Hantaran Hidrolik dan Infiltrasi Lahan Kelapa Sawit pada Umur Berbeda
View/ Open
Date
2020Author
Fakhruddin, Muhammad Fahmi
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Purwakusuma, Wahyu
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang memerlukan air dalam jumlah banyak. Oleh karena itu keberadaan
perkebunan kelapa sawit sering kali dipandang sebagai penyebab menurunnya
ketersediaan air. Hal tersebut dikaitkan dengan sistem budidaya di perkebunan
kelapa sawit yang dilakukan secara monokultur yang dianggap dapat menurunkan
kualitas sifat-sifat tanah. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berumur
panjang. Seiring dengan bertambahnya umur akan terjadi perubahan sifat tanah. Hal
ini dikarenakan lahan dengan umur yang berbeda akan mendapatkan perlakuan
berbeda. Lahan dengan tanaman yang tua akan mendapatkan intensitas gangguan
aktivitas manusia yang lebih besar, karena aktivitas seperti aktivitas pemanenan dan
pemeliharaan (pruning) lebih sulit dilakukan. Oleh karena itu lahan dengan tanaman
yang berumur lebih tua biasanya mempunyai kualitas yang lebih buruk. Namun,
seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi konsolidasi tanah yang dapat
menyebabkan tanah cenderung menjadi lebih. Oleh karena itu, bagaimana
karakteristik tanah seiring dengan umur tanaman menjadi tidak tentu.
Ketidaktentuan ini semakin besar karena di lahan kelapa sawit biasanya diterapkan
empat kondisi yang berbeda dengan intensitas gangguan yang berbeda pula, yaitu
piringan, gawangan hidup, gawangan mati dan non gawangan. Suatu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui kualitas sifat tanah pada berbagai umur tanaman
kelapa sawit dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cisalak Baru,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Parameter yang diukur adalah tekstur, bahan
organik, bobot isi, porositas total, stabilitas agregat, hantaran hidrolik dan kapasitas
infiltrasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa blok umur kelapa sawit 4 tahun
memiliki nilai kapasitas infiltrasi tertinggi (14.55 cm/jam) dan hantaran hidrolik
tertinggi (1.88 cm/jam). Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan tanaman
penutup tanah, yaitu pada umur 4 tahun didominasi oleh tanaman Mucuna
bracteata dan pada blok umur 15 dan 22 tahun yang didominasi dengan tanaman
pakis dan lumut. Blok umur kelapa sawit 15 tahun memiliki karakteristik fisik tanah
yang baik yang ditunjukkan dengan kandungan bahan organik tinggi (3.88%),
Rasio Stabilitas agregat tinggi (0.49), bobot isi rendah (1.11 g/cm3), dan porositas
tinggi (57.00%).