Show simple item record

dc.contributor.advisorAziz, Sandra Arifin
dc.contributor.advisorAndarwulan, Nuri
dc.contributor.advisorMelati, Maya
dc.contributor.advisorSuwarto
dc.contributor.authorPutri, Fiadini
dc.date.accessioned2021-03-02T10:57:02Z
dc.date.available2021-03-02T10:57:02Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106157
dc.description.abstractTanaman bawang merah pada umumnya dipanen umbinya dan belum banyak dimanfaatkan bagian daunnya sebagai sayuran. Daun bawang merah memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sayuran fungsional. Percobaan pertama menguji lima varietas bawang merah yaitu Bauji, Lokana, Tuk Tuk, Rubaru dan Palasa yang ditanam untuk mengetahui karakteristik bahan bioaktif, pertumbuhan dan produksinya dan disusun dalam percobaan yang menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Varietas Lokana memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dan ukuran daun yang lebih panjang dan besar dibandingkan dengan Bauji, Tuk Tuk, Rubaru dan Palasa sehingga dapat menghasilkan produksi daun bawang merah tertinggi yaitu 7.17 t ha-1, sedangkan produksi daun terendah adalah Palasa yaitu sebesar 2.21 t ha-1. Selain memiliki ukuran daun bawang merah yang lebih besar, Lokana juga memiliki kadar flavonoid yaitu mirisetin (16.18 mg 100 g-1 BK) dan rutin (5.66 mg 100 g-1 BK) yang tertinggi dibandingkan varietas lainnya. Kadar fosfor dalam daun bawang merah memiliki pengaruh langsung terhadap kadar bahan bioaktif tanaman yaitu rutin dan mirisetin. Varietas Lokana dengan karakter daun yang besar dan memiliki bahan bioaktif flavonoid berupa rutin dan mirisetin yang tinggi lebih potensial digunakan dalam produksi daun bawang merah. Percobaan kedua dan ketiga dilaksanakan pada tegalan di dataran tinggi Lembang. Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan tiga ulangan dengan perlakuan 0-150% dosis pemupukan anjuran untuk umbi bawang merah berdasarkan pedoman teknis pengelolaan tanaman terpadu bawang merah yaitu N 190 kg ha-1, P2O5 92 kg ha-1, dan K2O 120 kg ha-1. Percobaan di dataran tinggi dilakukan pada musim hujan dan kemarau. Percobaan keempat dengan perlakuan yang sama dilakukan di dataran rendah Cikabayan, Bogor pada musim kemarau. Percobaan di dataran tinggi Lembang menunjukkan bahwa, berdasarkan hasil uji t bobot segar dan produksi daun (19.09 t ha-1) pada musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan pada musim kemarau (17.25 t ha-1). Kandungan bahan bioaktif daun bawang merah berupa total fenol dan total flavonoid tidak menunjukkan perbedaan signifikan antar dosis pupuk baik pada musim hujan maupun kemarau. Produksi daun pada musim kemarau, signifikan lebih tinggi di dataran tinggi Lembang dibandingkan dengan yang di dataran rendah Cikabayan, Bogor. Produksi tertinggi daun bawang merah di dataran tinggi Lembang dengan sistem penanaman tegalan dan kesuburan tanah yang baik tercapai pada pemberian pupuk sebesar 50% dari dosis anjuran pupuk untuk produksi umbi atau 95 kg N ha-1; 46 kg P2O5 ha-1; 60 kg K2O ha-1 baik pada musim hujan maupun kemarau. Panen daun bawang merah dapat dilakukan menjelang pengisian umbi dengan heat unit sebesar 455 oC hari. Kata kunci: fenol, flavonoid, mirisetin, rutinid
dc.description.sponsorshipLembaga Pengelola Dana Pendidikanid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKarakteristik Bahan Bioaktif, Pertumbuhan, dan Produksi Daun Bawang Merah pada Ketinggian Tempat, Musim dan Dosis Pupuk yang Berbedaid
dc.title.alternativeBioactive Compound Characteristics, Growth, and Green Shallots Production at Different Altitudes, Seasons and Fertilizer Ratesid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyworddry seasonid
dc.subject.keywordflavonoidid
dc.subject.keywordmyricetinid
dc.subject.keywordphenolicid
dc.subject.keywordrutinid
dc.subject.keywordrainy seasonid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record