Strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Date
2021-01Author
Haryanti, Rinrin
Imran, Zulhamsyah
Susanto, Handoko Adi
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem mangrove Kabupaten Tangerang memiliki fungsi dan manfaat
yang beragam baik sebagai fungsi ekologi, sosial, dan ekonomi. Fungsi ekosistem
mangrove secara ekologi, sosial, dan ekonomi memberikan kontribusi signifikan
baik secara langsung dan tidak langsung yang bersifat kontinyu. Kondisi ini
berdampak terhadap pemanfaatan ekosistem mangrove yang semakin intensif dan
cenderung bersifat eksploitatif dalam tiga dekade terakhir. Salah satunya
degradasi dan kerusakan ekosistem mangrove yang terjadi Kabupaten Tangerang.
Kawasan mangrove Kabupaten Tangerang terus mengalami penyusutan luas
mangrove hingga tahun 2019 mencapai 182,14 ha. Kondisi ini diikuti dengan
hilangnya fungsi-fungsi ekosistem mangrove serta terjadinya abrasi dan akresi di
wilayah pesisir Kabupaten Tangerang. Dengan demikian, diperlukan rumusan
strategi pengelolaan sebagai langkah antisipasi mencegah dan memperbaiki
degradasi dan kerusakan ekosistem mangrove secara lebih luas. Tujuan penelitian
ini adalah: (1) Mengidentifikasi kondisi mangrove dan karakteristik lingkungan
perairan ekosistem mangrove Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. (2)
Mengidentifikasi status kerusakan dan laju degradasi mangrove Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. (3) Mengestimasi nilai ekosistem mangrove di
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. (4) Memformulasikan strategi
pengelolaan mangrove di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Pengambilan data dilakukan di 23 desa pesisir Kabupaten Tangerang dari
bulan April-Oktober 2020. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu,
pertama kondisi mangrove (metode transek dan non transek) dan karakteristik
lingkungan perairan ekosistem mangrove secara insitu yang ditentukan secara
purposive sampling, kedua yaitu perubahan luasan mangrove dan garis pantai
(Arc GIS dan DSAS), laju degradasi, dan status kerusakan mangrove, ketiga yaitu
estimasi nilai ekosistem mangrove (nilai jasa penyedia, nilai jasa pengaturan, nilai
jasa penunjang, dan nilai jasa budaya) melalui pendekatan jasa ekosistem secara
purposive sampling dengan teknik survei yang digabungkan dengan teknik snow
bowling dalam penentuan responden, serta keempat yaitu rumusan strategi
pengelolaan berbasis ekosistem.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi lingkungan
perairan ekosistem mangrove (pH perairan, salinitas, oksigen terlarut, suhu
perairan, dan tekstur substrat) di Kabupaten Tangerang sesuai untuk keberadaan
dan pertumbuhan mangrove. Walaupun ada beberapa desa seperti Desa Karang
Anyar dan Desa Dadap yang konsentrasi oksigen terlarut <5 mg/L, dan pH (<6-
>8,5) yaitu di Desa Muncung, Desa Karang Serang, Desa Dadap, dan Desa
Muara. Hal ini memiliki konektivitas dengan komposisi dan distribusi mangrove
yang tersebar hampir terdapat di seluruh pesisir Kabupaten Tangerang. Komposisi
mangrove yang terdapat di Kabupaten Tangerang yaitu Rhizophora stylosa,
R.mucronata, Bruguiera cylindrica, Sonneratia caseolaris, S. alba, S. ovata,
Avicennia officinalis, A. marina, dan Excoecaria agallocha. Jenis Avicennia
marina memiliki tingkat kerapatan relatif, frekuensi relatif, dominansi relatif, dan
indeks nilai penting tertinggi (kategori pohon, semai, dan anakan) sedangkan jenis
yang terendah Excoecaria agallocha (kategori pohon), Rhizophora mucronata
(Kategori anakan), Rhizophora stylosa (kategori semai). Kondisi mangrove ini
dapat menunjukkan status kerusakan mangrove di Kabupaten Tangerang yaitu
berada pada kategori baik (padat)-rusak untuk parameter kerapatan pohon,
sedangkan kriteria sedang-rusak pada kategori penutupan. Sementara itu, laju
degradasi tertinggi selama 10 dekade yaitu 0.42 ha/tahun. Kondisi ini memicu
terjadinya perubahan garis pantai yaitu abrasi dan akresi. Dampak lain dari
degradasi dan kerusakan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang yaitu
hilangnya atau berkurangnya nilai dari fungsi-fungsi ekosistem mangrove. Fungsi
mangrove yaitu pertama sebagai nilai jasa penyedia (perikanan tangkap dan
perikanan budidaya) yaitu memiliki nilai Rp. 368.344.227, kedua sebagai nilai
jasa pengaturan (pelindung dari abrasi dan penyimpan karbon) memiliki nilai Rp
42.834.548.668, ketiga sebagai nilai jasa penunjang (produktivitas primer)
memiliki nilai Rp 7.229.200.349 /ha/tahun, keempat sebagai nila jasa budaya
memiliki nilai Rp 573.724.063.
Berdasarkan kondisi mangrove, karakteristik lingkungan ekosistem
mangrove, dan nilai ekonomi dari ekosistem mangrove maka diperlukan strategi
pengelolaan yang komprehensif dan terpadu. Strategi pengelolaan ekosistem
mangrove melibatkan berbagai aspek (ekologi, ekonomi, dan sosial) serta
berdasarkan skala prioritas diperlukan oleh Kabupaten Tangerang. Strategi
pengelolaan mangrove di Kabupaten Tangerang berdasarkan metode ELECTRE
(Elimination Et Choix Traduisant La Realite) dalam penelitian ini terfokus pada
lima strategi pengelolaan yang mewakili masing-masing aspek. Strategi
pengelolaan untuk ekosistem mangrove dari aspek ekologi yaitu rehabilitasi
mangrove serta kegiatan penyemaian, pemeliharaan, dan perawatan mangrove,
aspek sosial yaitu melibatkan secara aktif masyarakat dalam rehabilitasi mangrove
dan pembekalan materi mangrove serta pendampingan terhadap masyarakat di
setiap desa pesisir, sedangkan aspek ekonomi yaitu penyediaan donatur dan
investor untuk pelestarian mangrove.
Collections
- MT - Fisheries [3011]