dc.description.abstract | Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang terdapat di Palabuhanratu memiliki
manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, namun juga menimbulkan permasalahan
dalam pembangunannya yang berdampak kepada nelayan kecil. Dampak tersebut
diduga mempengaruhi pendapatan nelayan kecil. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kondisi perikanan tangkap kecil dan mengidentifikasi dampak
keberadaan PLTU terhadap kegiatan penangkapan ikan nelayan kecil disekitar
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu. Metode penelitian
dilakukan dengan studi kasus dan penentuan sampel secara accidental sampling.
Adapun jumlah narasumber yang menjadi sampel sebanyak 83 orang nelayan
kecil. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi perikanan tangkap skala kecil di Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terdiri dari nelayan yang
mengoperasikan armada penangkapan dengan ukuran kapal ≤ 10 GT atau disebut
dengan kapal skala kecil. Armada penangkapan tersebut dioperasikan oleh
nelayan kecil dengan alat tangkap terdiri dari jaring payang, pancing ulur, jaring
rampus dan trammel net. Daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap tersebut
tidak jauh dari garis pantai. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya PLTU antara
lain, nelayan harus melaut lebih jauh karena wilayah yang sebelumnya merupakan
DPI nelayan kecil telah menjadi zona larangan penangkapan sehingga nelayan
harus melaut lebih jauh. Selain itu dampak yang ditimbulkan di sekitar kawasan
PLTU yaitu pencemaran air laut dan meningkatkan suhu perairan. Dampak
tersebut mengakibatkan pendapatan nelayan yang menurun. Pendapatan nelayan
menurun berkisar antara 77,20-89,70% dengan rata-rata 85,16%. Armada
penangkapan mengalami penurunan pendapatan pada rata-rata unit penangkapan
yang terjadi pada trammel net (89,70%), payang (87,65%), jaring rampus
(86,10%) dan pancing ulur (77,20%). | id |