Show simple item record

dc.contributor.advisorWahju, Ronny Irawan
dc.contributor.advisorMawardi, Wazir
dc.contributor.authorRahayu, Rosi
dc.date.accessioned2020-07-28T01:07:07Z
dc.date.available2020-07-28T01:07:07Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103261
dc.description.abstractMimi merupakan hewan dilindungi yang menjadi permasalahan dalam perikanan karena menjadi bycatch pada jaring insang dasar. Mimi yang tertangkap berpotensi untuk merusak jaring karena mimi yang tersangkut jaring sangat sulit dilepaskan sehingga nelayan terkadang merobek jaring untuk menghemat waktu. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki permasalahan terkait bycatch adalah perairan Utara Jawa, khususnya Mayangan. Hal ini terbukti adanya dominansi bycatch mimi sebanyak 46% pada Agustus (Supadminingsih 2018). Oleh sebab itu, upaya untuk mengurangi bycatch perlu dilakukan, salah satunya dengan memanfaatkan tingkah laku visual mimi. Tingkah laku visual dipilih karena mimi dominan memanfaatkan visual untuk beraktifitas seperti memijah dan mencari makan. Selain itu mimi memiliki tingkat kepekaan cahaya yang tinggi sehingga dalam penelitian ini cahaya LED merah digunakan sebagai teknologi alternatif untuk mengurangi bycatch. Menurut Utami (2018), LED merah adalah warna yang paling dijauhi oleh mimi dibandingkan warna LED lain. Namun, pada percobaan Utami (2018) sebelumnya, jarak pola manuver mimi dengan sumber cahaya masih cukup dekat dan hal ini dikhawatirkan berpotensi membuat mimi tersangkut jaring. Diduga intensitas pada percobaan sebelumnya belum tepat, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan LED merah dengan intensitas yang berbeda, yaitu rendah (3.68 × 10-6 W/cm2), sedang (5.47 × 10-6 W/cm2) dan tinggi (1.05 × 10-5 W/cm2). Selain itu, mata mimi yang terpapar oleh cahaya LED merah continous secara terus-menerus dikhawatirkan akan mengalami adaptasi (Bourne dan Danielli 1975), sehingga untuk mencegahnya terjadi, maka digunakan LED merah dengan efek flip-flop. Tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan 1) pola sebaran cahaya lampu LED merah dengan intensitas yang berbeda, 2) pola dan waktu respons mimi terhadap lampu LED merah continous dan flip-flop dengan intensitas yang berbeda dan 3) menentukan intensitas lampu LED merah yang tepat untuk mitigasi bycatch mimi. Penelitian dilakukan pada April 2019 di Laboratorium Tingkah Laku Ikan PSP FPIK IPB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen skala laboratorium dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Data yang dikumpulkan berupa pola persebaran cahaya dari tiga intensitas berbeda, pola respons dan waktu respons mimi. Data pola persebaran cahaya dan pola respons mimi dianalisis secara deskriptif, sedangkan data waktu respons perpindahan mimi dianalisis secara statistik yaitu uji Anova dan independent samples t-test. Pola persebaran cahaya dari tiga intensitas tidak tersebar secara homogen sehingga orientasi respons mimi juga akan berbeda terhadap pada tiga intensitas. Respons yang ditunjukkan oleh mimi terbagi atas dua kategori, yaitu menjauhi lampu dan mendekati lampu. Respons mimi yang menjauhi lampu tertinggi terdapat pada intensitas rendah, sedangkan pada intensitas sedang dan tinggi mimi menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti cenderung menyerang lampu. Respons mimi menjauhi cahaya direpresentasi oleh pola straight to dark (SD) dan light to dark (LD) sedangkan respons mimi mendekati direpresentasi oleh pola straight to light (SL) dan dark to light (DL), sedangkan mimi yang tidak memberi respons disebut stagnan (ST). Dari kelima pola, pola yang dinilai paling baik adalah SD. Mimi yang menunjukkan pola SD tertinggi adalah intensitas rendah, sebanyak 60%. Berdasarkan kriteria pola, intensitas yang paling baik adalah intensitas rendah. Adapun waktu respons tercepat mimi menghindar terdapat pada intensitas rendah selama 32.05 detik dan mimi tidak menunjukkan adanya agresifitas. Hal ini juga dibuktikan dengan uji statistik, bahwa dari ketiga intensitas yang berbeda, intensitas rendah adalah yang paling berpengaruh dalam waktu respons mimi menghindar dengan nilai pvalue (0.006)<0.05. Selanjutnya, LED merah continuous dengan intensitas paling tepat dibandingkan dengan LED flip-flop dengan intensitas yang sama, hasilnya menunjukkan bahwa LED flip flop memberikan respons mimi menjauhi cahaya lebih banyak dari pada continuous, yaitu sebanyak 75%. Selain itu, waktu respons mimi menjauhi LED flip-flop juga lebih cepat daripada continous dengan durasi 22.72 detik. Berdasarkan adanya respons penghindaran mimi dengan waktu tercepat terhadap lampu LED flip-flop dengan intensitas rendah (3.68 × 10-6 W/cm2), maka LED flip-flop berpeluang digunakan sebagai teknologi alternatif dalam mitigasi bycatch mimi pada perikanan jaring insang dasar.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine fisheries technologyid
dc.subject.ddcMitagating bycatchid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleRespons mimi terhadap cahaya led merah dengan intensitas yang berbeda untuk mitigasi bycatch jaring insang dasarid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordArthropodaid
dc.subject.keywordjaring insangid
dc.subject.keywordmitigasi bycatchid
dc.subject.keywordtingkah lakuid
dc.subject.keywordlight emitting diodeid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record