Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumastanto, Tridoyo
dc.contributor.advisorAdrianto, Luky
dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.authorNababan, Benny Osta
dc.date.accessioned2020-12-06T03:22:30Z
dc.date.available2020-12-06T03:22:30Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104170
dc.description.abstractMasyarakat pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura) sebagian besar melakukan aktivitas ekonomi perikanan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di Laut Jawa telah terindikasi mengalami overfishing karena jumlah armada penangkapan telah melebihi kapasitas sumberdaya perikanan tersebut. Menteri Kelautan dan Perikanan mengeluarkan beberapa kebijakan yang menimbulkan polemik antara pro dan kontra. Salah satu kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan yang menimbulkan polemik tersebut adalah Permen KP No. 2 tahun 2015 tentang larangan penggunaan alat penangkapan ikan pukat hela (trawl) dan pukat tarik (seine net) di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Kebijakan pelarangan pukat hela dan pukat tarik tersebut kemudian disempurnakan dengan Permen KP No. 71/PERMEN-KP/2016 tentang jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Berkaitan regulasi tersebut maka setiap penggunan alat tangkap perikanan yang dilarang menjadi kategori perikanan ilegal. Para pelaku usaha perikanan tangkap pukat hela dan pukat tarik pada intinya menginginkan alat tangkap tersebut tetap diperbolehkan untuk digunakan dalam menangkap ikan. Para nelayan perikanan tangkap demersal yang menggunakan pukat hela dan pukat tarik beranggapan seharusnya bukan ditutup sama sekali untuk digunakan (pelarangan), namun lebih baik dilakukan pembatasan. Pembatasan akan memberikan ruang bagi nelayan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan demersal yang akan mati secara alamiah apabila tidak dimanfaatkan masyarakat. Pembatasan tersebut dapat berupa pembatasan jumlah alat yang boleh dioperasikan, jumlah tangkapan yang diijinkan, berdasarkan musim atau pembatasan penangkapan yang tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan dalam jangka panjang dan keberlanjutan kesejahteraan nelayan. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengkaji kesejahteraan nelayan perikanan tangkap demersal skala kecil di Provinsi Jawa Tengah; (2) Mendesain model dinamika multispecies dan multigear pengelolaan perikanan tangkap demersal skala kecil di Provinsi Jawa Tengah; (3) Membangun skenario kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap demersal di Provinsi Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan metode analisis yaitu model bioekonomi dan model dinamis multispecies-multigear. Penelitian menggunakan data primer yang dikumpulkan pada saat dilakukan penelitian dan data sekunder dari data statistik yang diterbitkan secara resmi oleh lembaga terkait. Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 712 yakni pada perikanan tangkap demersal menggunakan pukat hela dan pukat tarik. Analisis model surplus produksi dilakukan terhadap model Schaefer, Fox, Walter-Hilborn dan CYP terhadap data udang yang ditangkap menggunakan pukat hela dan pukat tarik serta ikan demersal yang ditangkap menggunakan pukat hela dan pukat tarik serta ikan demersal yang ditangkap menggunakan payang. Model Walter-Hilborn memberikan nilai statistik yang baik dibandingkan model lainnya seperti kesesuaian tanda, nilai R2, uji F dan uji T. Selanjutnya dilakukan desain model dinamis ekonomi kesejahteraan perikanan tangkap demersal dengan analisis bioekonomi multispecies dan multigear. Total surplus produsen nelayan skala kecil yang menggunakan pukat sebesar Rp.57,24 milyar per tahun sedangkan payang sebesar Rp.32,25 milyar per tahun di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Upah Minimum Provinsi (UMP) di Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp.1,59 juta per bulan. Oleh karena itu dapat terlihat bahwa kesejahteraan nelayan yang menggunakan alat tangkap pukat lebih tinggi (10% di atas UMP) dibandingkan kesejahteraan nelayan yang menggunakan alat tangkap payang (70% dibawah UMP). Hal ini yang menyebabkan nelayan perikanan tangkap demersal enggan beralih menggunakan alat tangkap lain selain pukat sehingga sesuai dengan kondisi lapang bahwa pukat masih sangat banyak digunakan sampai saat ini. Model dinamis pada kondisi baseline, produksi udang mengalami peningkatan sampai tahun 2021 dengan jumlah produksi 6.457 ton, kemudian mengalami penurunan sampai akhir periode dengan jumlah produksi 58 ton pada tahun 2040. Total produksi ikan mengalami peningkatan sampai tahun 2022, kemudian mengalami penurunan dan mencapai steady state pada jumlah produksi 104.000 ton. Rente pukat lebih tinggi dibandingkan rente payang. Rente pukat tertinggi terjadi pada tahun 2022 sebesar Rp.828 milyar dan mencapai steady state sebesar Rp.400 milyar. Rente payang tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar Rp.201 milyar, kemudian terus mengalami penurunan. Rata-rata penurunan rente payang periode 2015-2040 sebesar 14% per tahun dengan penurunan yang semakin kecil, sehingga rente payang pada tahun 2040 menjadi Rp.5,68 milyar. Simulasi yang dilakukan adalah penghapusan jumlah pukat (Permen KP No 2 Tahun 2015 dan Permen KP No 71 Tahun 2016), pengurangan jumlah pukat 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Kebijakan terbaik adalah skenario dengan pengurangan jumlah pukat sebanyak 20% yang memberikan nilai optimal dengan jumlah biomas sebesar 278.922 ton per tahun dan total rente sebesar Rp.659,1 milyar. Kebijakan pengurangan jumlah pukat sebanyak 20% tetap dapat melestarikan sumberdaya udang dan ikan, namun tetap memberikan manfaat optimal bagi nelayan yang ditunjukkan tingginya total rente dari seluruh skenario. Kebijakan penghapusan jumlah pukat merupakan skenario pilihan terakhir walaupun menghasilkan total biomas paling tinggi sebesar 347.496 ton, namun menghasilkan total rente paling rendah sebesar Rp.256,3 milyar dari keseluruhan skenario.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTropical marine resources economicid
dc.titleModel Ekonomi Kesejahteraan Nelayan Perikanan Tangkap (Studi Kasus Multispecies dan Multigear)id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbioekonomiid
dc.subject.keywordikan demersalid
dc.subject.keywordkesejahteraanid
dc.subject.keywordnelayan kecilid
dc.subject.keywordJawa Tengahid
dc.subject.keywordmodel multispecies-multigearid
dc.subject.keywordsistem dinamisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record