Model Permintaan dan Langkah Pengelolaan Ekowisata Mangrove di Desa Karangsong Indramayu
Abstract
Mangrove di Desa Karangsong merupakan kawasan yang memiliki banyak
potensi jasa-jasa lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk menilai jasa wisata
ekowisata mangrove Karangsong melalui model permintaan serta menduga faktor
faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut untuk kemudian merumuskan
langkah pengelolaan yang sesuai untuk kawasan tersebut. Penelitian dilakukan pada
bulan Juni sampai dengan Juli 2019. Analisis yang digunakan yaitu analisis Travel
Cost Method, Willingness To Pay, dan Strength Weakness Opportunity Threats.
Keunggulan yang dimiliki oleh obyek wisata yaitu keberadaan ekosistem mangrove
yang masih alami dan terkelola dengan baik dan menjadikan daya tarik bagi
kawasan ini. Persepsi menunjukkan bahwa lebih dari 50% wisatawan yang
berkunjung menyatakan puas telah berwisata di kawasan ini. Faktor yang
siginifikan mempengaruhi permintaan wisata yaitu pendapatan, waktu lama
kunjungan dan anggaran rekreasi. Kesediaan membayar untuk menikmati jasa
wisata rata-rata sebesar Rp. 22.264 per orang. Berdasarkan analisis SWOT
menunjukan langkah-langkah pengelolaan yang direkomendasikan untuk dilakukan
di ekowisata mangrove di Desa Karangsong adalah meningkatkan kerjasama dan
upaya penggalian sumber dana untuk pemanfaatan pengelolaan, seperti kerjasama
dengan lembaga pendidikan membuat wisata minat khusus berbasis edukasi, kedua
mengoptimalkan dan melestarikan pemanfaatan ekowisata mangrove dan pantainya,
ketiga didukung oleh pengelola dan pemerintah daerah membuat aturan resmi yang
melibatkan dua pihak yang nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak untuk
pengembangan ekowisata mangrove yang lebih baik. Mangroves in Karangsong Village are an area that has many potential
enviromental services. The purpose of this study is to assess tourism services
Karangsong Mangrove ecotourism through a demand model and to guess the factors
that influence the demand to then formulate appropriate management steps for the
area. The research was conducted from June to July 2019. The analysis used was
the Travel Cost Method, Willingness To Pay, and Strength Weakness Opportunity
Threats analysis. The advantage of this area is the existence of a mangrove
ecosystem that is still natural and well managed and makes it an attraction for this
area. Perception shows that more than 50% of tourists who visit are satisfied having
traveled in this area. Factors that significantly influence tourism demand are
income, length of visit and recreation budget. Willingness to pay to enjoy tourism
services an average of Rp. 22,264 per person. Based on the SWOT analysis, shows
that the recommended management steps for mangrove ecotourism in Karangsong
Village are increasing cooperation and efforts to extract funding sources for
management utilization, such as collaboration with educational institutions to make
special interest tours based on education, both optimizing and preserving the use of
mangrove ecotourism and beaches, the third is supported by the manager and local
government to make official regulations involving two parties which will later
benefit both parties for the development of better mangrove ecotourism.