Show simple item record

dc.contributor.advisorZairin Jr, Muhammad
dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorSuprayudi, Muhammad Agus
dc.contributor.authorSamalei, Ermianus
dc.date.accessioned2021-02-17T03:52:37Z
dc.date.available2021-02-17T03:52:37Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105962
dc.description.abstractIkan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang tersebar luas dan banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Namun, tantangan utama dalam budidaya campur kelamin adalah terjadinya kematangan gonad yang terlalu cepat dan pemijahan yang tidak terkendali yang sering mengakibatkan kepadatan tinggi dan pertumbuhan lambat, karena energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan somatik dialihkan ke pertumbuhan dan perkembangan gonad. Akibatnya untuk mencapai ukuran konsumsi, ikan membutuhkan waktu yang lama. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengendalikan reproduksi ikan nila diantaranya seks reversal, seleksi, hibridisasi atau manipulasi genetik. Diantara metode ini, teknik seks reversal yang paling populer dengan menggunakan hormon steroid sintetik 17α-metiltestosteron (MT). Namun, penggunaannya sudah dibatasi terkait dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan, dan relatif mahal. Oleh karena itu, perlu upaya lain dengan tujuan yang sama melalui penghambatan perkembangan gonad dengan metode hormonal, untuk memaksimalkan pertumbuhan somatik. Salah satu hormon yang berperan dalam hal ini adalah hormon steroid. Sumber hormon steroid eksogenus dapat berasal dari hewan (steroid) dan tanaman (fitosteroid/steroid -like substance). Fitosteroid diketahui memiliki peran dalam menghambat perkembangan gonad dan meregulasi pertumbuhan ikan. Salah satu tanaman potensial yang memiliki sifat steroidogenik adalah tanaman Melastoma malabathricum L. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis optimum ekstrak daun karamunting yang dapat menghambat perkembangan gonad ikan nila sehingga meningkatkan laju pertumbuhan somatik dan mengevaluasi pengaruhnya sebagai agen seks reversal alami pada ikan nila Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dengan tiga ulangan: ekstrak 0 g kg-1 pakan (K), ekstrak 0,5 g kg-1 pakan, 1 g kg-1 pakan, 2 g kg-1 pakan, dan 4 g kg-1 pakan. Larva ikan nila sebelum diferensiasi seks (7 dph) dengan bobot 12±0,001 mg dan panjang 8,7±0,004 mm secara acak dimasukkan ke dalam 15 buah akuarium (100×50×50 cm3 ) dengan menggunakan sebuah sistem resirkulasi. Ikan tersebut diberi pakan komersial (CP 41%) yang diberi ekstrak daun karamunting dengan berbagai dosis secara at satiation (tiga kali sehari) selama 112 hari (16 minggu). Penggantian air tandon dilakukan sebanyak 15% per minggu di bulan pertama, sebanyak 30% di bulan kedua dan ketiga, serta 50% di bulan keempat. Penimbangan bobot dan pengukuran panjang dilakukan setiap dua minggu sekali. Sampling gonado somatik indeks (GSI) dan pembuatan preparat histologi gonad dilakukan pada minggu ke-12 (D84), ke-14 (D98), dan ke-16 (D112). Perhitungan nisbah kelamin, tingkat kelangsungan hidup kumulatif, dan konversi pakan selama pemeliharaan dilakukan di akhir penelitian. Pengukuran kualitas air (pH dan suhu) dilakukan setiap hari, dissolved oxygen (DO) setiap minggu dan amonium total (total ammonical nitrogen, TAN) di awal dan akhir penelitian. Penyifonan feses dan sisa pakan dilakukan untuk tetap menjaga kualitas air. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata bobot, panjang, laju pertumbuhan mutlak, dan laju pertumbuhan harian tertinggi, serta FCR terendah diperoleh pada perlakuan 1 g kg-1 pakan yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol. Nilai nisbah kelamin jantan tertinggi diperoleh pada perlakuan 4 g kg-1 pakan (80,12±4,67%) yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan kontrol (66,68±7,22%), namun nilai sintasannya paling rendah (84,44±5,09%) dibandingkan dengan kontrol (93,33±3,34%). Semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap nilai GSI pada sampling D84 dan D98. Namun, perlakuan 1 g kg-1 pakan pada sampling D112 berbeda nyata (P<0,05) dengan semua perlakuan. Hasil histologi gonad di akhir penelitian (D112) menunjukkan bahwa perlakuan 1 g kg-1 pakan mengindikasikan penghambatan perkembangan testis dan ovari yang paling besar yang masing-masing berada pada TKG II, dibandingkan dengan perlakuan 0,5 g kg-1 pakan (TKG III), dan dibandingkan dengan kontrol (TKG IV dan TKG V). Pada dosis tinggi (4 g kg-1 pakan) menunjukkan efek penghambatan hanya terjadi pada ovari tetapi tidak pada testis yang ditunjukkan dengan nilai GSI tertinggi dan hasil histologinya berada pada TKG II (D84), TKG III (D98), dan TKG IV (D112) dengan fase perkembangan relatif sama dengan kontrol. Selama pemeliharaan parameter kualitas air berada pada batas toleransi ikan uji yakni DO (4,1−6,8 mg L -1 ), TAN (0,01−0,97 mg L -1 ), pH (6,5−7,6), dan suhu (26−29°C). Dengan demikian perlakuan 1 g kg-1 pakan merupakan dosis terbaik dalam menghambat perkembangan gonad ikan nila dan memberikan performa pertumbuhan terbaik. Ekstrak daun karamunting juga potensial sebagai agen sex reversal alami pada ikan nila.id
