Kinerja Pencernaan dan Produksi Benih Gurami (Osphronemus goramy Lacepede) pada Sistem Bioflok dengan Pakan Berbeda
View/ Open
Date
2020Author
Amriawati, Evi
Ekasari, Julie
Budiardi, Tatag
Setiawati, Mia
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan produksi ikan konsumsi ikan gurami mendorong peningkatan
permintaan benih, untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan produksi melalui
intensifikasi pada pendederan ikan gurami. Upaya intensifikasi masih terkendala
dengan tingginya kematian ikan yang disebabkan oleh penurunan kualitas air dan
ketergantungan pada pakan alami. Pakan alami yang umum digunakan pada
kegiatan pendederan gurami adalah cacing sutra yang keberadaannya masih
terkendala dengan ketersediaannya di alam. Benih gurami umur 21 hari setelah
menetas dapat diberikan pakan buatan sebagai pakan alternatif. Aplikasi teknologi
bioflok dapat menjadi salah satu strategi pada intensifikasi pendederan gurami
melalui peningkatan kualitas air dan pemanfaatan pakan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi kinerja pencernaan dan produksi pendederan benih ikan
gurami (Osphronemus goramy Lacepede) pada sistem bioflok dengan pemberian
jenis pakan yang berbeda.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian skala laboratorium dan
skala produksi. Pada skala laboratorium, benih ikan gurami yang digunakan
berukuran panjang 1,41±0,11 cm dan bobot 0,03±0,01 g berumur 21 hari setelah
menetas (dph). Penelitian ini menggunakan dua faktor perlakuan (2x3) yaitu sistem
budidaya ; bioflok (B) dan tanpa bioflok (K); serta jenis pakan; pakan buatan (P),
cacing sutra (C) dan kombinasi dari keduanya (CP), sehingga terdapat 6 perlakuan
dengan 3 ulangan yaitu bioflok pakan buatan (BP), bioflok cacing sutra (BC),
bioflok pakan kombinasi (BCP), tanpa bioflok pakan buatan (KP), tanpa bioflok
cacing sutra (KC) dan tanpa bioflok pakan kombinasi (KCP) yang dipelihara selama
21 hari. Aklimatisasi benih dilakukan selama 4 hari, kemudian didistribusikan
secara acak ke dalam 18unit akuarium (volume air 18 L) dengan kepadatan 5 ekor
L-1. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation dengan frekuensi 4 kali sehari.
Penelitian skala produksi dilakukan pada sistem budidaya yang berbeda dengan
pemberian pakan yang menghasilkan kinerja produksi terbaik pada penelitian
laboratorium. Perlakuan tersebut adalah pemberian pakan kombinasi cacing sutra
dan pakan buatan (CP) pada sistem bioflok dan tanpa bioflok. Tujuan penelitan
tahap kedua adalah untuk mengevaluasi kinerja produksi pada skala yang lebih
besar dengan menggunakan analisis usaha pada pendederan gurami. Benih ikan
berukuran panjang rata-rata 1.18±0.001cm dan bobot rata-rata 0.02±0.001g ditebar
pada 6 unit bak beton dengan ukuran 3 m x 4 m x 0.15 m (volume air 1.200 L)
berada dalam greenhouse dengan prosedur pemeliharaan sama dengan tahapan
pada skala laboratorium.
Berdasarkan hasil penelitian pada skala laboratorium, benih gurami pada
perlakuan BCP (bioflok-pakan kombinasi) menunjukkan aktivitas enzim protease,
tinggi dan luas permukaan vili yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya
(p<0.05). Faktor sistem budidaya dan jenis pakan berpengaruh nyata (p<0.05)
terhadap laju pertumbuhan harian (LPH), rata-rata panjang dan bobot akhir ikan.
Interaksi yang bebeda nyata (p<0.05) menunjukkan bahwa pengaruh sistem
budidaya terhadap LPH bergantung pada jenis pakan yang diberikan. Nilai LPH
tertinggi dihasilkan pada ikan yang dipelihara pada sistem bioflok dengan
pemberian pakan cacing sutra (C) saja dan pakan kombinasi cacing sutra dan pakan
buatan (CP). Sintasan benih gurami lebih dipengaruhi oleh jenis pakan
dibandingkan sistem budidaya dan interaksi keduanya. Perlakuan pakan buatan (P)
menghasilkan sintasan yang paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Secara
umum pemberian pakan kombinasi cacing sutra dan pakan buatan memberikan
kinerja produksi yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. Pemeliharaan
pada sistem bioflok dapat meningkatkan kinerja pencernaan dan produksi benih
gurami. Demikian pula perlakuan sistem bioflok pada penelitian skala produksi,
panjang akhir ikan lebih tinggi dibandingkan sistem tanpa bioflok. Analisis
ekonomi pendederan gurami pada skala produksi menunjukkan nilai ekonomi yang
lebih besar pada perlakuan bioflok dengan pemberian kombinasi pakan buatan dan
cacing sutra dibandingkan tanpa bioflok dengan keuntungan sebesar Rp.
32,579,237 per siklus dan pengembalian investasi modal dalam 3 siklus
pemeliharaan.
Collections
- MT - Fisheries [2893]