Show simple item record

dc.contributor.advisorPutra, Hirmas Fuady
dc.contributor.advisorRahayu, Sri
dc.contributor.authorTriantama, Dinda Hikmah
dc.date.accessioned2020-12-27T01:48:43Z
dc.date.available2020-12-27T01:48:43Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104895
dc.description.abstractPeran gangguan dalam membentuk keanekaragaman hayati telah diakui secara luas sebagai salah satu komponen kunci dalam semua ekosistem. Dalam konteks ini, manusia dapat berkontribusi terhadap perubahan gangguan fisik melalui kegiatan konstruksi pada lanskap atau hutan tertentu yang diikuti dengan tujuan yang diinginkan seperti kepentingan pariwisata. Oleh karena itu, nilai masing-masing lanskap perlu didefinisikan sebelum dikonversikan menjadi kawasan wisata alam, juga memudahkan pemantauan yang dapat mempengaruhi kualitas suatu habitat. Mempertimbangkan adanya perubahan ini, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompleksitas habitat beberapa tipe lahan sebagai akibat dari perbedaan tipe gangguan di Leuwiliang, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian terdiri dari mengidentifikasi wilayah pengamatan, pengukuran iklim mikro, pengukuran parameter kompleksitas habitat, pengambilan sampel arthropoda tanah, identifikasi arthropoda tanah, dan analisis data. Indeks kompleksitas habitat di Hutan Sekunder, Bukit Angsana, dan Bukit Bintang, berturut-turut adalah 9, 4, dan 3. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener di Hutan Sekunder dan Bukit Angsana; 0.78 (keanekaragaman rendah) dan Bukit Bintang; 1.25 (keanekaragaman sedang). Kelimpahan arthropoda tanah yang diperoleh masing-masing di Hutan Sekunder, Bukit Angsana, dan Bukit Bintang adalah; 138, 178, dan 162. Perubahan lahan disebabkan oleh perbedaan tipe gangguan seperti difungsikan sebagai area perkebunan atau pariwisata telah menunjukkan penurunan dalam kompleksitas habitatnya. Faktor yang paling signifikan dari penurunan kompleksitas habitat adalah tingginya frekuensi distrupsi pada konversi hutan. Misalnya, aktivitas pembersihan lahan yang rutin dilakukan oleh manajemen pariwisata untuk menjaga kebersihan lingkungan kawasan wisata alam. Faktor ini berkontribusi terhadap komposisi tumbuhan herba dan keberadaan serasah daun di tanah yang akan mempengaruhi keberadaan arthropoda tanah. Gangguan arthropogenik oleh manajemen perkebunan dan pemeliharaan plot tanaman juga dapat mempengaruhi pola kekayaan dan kelimpahan spesies. Terakhir, kelimpahan dan keanekaragaman arthropoda tanah pada suatu lahan spesifik atau tertentu memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing untuk mendukung penilaian kompleksitas habitat yang direpresentasikan.id
dc.language.isoenid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcBiologyid
dc.titleKompleksitas Habitat Lahan Berdasarkan Tipe Gangguan di Bukit Bintang dan Bukit Angsana Bogorid
dc.title.alternativeHabitat Complexity Based-on Type of Disturbances in Bukit Bintang and Bukit Angsana Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordarthropoda tanahid
dc.subject.keywordEcosystems Function Analysis (EFA)id
dc.subject.keywordperubahan lanskapid
dc.subject.keywordwisata alamid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record