Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorMardiana, Rina
dc.contributor.authorRosmanita, Ike
dc.date.accessioned2021-01-27T10:07:17Z
dc.date.available2021-01-27T10:07:17Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/105455
dc.description.abstractPengelolaan hutan bersama masyarakat merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan tetap menjaga kelestarian hutan di lahan Perhutani. PHBM adalah salah satu bentuk resolusi konflik bagi masyarakat karena kondisi sebelumnya daerah tersebut sering terjadi konflik dalam pemanfaatan lahan negara atau lahan daerah perhutani. Implementasi PHBM yang dilakukan oleh masyarakat saat ini masih belum optimal karena masih ada beberapa anggota kelompok atau masyarakat yang tidak melakukan pengelolaan lahan yang diberikan secara sendiri atau sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) menganalisis profil kelompok tani dalam pengelolaan hutan 2) menganalisis hubungan gaya kepemimpinan dan kohesivitas kelompok dengan perilaku PHBM 3) menganalisis hubungan konformitas dengan perilaku PHBM dan 4) menganalisis hubungan nilai individu dengan perilaku PHBM. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survey. Data diperoleh melalui proses wawancara langsung dan kuesioner dengan anggota kelompok sebanyak 100 orang. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson menggunakan software SPSS untuk uji hubungan masing-masing variabel. Hasil penelitian menunjukkan sosok pemimpin yang demokratis tidak memengaruhi anggota kelompok dalam hal budidaya pertanian karena anggota kelompok mempunyai cara sendiri dalam budidaya pertanian. Meskipun demikian, pemimpin yang demokratis dan mampu mengayomi anggota dapat memengaruhi masyarakat dalam menjaga keamanan hutan. Hubungan kekerabatan dan juga keeratan antar anggota membuat kohesivitas anggota kelompok berada dalam kategori sedang. Semakin kohesif anggota kelompok, maka ketika terjadi penyimpangan dalam hal pengelolaan lahan pertanian cenderung dibiarkan saja dan sudah menjadi rahasia umum, tidak untuk dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Pada aspek menjaga keamanan hutan, semakin kohesif anggota kelompok maka perilaku dalam menjaga hutan cenderung semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena anggota kelompok saling merasa sungkan terhadap anggota lainnya yang sudah rela melakukan pengamanan hutan. Konformitas yang dilakukan anggota kelompok berada dalam kategori tinggi. Konformitas dalam pengelolaan lahan pertanian dan menjaga keamanan hutan didasari pada 1) kelompok memiliki pengetahuan lebih dibandingkan dirinya atau mengandalkan saran orang lain 2) meniru perilaku dominan kelompok atau anggota lain 3) mengikuti tern kelompok 4) mudah dibujuk 5) keinginan untuk tidak berkonflik antar sesama anggota 6) rasa kekeluargaan yang tinggi dan 7) takut akan sanksi yang diberikan. Nilai individu masyarakat menganut nilai biosfirik, akan tetapi dalam praktik budidaya pertanian masyarakat masih mengesampingkan aspek ekologi dan masih mementingkan ekonomi. Pengelolaan hutan yang lestari terjadi ketika aspek ekonomi sudah dirasakan oleh masyarakat atau ketika kebutuhan ekonomi sudah terpenuhi maka masyarakat akan cenderung memerhatikan aspek ekologi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKomunikasi Lingkungan dan konformitas kelompok dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakatid
dc.title.alternativeEnvironmental Communication and Conformity in Forest Management Together with the Societyid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordEnvironmental communicationid
dc.subject.keywordPHBMid
dc.subject.keywordCommunicationid
dc.subject.keywordConformityid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record