dc.description.abstract | Selat Lombok sebagai salah satu selat keluaran (outflow straits) dari lintasan
Arus Lintas Indonesia (ARLINDO), berperan penting dalam proses transformasi
massa air ARLINDO yang berasal dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia.
Konfigurasi topografi lokal dan ambang (sill) pada bagian selatan selat, fenomena
turbulensi aliran di selat ini diduga dapat memicu terjadinya percampuran massa air
yang mengakibatkan transformasi massa air. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis stratifikasi dan karakteristik massa air serta mengkuantifikasi
percampuran turbulen massa air di Perairan Selat Lombok.
Dataset yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 41 data profil suhusalinitas-kedalaman (CTD) hasil survei hidrografi di wilayah Selat Lombok dan
bagian utara/selatan selat tahun 2016, 27 data CTD/LADCP hasil pengukuran
berulang (yoyo) di satu titik pengukuran di tengah selat, dan data arus laut dari
shipboard ADCP hasil pengukuran berulang pada transek yang memotong selat
tahun 2009. Dataset tersebut diperoleh dari beberapa sumber. Stratifikasi dan
struktur massa air ARLINDO dianalisis dengan menentukan gradien menegak suhu
pada batas kedalaman lapisan tercampur (<0.001 °C/m) dan termoklin (0.01 °C/m).
Struktur massa air diidentifikasi dari hubungan suhu-salitas (diagram T-S) dimana
massa air ARLINDO dan massa air local di wilayah ini dapat dipetakan pada
kisaran suhu-salinitas-kedalaman-densitas potensial tertentu. Analisis data
percampuran turbulen menggunakan metode analisis Thorpe, yang terdiri dari
perhitungan skala Thorpe (LT), skala Ozmidov (LO), frekuensi Brunt Vaisala (N2
),
estimasi disipasi energi (ε) dan difusivitas vertikal (KZ) setelah lolos uji derau
Galbraith-Kelley (GK). Analisis data arus laut dari LADCP digunakan untuk
mengestimasi shear dalam menentukan bilangan Richardson, serta untuk
menganalisis distribusi arus laut pada berbagai kedalaman.
Perairan Selat Lombok teridentifikasi memiliki 7 jenis massa air, secara
berturut-turut dari permukaan terdapat massa air Laut Jawa, massa air percampuran,
NPSW, NPIW, NIIW, BSW dan IDW. Distribusi massa air Laut Jawa (isopiknal
21.5) pada utara sampai sill Selat Lombok. Massa air percampuran (isopiknal 22.5),
NPSW (isopiknal 24.5) dan NPIW (isopiknal 26.5) terdistribusi dengan baik di
seluruh Perairan Selat Lombok.
Stratifikasi dari frekuensi brunt vaisala ditemukan maksimum di lapisan
termoklin karena terkait dari gradien vertical suhu maksimum yang memiliki
tingkat kestabilannya yang tinggi. Nilai frekuensi Brunt Vaisala yang relatif rendah
di lapisan tercampur dekat permukaan dan lapisan di bawah termoklin berpotensi
terbentuknya inversi densitas yang mengarah pada percampuran turbulen, yang
secara kuantitatif dapat diestimasi dengan metode Thorpe. Estimasi nilai disipasi
energi (ε) berkisar antara 1.86E10-6
- 5.73E10-7 Wkg-1
, dimana nilai terbesar tercatat
di lapisan termoklin dan semakin menurun dengan bertambahnya kedalaman. Nilai
difusivitas vertikal (KZ) ditemukan sekitar 3.67E10-2
- 1.04E10-2 m2
s
-1
, dimana nilai
difusivitas yang paling tinggi tercatat di lapisan dalam.
Massa air ARLINDO mengalami perubahan nilai salinitas dari 34.8 psu
menjadi 34.7 psu ketika berada di tengah selat. Propagasi gelombang terlihat berada
di sekitar sill, sebagai daerah pembangkitan. Aliran ARLINDO yang kuat kearah
baratdaya terlihat jelas di lapisan termoklin dengan nilai shear sekitar 0.92 s-2
.
Bilangan Richardson di lapisan termoklin berada pada nilai >0.25 (di atas ambang
kritis), sedangkan pada lapisan tercampur dan di bawah termoklin termasuk
kategori di bawah ambang batas | id |