning Electron Microscophy (SEM), Particle Size Analyzer (PSA). Efisiensi enkapsulasi dan kapasitas loading diuji menggunakan kitosan dengan menggunakan beberapa konsentrasi yang berbeda. Efisiensi enkapsulasi BSA tertinggi didapatkan dengan menggunakan kitosan 4 mg/ml yaitu sebesar 52% dan lisozim 68%. Pengujian stabilitas dalam kondisi asam dan basa dilakukan dengan menggunakan larutan HCl pH 1.2 dan PBS 1X pH 7.4. Uji in vitro pada kondisi asam menunjukkan bahwa lisozim (±32%) dilepaskan lebih banyak daripada BSA (±10%) selama waktu inkubasi 24 jam. Dalam kondisi basa persentase pelepasan Bovine Serum Albumin (BSA) (±17%) sedikit lebih tinggi daripada lisozim (±13%) selama periode inkubasi 8 jam. Optimasi nanopartikel alginat berlapis kitosan dalam penelitian ini tampaknya lebih efektif untuk penghantaran oral BSA daripada lisozim.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleOptimasi dan Karakterisasi Nanopartikel Kitosan Salut Alginat Sebagai Sistem Penghantaran Protein Terapetik Per-Oralid
dc.title.alternativeOptimation and Characterization of Chitosan Coated Alginate Nanoparticles as a Therapeutic Protein Delivery Systemid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordalginateid
dc.subject.keywordBSAid
dc.subject.keywordchitosanid
dc.subject.keywordlysozimeid
dc.subject.keywordnanoparticleid
dc.subject.keywordoral deliveryid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record