dc.description.abstract | Perairan Selat Sunda merupakan salah satu wilayah yang memiliki
potensi perikanan cukup besar baik ikan pelagis kecil maupun demersal. Hasil
tangkapan dari perairan Selat Sunda sebagian besar didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Banten. Seiring meningkatnya permintaan
terhadap sumber daya ikan diduga akan menyebabkan aktivitas penangkapan
terus meningkat setiap tahunnya sehingga akan mengancam kelestarian
sumber daya ikan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
tingkat eksploitasi perikanan pelagis kecil dan demersal, menduga tingkat
tangkapan lestari maksimum (maximum sustainable yield, MSY), tangkapan
ekonomi maksimum (maximum economic yield, MEY) dan akses terbuka
(open access, OA) perikanan pelagis kecil dan demersal serta merumuskan
strategi pengelolaan perikanan pelagis kecil dan demersal.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Oktober 2018 di PPP
Labuan, Banten dengan menggunakan pendekatan penarikan contoh acak
sederhana. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer terkait panjang, bobot, jenis kelamin dan tingkat kematangan
gonad (TKG) dari ikan yang diamati sedangkan data sekunder berupa statistik
perikanan tangkap di Kabupaten Pandeglang. Jenis ikan yang diamati dalam
penelitian ini adalah ikan selar kuning (Selaroides leptolepis), tembang
(Sardinella fimbriata), kuniran (Upeneus spp.) dan kurisi (Nemipterus
japonicus). Analisis data meliputi hubungan panjang bobot, parameter
pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad dan pertama kali tertangkap,
mortalitas dan laju eksploitasi, bioekonomi, bioekonomi kompetisi serta
analisis pemangku kepentingan (stakeholder).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi perikanan
pelagis kecil dan demersal di Perairan Selat Sunda diindikasikan telah
mengalami tangkap lebih (overfishing). Rata-rata ukuran pertama kali
tertangkap (Lc) lebih kecil dari panjang pertama kali matang gonad (Lm) yang
mengindikasikan gejala growth overfishing. Hal ini diperkuat dari hasil
analisis bioekonomi yang menunjukkan bahwa pemanfaatan perikanan
pelagis kecil dan demersal diindikasikan telah mengalami tangkap lebih
secara ekonomi (economical overfishing) maupun tangkap lebih secara
biologi (biological overfishing) yang terlihat dari upaya penangkapan
maupun produksi pada kondisi aktual berada di atas MEY dan MSY. Terkait
dengan hal tersebut, strategi pengelolaan yang dapat dilakukan adalah melalui
pengaturan upaya penangkapan, waktu penangkapan, ukuran mata jaring
yang digunakan serta meningkatkan kerjasama antar pemangku kepentingan
(stakeholder) agar dapat mewujudkan pengelolaan perikanan yang
berkelanjutan. | id |