dc.contributor.advisor | Mawardi, Wazir | |
dc.contributor.advisor | Riyanto, Mochammad | |
dc.contributor.author | Aditya, Henita | |
dc.date.accessioned | 2021-03-08T00:08:26Z | |
dc.date.available | 2021-03-08T00:08:26Z | |
dc.date.issued | 2021 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106194 | |
dc.description.abstract | Bubu merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan dalam
kegiatan penangkapan rajungan. Spesies rajungan yang banyak ditangkap yaitu
jenis Portunus pelagicus. Upaya perbaikan teknologi penangkapan terus dilakukan
dilapangan agar dapat meningkatkan efektivitas dalam kegiatan penangkapan.
Pembuatan suatu konstruksi alat tangkap perlu mengetahui tingkah laku target
tangkapan. Sehingga tingkah Laku Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap bubu
lipat perlu diamati untuk mendesain ulang bagian konstruksi mulut agar dapat
meningkatkan efektivitas bubu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bentuk
mata jaring dan sudut lintasan bubu lipat rajungan dan mengetahui informasi
respons dan tingkah laku rajungan (Portunus pelagicus) terhadap bentuk mulut
bubu lipat.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019 dan Januari sampai
Februari 2020 di Laboratorium Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapang,
Sekolah Tinggi Perikanan, Serang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode obsevasi dan metode eksperimental laboratorium. Faktor percobaan yang
dilakukan pada metode observasi meliputi perbedaan sudut lintasan (20°, 40° dan
60°) dan bentuk mata jaring (square dan diamond). Parameter yang diamati pada
tahap observasi adalah waktu merayap dan pola pergerakan rajungan. Hasil pada
tahap observasi kemudian digunakan untuk menentukan desain yang digunakan
pada tahap eksperimental laboratorium. Pengamatan yang dilakukan pada tahap
eksperimental laboratorium yaitu untuk mengetahui perbedaan respons dan pola
tingkah laku rajungan pada bentuk mulut bubu kontrol dan bubu eksperimen.
Parameter yang diamati pada eksperimental laboratorium adalah perbandingan
keberhasilan rajungan masuk pada bubu, waktu tempuh rajungan pada saat
menemukan posisi mulut bubu, kecepatan rajungan masuk ke dalam bubu, respons
dan tingkah laku rajungan, jumlah respons rajungan terhadap bubu dan kecepatan
respons rajungan pada bubu. Proses pengamatan dilakukan dengan menggunakan
bantuan CCTV yang terpasang pada bagian atas bak percobaan. Rajungan yang
digunakan dalam penelitian memiliki ukuran lebar karapas 100-150 cm dan
berjumlah 15 ekor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bentuk mata jaring dan
sudut lintasan yang berbeda memberikan pengaruh terhadap waktu tempuh dan pola
rajungan pada saat melintas. Rata-rata waktu merayap rajungan pada mata jaring
square dengan sudut 20° sebesar 12.36 detik, sudut 40° sebesar 19.87 detik, dan
sudut 60° sebesar 11.33 detik. Rata-rata waktu merayap rajungan pada mata jaring
berbentuk diamond dengan sudut 20° sebesar 20.12 detik, sudut 40° sebesar 21.06
detik dan sudut 60° sebesar 10.38 detik. Pola peregrakan rajungan pada saat diatas
lintasan cenderung berbeda. Pola pergerakan rajungan pada lintasan square mesh
cenderung bergerak tegak lurus, sedangkan pada lintasan diamond mesh pola
pergerakan rajungan tidak beraturan atau berbentuk zig-zag.