dc.description.abstractTilapia is an important freshwater aquaculture species that is widely distributed and cultivated because it has high economic value. However, the main challenge in the mixed-sex culture is their precocious maturation and uncontrolled spawning, which often resulted in overcrowding and stunted of the fish, since the energy that should be used for somatic growth is diverted to gonad growth and development. Hence, it takes a long time to reach the market size. Several methods have been developed to control tilapia reproduction including sex reversal, selection, hybridization, or genetic manipulation. Of all these methods, the sex reversal technique is the most popular using synthetic steroid hormone 17αmethyltestosterone (MT). However, its use has been limited due to negative impacts on the environment, health, and relatively expensive. Therefore, other efforts need to be made with the same goal through retardation of gonad maturation by hormonal methods, to maximize somatic growth. Steroid hormones are known to have a role in the process of inhibition of gonad maturation and regulate growth in tilapia. Exogenous steroid hormone sources derived from animals (steroids) and plants (phytosteroid/steroid-like substance). One of the potential plants that have steroidogenic properties derived from the Melastoma malabathricum L plant. Thus, the main objective of this study was to determine the optimum dose of extract M. malabathricum leaves that could inhibit the gonadal development of tilapia to increase the rate of somatic growth and evaluate its effectiveness as a natural sex reversal agent in tilapia production. This research was carried out experimentally using a Completed Randomized Design consisting of five treatments (extract 0, 0.5, 1, 2, and 4 g kg-1 diet) and three replications, respectively. Undifferentiated larvae of tilapia (7 dph) with a weight of 12±0,001 mg and length 8.7±0,004 mm randomly distributed (n=30) to fifteen aquaria tanks (100×50×50 cm3 ) using a recirculation system. They were fed a commercial diet (41% crude protein) sprayed with varying doses of M. malabathricum leaves extract at satiation (three times a day) for 112 days. During the study, the water in tandon replaced as much as 15% per week in the first month, while in the second and the third month was 30% and in the fourth month was 50% per week. Measurement of fish weight and length were done every two weeks. GSI sampling and gonad histological preparation were made at 12th (D84), 14th (D98), and 16th (D112) week. Observation of sex ratio, cumulative survival rate, and feed conversion during experimental were carried out at the end of the study. Measurements of water quality (pH and temperature) were done every day, Dissolved Oxygen (DO) as every week, and total ammonical nitrogen (TAN) at the beginning and the end of the study. Siphoning of fecal and wasted feed was carried out to maintain water quality. The results obtained showed that the highest average body weight, length, growth rate, and specific growth rate, as well as the lowest FCR of treated fish in the treatment of 1 g kg-1 diet, was significantly different (P<0.05) compared to the control. The highest male sex ratio was obtained in the treatment of 4 g kg-1 diet (80.12±4.67%) was significantly different (P<0.05) compared to the control (66.68±7.22%), but the survival rate was the lowest (84.44±5.09%) compared to the control (93.33±3.34%). All treatments were not significantly different (P>0.05) on the GSI values in the sampling of D84 and D98. However, the treatment of 1 g kg-1 diet in the sampling of D112 was significantly different (P<0.05) from all treatments. The final histological results (D112) showed that the treatment of 1 g kg-1 diet indicated the greatest inhibition of the testes and ovaries, which was in stage II compared to the treatment of 0.5 g kg-1 diet (stage III), and compared to the control (stage IV and stage V), respectively. At the high doses (4 g kg-1 diet) showed that the inhibitory effect only occurred on the ovaries but not on the testes which was shown with the highest GSI values and the histological results were at stage II (D84), stage III (D98), and stage IV (D112) with relatively the same developmental phase as controls. The water quality parameters during the experiment are within the tolerance limits of treated fish such as DO (4.1−6.8 mg L-1 ), TAN (0.01−0.97 mg L-1 ), pH (6.5−7.6), and temperature (26−29°C). Therefore, administration of 1 g extract kg-1 diet was the best dose in inhibiting of gonadal development of tilapia and suggested as a potential natural sex reversal agent in tilapia.id
dc.description.sponsorshipPEMDA MENTAWAIid
dc.language.isoidid
dc.titlePerkembangan Gonad dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila Oreochromis niloticus yang Diberi Ekstrak Daun Karamunting Melastoma malabathricum L.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordMelastoma malabathricum, gonadal inhibition, sitosterol, Oreochromis niloticusid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record