Show simple item record

dc.contributor.advisorBaskoro, Dwi Putro Tejo
dc.contributor.advisorPurwakusuma, Wahyu
dc.contributor.authorFakhruddin, Muhammad Fahmi
dc.date.accessioned2020-08-03T06:38:37Z
dc.date.available2020-08-03T06:38:37Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103471
dc.description.abstractKelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memerlukan air dalam jumlah banyak. Oleh karena itu keberadaan perkebunan kelapa sawit sering kali dipandang sebagai penyebab menurunnya ketersediaan air. Hal tersebut dikaitkan dengan sistem budidaya di perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara monokultur yang dianggap dapat menurunkan kualitas sifat-sifat tanah. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berumur panjang. Seiring dengan bertambahnya umur akan terjadi perubahan sifat tanah. Hal ini dikarenakan lahan dengan umur yang berbeda akan mendapatkan perlakuan berbeda. Lahan dengan tanaman yang tua akan mendapatkan intensitas gangguan aktivitas manusia yang lebih besar, karena aktivitas seperti aktivitas pemanenan dan pemeliharaan (pruning) lebih sulit dilakukan. Oleh karena itu lahan dengan tanaman yang berumur lebih tua biasanya mempunyai kualitas yang lebih buruk. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi konsolidasi tanah yang dapat menyebabkan tanah cenderung menjadi lebih. Oleh karena itu, bagaimana karakteristik tanah seiring dengan umur tanaman menjadi tidak tentu. Ketidaktentuan ini semakin besar karena di lahan kelapa sawit biasanya diterapkan empat kondisi yang berbeda dengan intensitas gangguan yang berbeda pula, yaitu piringan, gawangan hidup, gawangan mati dan non gawangan. Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas sifat tanah pada berbagai umur tanaman kelapa sawit dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cisalak Baru, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Parameter yang diukur adalah tekstur, bahan organik, bobot isi, porositas total, stabilitas agregat, hantaran hidrolik dan kapasitas infiltrasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa blok umur kelapa sawit 4 tahun memiliki nilai kapasitas infiltrasi tertinggi (14.55 cm/jam) dan hantaran hidrolik tertinggi (1.88 cm/jam). Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan tanaman penutup tanah, yaitu pada umur 4 tahun didominasi oleh tanaman Mucuna bracteata dan pada blok umur 15 dan 22 tahun yang didominasi dengan tanaman pakis dan lumut. Blok umur kelapa sawit 15 tahun memiliki karakteristik fisik tanah yang baik yang ditunjukkan dengan kandungan bahan organik tinggi (3.88%), Rasio Stabilitas agregat tinggi (0.49), bobot isi rendah (1.11 g/cm3), dan porositas tinggi (57.00%).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLand Resources Managementid
dc.titleHantaran Hidrolik dan Infiltrasi Lahan Kelapa Sawit pada Umur Berbedaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordHantaran hidolikid
dc.subject.keywordkapasitas Infiltrasiid
dc.subject.keywordkelapa sawitid
dc.subject.keywordketersediaan airid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record