Pengujian pada konstruksi bubu yang memiliki bentuk sudut lintasanmulut
bubu yang berbeda menunjukkan persentase rajungan yang gagal menemukan
bagian mulut bubu lebih tinggi dibandingkan dengan rajungan yang berhasil masuk
pada bubu. Rajungan yang gagal menemukan mulut bubu sebanyak 43% untuk
bubu kontrol dan 52% untuk bubu modifikasi, sedangkan rajungan yang berhasil
masuk sebanyak 24% untuk bubu kontrol dan 19% untuk bubu modifikasi. Terdapat
lima pola pergerakan rajungan rajungan terhadap bubu diantaranya straight to
entrance, side to entrance, side to side, entrance to side dan straight to side.
Kecepatan rata-rata rajungan masuk adalah 127.89 ± 46.48 detik untuk bubu kontrol
dan 88.45 ± 5.74 detik untuk bubu modifikasi. Penggunaan sudut 40 ° pada bubu
lipat rajungan dapat meningkatkan efektivitas waktu merangkak rajungan. | id |
dc.description.abstract | The collapsible trap is the most fishing gear used by fisherman in Blue
Swimming Crab (BSC) Fishing. The most BSC species catched is Portunus
pelagicus. The improvement of fishing technology has been conducted continously
on the field to increase the effectivity in the fishing activity. The construction of
fishing gear need to know fish behavior, so that BSC behavior to collapsible trap
need to be observed to redesign the entrance of the collapsible trap in order to
increase the effectivity of the trap. The purpose of this study was to determine
design of mesh size and angle of entrance gate on the trap and to know response
and behavior of BSC to the entrance design of trap.
The research was conducted on December 2019, January - February 2020
on Laboratory of Field Fisheries Training, Jakarta Fisheries University. This study
was conducted by observation and laboratory experiment method. The trial factor
on the observation method were different angle of entrance gate (20°, 40°, and 60°)
and design of mesh size (square and diamond). The parameter observed on the
observation step were crawl time, movement pattern, and BSC behavior. The result
on the observation method was used to determine design that would be used onthe
laboratory experiment step. The observation conducted on the laboratory
experiment step were to know the difference in response and BSC behavior pattern
of the entrance design on control and experiment trap. The parameter observed on
laboratory experiment step were the ratio of success crab entered to the pot, the
speed of crab entered to the pot, response and behavior of crab, number of crab
response to trap, and response speed of crab to trap. These parameters was observed
by CCTV that was set on the top of experiment tub. The BSC used on this
experiment were 15 with width carapace of 100-150 cm.
The result showed that the use of different mesh size and entrance gate
design taken effect on crawl time and movement pattern of BSC. The average crawl
time of square mesh size with angle of 20o was 12.36 second, with angle of 40o was
19,87 second, and with angle of 60o was 11.33 second. The movement pattern of
BSC on the entrance gate tended to be different. The movement pattern of BSC on
the entrance gate with square mesh size tended to straight, while the movement
pattern of BSC on the entrance gate with diamond mesh size tended to randomand
zig zag.
The experiment on trap construction that had different angle of entrance gate
showed that the percentage of failed crab to find the entrance was higher than
success crab. The failed crab found the entrance was 43 % on control trap and 52
% on modification trap. Then, the success crab found the entrance was 24 % on
control trap and 19 % on modification trap. There were five movement patterns of
crab to the pot i.e. straight to entrance, side to entrance, side to side, entrance to the
side, and straight to side. The average speed of crab to enter was 127.89 ± 46.48
second on control trap, and 88.45 ± 5.74 second on modification trap. The use of
angle of 40o
on BSC could increase the effectivity of crawling time. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Penentuan Desain Mulut Bubu Lipat Berdasarkan Tingkah Laku Rajungan (Portunus pelagicus) | id |
dc.title.alternative | Determining Entrance Design of Trap Based on Blue Swimming Crab Behavior (Portunus pelagicus) | id |
dc.type | Thesis | id |
dc.subject.keyword | behavior | id |
dc.subject.keyword | blue swimming crab | id |
dc.subject.keyword | collapsible trap | id |
dc.subject.keyword | portunus pelagicus | id |
dc.subject.keyword | response | id |