dc.description.abstract | Pemberian ASI merupakan salah satu cara paling efektif untuk
meningkatkan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. ASI merupakan makanan
terbaik dan mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang
tepat dan dalam bentuk yang mudah diserap serta diperlukan untuk tumbuh
kembang dan pemeliharaan kesehatan bayi (Almatsier et al. 2011; Ballard dan
Morrow 2013).
Produksi ASI pada ibu menyusui dapat ditingkatkan antara lain dengan
konsumsi pangan laktogogum (Zuppa et al. 2010). Salah satu dari bahan pangan
yang memiliki fungsi sebagai laktogogum adalah Galohgor. Nutrasetikal
Galohgor merupakan ramuan tradisional terbuat dari 56 jenis tanaman yang telah
dikonsumsi oleh masyarakat Suku Sunda secara turun-temurun dan telah terbukti
berkhasiat meningkatkan volume ASI ibu menyusui, mempercepat penyembuhan
rahim dan menguatkan tubuh serta meningkatkan stamina ibu pascamelahirkan
(post partum) (Roosita et al. 2003; Dahlianti et al. 2005; Roosita et al. 2008a;
Roosita et al. 2008b; Roosita et al. 2014).
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian
cookies Galohgor terhadap tingkat kecukupan dan status gizi bayi. Tujuan khusus
dari penelitian ini adalah 1) menganalisa karakteristik subjek meliputi usia,
paritas, riwayat persalinan dan usia kandungan saat persalinan; 2) menganalisa
karakteristik bayi meliputi jenis kelamin, berat bayi lahir, panjang bayi lahir, berat
bayi dan panjang bayi hari ke-14; 3)menganalisa perbedaan asupan dan tingkat
kecukupan zat gizi pada ibu yang mengonsumsi cookies galohgor dengan cookies
kontrol; 4) menganalisis perbedaan asupan, tingkat kecukupan zat gizi dan status
gizi bayi; 5) Menganalisa hubungan tingkat kecukupan terhadap status gizi bayi;
6) menganalisa pengaruh pemberian cookies galohgor terhadap status gizi bayi.
Penelitian ini merupakan studi quasi eksperimental yang dilakukan di 4
wilayah Puskesmas Kota Bogor, Jawa Barat. Kriteria inklusi untuk subjek yaitu
ibu postpartum berusia 26-40 tahun, dalam keadaan sehat, hamil tunggal, tidak
mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan, tidak sedang menjalani
pengobatan medis, bayi subjek bukan kelahiran pertama, dapat berkomunikasi
dengan baik dan bersedia menjadi subjek penelitian yang ditegaskan melalui
persetujuan informed consent. Kriteria eksklusi adalah ibu tidak menyusui bayi
secara eksklusif selama intervensi. Protokol penelitian ini telah disetujui oleh
Komisi Etik yang Melibatkan Subjek Manusia, IPB No. 081/IT3.KEPMSMIPB/
SK/2018.
Subjek yang terpilih dikelompokkan menjadi kelompok kontrol (n=11) dan
cookies Galohgor (n=9). Selama 14 hari intervensi kelompok kontrol diberikan
cookies tanpa serbuk Galohgor dan kelompok cookies Galohgor yang diberikan
sbanyak 2 sachet atau setara dengan 40 g/hari. Cookies Galohgor yang
mengandung 4 g serbuk Galohgor dalam 40 g cookies. Cookies kontrol
mengandung 203 kkal energi, 2.6 g protein, 5.9 g lemak, 31.6 g karbohidrat.
Cookies Galohgor mengandung 208 kkal energi, 3.2 g protein, 6.8 g lemak, 30.4 g
karbohidrat (Roosita et al. 2018).
Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik subjek, karakteristik bayi,
asupan dan tingkat kecukupan zat gizi subjek, asupan dan tingkat kecukupan zat
gizi bayi dan status gizi bayi. Pengolahan data asupan dan tingkat kecukupan zat
gizi subjek menggunakan software nutrisurvey 2007 dengan data base Tabel
Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) dan USDA SR28. Uji normalitas data dengan
Klomogorov Smirnov. Uji beda menggunakan Independent T-test (data
berdistribusi normal) atau Mann Whitney (data tidak berdistribusi normal). Uji
hubungan menggunakan Spearman. Uji Analysis of Covariance (ANCOVA)
digunakan untuk mengetahui pengaruh cookies Galohgor dengan mengontrol
variabel kovariat.
Karakteristik subjek yang meliputi usia, usia kandungan saat persalinan
terakhir, paritas dan riwayat persalinan pada kelompok kontrol dan kelompok
cookies Galohgor tidak berbeda signifikan. Karakteristik bayi yang meliputi berat
bayi lahir, berat bayi hari ke-14, panjang bayi lahir dan panjang bayi hari ke-14
tidak berbeda signifikan pada kedua kelompok. Jenis kelamin bayi kelompok
kontrol sebagian besar perempuan dan pada kelompok cookies Galohgor sebagian
besar laki-laki.
Rata-rata asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat subjek pada
kelompok kontrol relatif lebih besar dibandingkan kelompok cookies Galohgor.
Asupan dan tingkat kecukupan protein subjek berbeda signifikan pada kelompok
kontrol dan cookies Galohgor (p<0.05).
Rata-rata asupan dan tingkat kecukupan zat gizi bayi kelompok cookies
Galohgor relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Asupan dan tingkat
kecukupan karbohidrat bayi pada kedua kelompok intervensi berbeda nyata
(p<0.05).
Rata-rata status gizi indeks BB/U, BB/PB, PB/U tidak berbeda signifikan,
namun pada kelompok kontrol masih ditemukan 27.3% bayi kurus dan 9.1% bayi
dengan kategori pendek. Hasil uji korelasi menunjukkan status gizi bayi
berdasarkan indeks BB/U berkorelasi dengan tingkat kecukupan energi dan
karbohidrat. Pemberian cookies galohgor selama 14 hari dengan dosis 4 g serbuk
galohgor per hari secara signifikan (p<0.05) berpengaruh terhadap tingkat
kecukupan energi, tingkat kecukupan karbohidrat bayi dan berat badan bayi hari
ke-14. | id |