Analisis Kadar Timbal (Pb) Darah dan Dampaknya terhadap Pedagang Kaki Lima di Terminal Kampung Rambutan

Abstract

Terminal Kampung Rambutan memiliki aktivitas keluar masuk kendaraan umum 20,7% lebih tinggi dibandingkan dengan terminal lainnya di Jakarta. Terminal berpotensi menjadi sumber tempat pencemar udara yang berasal dari kendaraan bermotor. Pembakaran mesin yang tidak sempurna akan menghasilkan emisi yang berpotensi mencemari lingkungan. Emisi kendaraan bermotor mengandung logam berat seperti timbal (Pb). Timbal (Pb) yang dihasilkan dari kendaraan bermotor akan bercampur ke udara dan terhirup oleh pengguna jalan, khususnya pedagang kaki lima yang termasuk dalam kelompok masyarakat berisiko tinggi terhadap paparan timbal (Pb) karena setiap hari menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis kadar timbal (Pb) dalam darah pedagang kaki lima, (2) menganalisis pengaruh antara karakteristik responden terhadap kadar timbal (Pb) darah, (3) mengidentifikasi dampak dari akumulasi bahan pencemar timbal (Pb) terhadap faktor ekonomi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif, analisis regresi linier berganda dan analisis Cost of Illness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang kaki lima di Terminal Kampung Rambutan sebagian besar (60%) memiliki kadar timbal melebihi batas aman yaitu sebesar 10 µg/dL. Karakteristik responden yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar timbal (Pb) dalam darah, yaitu waktu kerja harian dan usia. Waktu kerja responden di dalam terminal menandakan bahwa responden tersebut memiliki waktu paparan timbal (Pb) yang lama, sehingga semakin lama waktu paparan timbal (Pb) maka akan secara signifikan berdampak pada kadar timbal (Pb) dalam darah. Usia responden berpengaruh terhadap kenaikan kadar timbal dalam darah diduga karena adanya penurunan fungsi fisiologis pada responden yang memiliki usia lebih tua. Dampak negatif yang dirasakan oleh responden akibat timbal (Pb) adalah memiliki gejala anemia serta adanya pengeluaran tambahan untuk pengobatan dan dirasakan langsung oleh 56,67% responden dari total keseluruhan responden. Total cost of illness akibat paparan timbal (Pb) dari aktivitas kendaraan bermotor adalah sebesar Rp. 783.484.000/tahun untuk pengobatan diluar rumah sakit dan Rp. 2.135.120.000/tahun untuk pengobatan di rumah sakit. Nilai tersebut merupakan nilai kerugian yang harus ditanggung oleh pedagang kaki lima di Terminal Kampung Rambutan akibat adanya paparan timbal (Pb).

Terminal Kampung Rambutan has 20,7% higher activity in and out of public transportation compared to the other terminals in Jakarta. Terminal has potential to be a source of air pollutants orginating from motorized vehicles. Incomplete engine combustion will produce emissions that have the potential to pollute the environment. Emissions of motor vehicles contain heavy metals such as lead (Pb). Lead (Pb) produced from motorized vehicles will be mixed into the air and inhaled by road users such as street vendors, pedestrians, motorized drivers, and traffic regulators. The length of contact of road users with polluted air causes road users, especially street vendors who belong to the community group at a high risk of lead exposure (Pb), because they sell their wares on the roadside every day. The aim of this study is to (1) analyze lead levels (Pb) in the blood of street vendors; (2) to analyze the relationship between respondent characteristics and blood lead (Pb) levels, and (3) to identify the impact of accumulated pollutants lead (Pb) on economic factors. This study used descriptive qualitative and quantitative analysis, multiple linear regression analysis and Cost of Illness analysis. The results showed that the majority of street vendors in Kampung Rambutan Terminal mostly (60%) had lead levels exceeding the safe limit that is equal to 10 µg / dL. The characteristics of respondents have a significant effect on lead levels (Pb) in the blood are daily work time and ages. The number of respondent work time in the terminal indicates that the respondent has a long exposure time for lead (Pb), so the longer the lead (Pb) exposure time will significantly impact the lead (Pb) level in the blood. Respondent's age has an effect on the increase in blood lead levels allegedly due to a decrease in physiological function in respondents who have an older age. The negative impact felt by respondents due to lead (Pb) is having symptoms of anemia and additional expenses for treatment and felt directly by 56.67% of the total respondents.The total cost of illness due to lead exposure (Pb) from motor vehicle activity is IDR 13.750.000/ year. IDR 783,484,000/year for treatment outside the hospital and IDR. 2.135.120.000/year for treatment in hospital. This value is the loss that must be borne by the street vendors at Kampung Rambutan Terminal due to lead exposure (Pb).