Show simple item record

dc.contributor.advisorSulaeman, Ahmad
dc.contributor.advisorAnwar, Faisal
dc.contributor.advisorSuprayogi, Agik
dc.contributor.advisorEstuningsih, Sri
dc.contributor.authorTangkas, I Made
dc.date.accessioned2020-07-27T03:33:14Z
dc.date.available2020-07-27T03:33:14Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103196
dc.description.abstractPertumbuhan intrauterine yang terganggu akibat gizi kurang dapat menyebabkan stunting dan meningkatnya resiko menderita penyakit kronis dan gangguan fungsi kognitif setelah dewasa. Penurunan prevalensi stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 dan menurunkan stunting hingga 40% pada tahun 2025 (WHO 2014). Berkaitan dengan target tersebut maka upaya untuk menemukan sumber zat gizi yang potensial untuk mencegah gizi kurang selama kehamilan harus terus ditingkatkan. Penelitian komposisi zat gizi sumsum tulang sapi lokal peternakan di Sulawesi Tengah serta potensinya dalam mencegah IUGR merupakan salah satu upaya untuk memenuhi target yang diuraikan diatas. Sebelum dilakukan pengujian secara klinis, maka perlu dilakukan penelitian secara in vivo dengan hewan coba untuk mengevaluasi potensi sumsum dalam mencegah perlambatan pertumbuhan janin. Penelitian eksperimental laboratorium dengan hewan coba ini, menggunakan rancangan acak lengakap (RAL) berfaktor tunggal yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: 1) Observasi ternak dan pengambilan sumsum 2) Menganalisis komposisi zat gizi dan non zat gizi 3) Formulasi dan pembuatan pakan isokalori 4) Intervensi dan penelitian hewan coba 5) Nekropsi anak tikus umur tiga puluh dan enam puluh hari. Empat jenis sumsum yang dianalisis yaitu sumsum tulang sapi Donggala yang dipelihara semi intensif (SD-1), sumsum tulang sapi Donggala tradisional (SD-2), sumsum tulang sapi Bali semi intensif (SB-1), sumsum tulang sapi Bali tradisional (SB-2). Hasil analisis proksimat mengindikasikan komponen tertinggi dari empat jenis sumsum tersebut adalah lemak total, selanjutnya lemak total dari masing-masing sumsum tersebut dijadikan dasar untuk membuat pakan intervensi iskalori yang terdiri dari pakan normal (PN), pakan IUGR (PGR), pakan substitusi sumsum tulang sapi Donggala semi intensif (PSD-1), pakan substitusi sumsum tulang sapi Donggala tradisional (PSD-2) pakan substitusi sumsum tulang sapi Bali semi intensif (PSB-1) dan pakan substitusi sumsum tulang sapi Bali tradisional (PSB-2). Masing-masing pakan diintervensikan setelah induk tikus dinyatakan positif bunting (ditandai dengan adanya sumbatan pada vagina). Intervensi dilakukan selama kebuntingan yaitu sejak munculnya tanda sumbatan hingga induk tikus melahirkan. Limapuluh ekor induk yang dilibatkan dalam penelitian ini kedalam kelompok sebagai berikut: 1) Perlakuan PN=9 ekor, 2) PGR=9 ekor, 3) PSD-1=8 ekor, 4) PSD-2= 8 ekor, 5) PSB-1= 8 ekor, 6) PSB-2=8 ekor. Data pertumbuhan morfometri, growth hormone dan pertumbuhan organ anak tikus diperoleh dari induk tikus dengan jumlah anak yang sama (jumlah anak 12 ekor). Hasil analisis zat gizi sumsum tulang yang telah dilakukan mengindikasikan adanya asam lemak dan asam amino yang sangat dibutuhkan selama proses organogenesis dan neurogenesis janin. Berdasarkan hasil analisis data terhadap marker prenatal dan postnatal yang ditetapkan dalam penelitian ini terindikasi 1) Pakan substitusi sumsum tulang sapi Donggala dan sapi Bali mampu: 1) Meningkatkan pertumbuhan berat badan induk selama kebuntingan 2) Meningkatkan keberhasilan kebuntingan 3) Anak tikus dari induk yang diberikan pakan substitusi sumsum tulang sapi mampu memproduksi growth hormone lebih tinggi dibandingkan dengan anak tikus IUGR. 4) Pakan substitusi sumsum tulang sapi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan hati, pankreas dan otak anak yang dilahirkan dan memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ginjal dan jantung 5) Pakan substitusi sumsum tulang sapi berpengaruh signifikan terhadap perkembangan pertumbuhan morfometri (berat badan, panjang badan dan lingkar kepala). Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan: Pertama: Sumsum tulang sapi Donggala dan sapi Bali yang dipelihara semi intensif dan tradisional berpotensi mencegah intrauterine growth retardation dilihat dari: 1) Komponen zat gizi (asam lemak dan asam amino) yang sangat dibutuhkan selama pertumbuhan janin. 2) Kemampuannya menstimulasi pertumbuhan berat badan induk tikus selama kebuntingan serta meningkatkan keberhasilan kebuntingan 3) Kemampuannya meningkatkan produksi growth hormone anak yang dilahirkan. 4) Kemampuanya menstimulasi pertumbuhan jantung, hati, pankreas, ginjal, otak janin hingga anak yang dilahirkan berumur tiga puluh dan enam puluh hari 5) Kemampuannya dalam menstimulasi pertumbuhan morfometri (berat badan, panjang badan dan lingkar kepala) anak yang dilahirkan 6) Aman dijadikan sumber zat gizi untuk mendukung pertumbuhan intrauterin. Kedua: Komposisi zat gizi sumsum tulang sapi dari spesies sapi yang berbeda memiliki potensi yang sama dalam mencegah IUGR. Ketiga: Komposisi zat gizi sumsum tulang sapi dengan cara pemeliharan yang berbeda memiliki potensi yang berbeda dalam mencegah IUGR.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNutrition Scienceid
dc.titleKomposisi gizi sumsum tulang sapi lokal Peternakan di Sulawesi Tengah serta potensinya dalam mencegah Intrauterine Growth Retardation (IUGR) secara in vivoid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordintrauterine growth retardationid
dc.subject.keywordkomposisi giziid
dc.subject.keywordsumsum tulangid
dc.subject.keywordsapi donggalaid
dc.subject.keywordsapi baliid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record