View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Pendugaan Sumber Makanan Tachypleus gigas, T. tridentatus dan Carcinoscorpius rotundicauda (Xiphosura: Limulidae) dengan Aplikasi Isotop Stabil

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (20.31Mb)
      Date
      2020
      Author
      Nuraisah, Rani
      Nuraisah, Rani
      Wardiatno, Yusli
      Mashar, Ali
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Mimi merupakan salah satu hewan living fossil yang masih dapat kita temukan di habitatnya, hal ini dikarenakan mimi dapat mempertahankan morfologi mereka yang hampir tidak berubah untuk 150 juta tahun terakhir. Terdapat tiga jenis mimi di Indonesia, yaitu Tachypleus gigas, T. tridentatus, dan Carcinoscorpius rotundicauda yang tersebar di pesisir utara Jawa (Demak dan Madura) dan Balikpapan. Populasi mimi dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena disebabkan oleh faktor kematian alami, penangkapan, dan degradasi habitat serta kegiatan antropogenik. Demi keberlangsungan keberadaan mimi di habitatnya, maka perlu dilakukan upaya konservasi mimi dengan dilakukan kajian ilmu mengenai mimi untuk menghasilkan rekomendasi untuk pelaksanaan upaya konservasi mimi, salah satunya dengan menganalisis potensi makanan. Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu pesisir utara Jawa (Demak dan Madura) serta pesisir timur Kalimantan (Balikpapan). Pengambilan contoh untuk lokasi pesisir utara Jawa dilakukan pada bulan Mei sampai Oktober 2019, sedangkan di pesisir timur Kalimantan pada bulan Oktober hingga November 2019. Jenis mimi yang tertangkap selama penelitian di ketiga tempat yaitu Sumenep dan Demak T. gigas dan C. rotundicauda, serta Balikpapan T. gigas, C. rotundicauda dan T. tridentatus. Total mimi yang tertangkap selama penelitian berjumlah 755 ekor. Pada analisis isi perut diambil contoh pada masing-masing lokasi pesisir Madura (T. gigas 7 ekor dan C. rotundicauda 10 ekor), pesisir Demak (T. gigas 7 ekor dan C. rotundicauda 10 ekor) dan pesisir Balikpapan (T. gigas 12 ekor dan C. rotundicauda 8 ekor). T. tridentatus tidak dilakukan pengamatan isi perut dikarenakan statusnya terancam punah dan contoh yang didapatkan sangat sedikit. Jenis-jenis makanan mimi yang teridentifikasi dikelompokkan menjadi delapan kelompok selama masa penelitian, yaitu bivalvia, gastropoda, scaphopoda, crustasea, polychaeta, serasah, echinodermata, dan lain-lain. Semua kelompok makanan termasuk dalam kategori organisme bentik, hal ini dikarenakan mimi merupakan organisme bentik dengan posisi mulut berada di tubuh bagian bawah. Makanan yang paling disukai mimi jenis T. gigas di pesisir Demak adalah polychaeta. Adapun pada mimi C. rotundicauda, bivalvia merupakan makanan utama, gastropoda merupakan makanan pelengkap, dan sisanya merupakan makanan tambahan. Makanan utama mimi T. gigas dan C. rotundicauda di perairan pesisir selatan Madura sama, yaitu gastropoda. Di perairan pesisir Balikpapan, makanan utama atau yang paling disukai mimi T. gigas adalah gastropoda dan bivalvia, sedangkan pada mimi C. rotundicauda adalah gastropoda dan serasah. Mimi C. rotundicauda di perairan pesisir Balikpapan dan Sumenep, serta mimi T. gigas di perairan pesisir Sumenep kecenderungan bersifat generalis atau tidak terlalu selektif dalam memilih sumberdaya makanan di alam. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis tersebut lebih mampu memanfaatkan beragam sumberdaya makanan di alam. Adapun mimi T. gigas di Balikpapan, T. gigas dan C. rotundicauda di Demak cenderungan bersifat selektif dalam memilih makanannya atau bersifat spesialis. Nilai tumpang tindih relung antara dua jenis mimi di tiga lokasi memiliki tiga kriteria, yaitu kecenderungan kompetisi tinggi, di perairan pesisir Sumenep, kompetisi sedang di perairan pesisir Demak, dan kompetisi rendah di perairan pesisir Balikpapan. Nilai tumpang tindih yang rendah dapat dimanfaatkan untuk pemulihan dan memperbanyak stok karena tidak bersaing dalam memanfaatkan makanan terhadap spesies lain yang terdapat di habitatnya. Hasil dari komposisi isotop stabil menunjukkan nilai yang bervariasi pada mimi dan potensi sumber makanan. Nilai asimilasi sumber makanan menunjukkan ada beberapa potensi sumber makanan yang menjadi sumber makanan mimi. Berdasarkan kedekatan perhitungan asimilasi rasio isotop karbon, substrat merupakan sumber makanan langsung dari ketiga mimi yang diuji kecuali C. rotundicauda jantan dan T. tridentatus betina. T. tridentatus memanfaatkan langsung daun mangrove Sonneratia sp. sebagai sumber makanan. Berdasarkan hasil analisis tingkat trofik, ditemukan hanya satu serikat trofik selama penelitian, yaitu omnivora yang cenderung pemakan hewan (2.9<TL3≤3.7). Hal ini menunjukkan bahwa adanya pemanfaatan bersama satu jenis makanan oleh dua spesies mimi pada masing-masing lokasi penelitian. Posisi trofik pada mimi dengan menggunakan analisis isotop stabil menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan tingkat trofik menggunakan isotop stabil, spesies C. rotundicauda di perairan Sumenep dan C. rotundicauda dan T. gigas di perairan Demak memiliki tingkat trofik TL2. Tingkat trofik tertinggi terdapat pada spesies T. gigas diperairan Sumenep dengan tingkat trofik TL5, hal ini diduga sumber makanan T. gigas yang diasimilasi memiliki δ15N yang lebih rendah dibandingkan dengan spesies lain. Hasil analisis similaritas pemanfaatan jenis makanan oleh dua jenis mimi secara spasial di perairan pesisir Demak, Sumenep, dan Balikpapan pada saat penelitian menunjukkan adanya persamaan. Ditinjau dari tingginya nilai kesamaan jenis makanan, ada kemungkinan terjadinya kompetisi memperebutkan makanan antar spesies mimi di ketiga lokasi jika terjadi kelangkaan sumberdaya makanan. Keberadaan mangrove di sekitar masing-masing lokasi penelitian juga memegang andil besar dalam mendukung keberadaan sumberdaya makanan bagi dua jenis mimi. Vegetasi mangrove merupakan tempat mencari makan, oleh sebab itu hutan mangrove di ketiga lokasi perlu dilestarikan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut di atas, perlu dilakukan upaya pengelolaan mimi agar pemanfaatan sumberdaya mimi di masa yang akan datang dapat berkelanjutan, baik secara ekologis maupun ekonomis. Adapun langkah pengelolaan mimi yang dapat dilakukan adalah dengan perlindungan habitat.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104211
      Collections
      • MT - Fisheries [3205]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository