Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianda, Fredinan
dc.contributor.advisorBengen, Dietriech G.
dc.contributor.advisorKamal, Mohamad Muklis
dc.contributor.authorHukom, Frensly D
dc.date.accessioned2020-07-17T03:40:17Z
dc.date.available2020-07-17T03:40:17Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103124
dc.description.abstractKawasan Konservasi Perairan (KKP) adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan. Kawasan Konservasi Perairan di dalam UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 jo UU No 45 Tahun 2009 dikategorikan menjadi 4, yaitu : (a) Taman Nasional Perairan, (b), Suaka Alam Perairan, (c) Taman Wisata Perairan, (d) Suaka Perikanan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan RI No. 36/KEPMEN-KP/2014 tentang Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat di Propinsi Papua Barat menetapkan sebagian wilayah perairan Raja Ampat sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Selanjutnya kawasan tersebut dikelola sebagai Taman Wisata Perairan . Taman Wisata Perairan (TWP) adalah kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi. Taman Wisata Perairan Kepulauan Raja Ampat tersebut terdiri atas 5 area yakni : Perairan Kepulauan Ayau-Asia , Teluk Mayalibit , Selat Dampier , Perairan Kepulauan Misool serta Perairan Kepulauan Kofiau dan Boo. Penelitian dilaksanakan pada salah satu Taman Wisata Perairan di Selat Dampier, Kabupaten Raja Ampat. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan dengan purposive sampling melalui wawancara dan pengisian kuesioner responden, dan pengamatan lapangan (observasi), juga dari berbagai instansi di Kabupaten Raja Ampat Aspek yang diamati meliputi aspek-aspek: biofisik; sosial, ekonomi, dan budaya; dan Kelembagaan . Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap pengambilan data yakni: Oktober - November 2016 dan Oktober – November 2017. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengevaluasi status keberlanjutan dari pengelolaan kawasan konservasi (zona inti, zona wisata dan zona perikanan) di Selat Dampier . Penelitian ini memiliki empat tujuan khusus, yakni: (1.) menganalis kondisi karang dan biodiversitas ikan karang serta biomasa ikan karang pada zon inti, zona wisata dan zona perikanan tradisional; (2) menganalisis efektivitas zonasi dalam pengelolaan perikanan karang di Selat Dampier ; (4) menentukan tingkat keberlanjutan pengelolaan zona inti, zona wisata dan zona perikanan tradisional di kawasan konservasi Selat Dampier ; (4) merumuskan strategi pengelolaan zona inti, zona wisata, zona perikanan tradisional di KKPD Selat Dampier. Efektivitas zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi diukur dari kelimpahan ikan di setiap zona, tingkat kepatuhan nelayan terhadap zonasi, dan pelanggaran zonasi yang terjadi. Sistem zonasi pada pengelolaan kawasan konservasi di perairan KKP Selat Dampier dapat dikatakan cukup efektif terlihat dari kelimpahan ikan dan biomasa yang cukup tinggi pada zona inti dan zona wisata, serta tingkat kepatuhan nelayan yang cukup tinggi pada masing-masing desa serta perspektif nelayan tentang zonasi yang berada pada kategori baik. Namun penegakan hukum perlu ditegakan karena masih ditemukannya beberapa kasus nelayan dari luar desa zona wisata masih kedapatan melakukan penangkapan dengan jaring insang dasar di zona wisata Saonek, serta melakukan penangkapan dengan alat pancing di zona inti desa Friwen Hasil analisis data menggunakan MDS mendapatkan bahwa pengelolaan kawasan konservasi pada zona wisata berada pada level berkelanjutan sedangkan pada zona inti dan zona perikanan berada pada level yang kurang berkelanjutan . Untuk zona inti dan zona perikanan dimensi yang berada pada level cukup berkelanjutan hanya ekologi dan lingkungan sedangkan dimensi yang lain, yakni ekonomi, sosial, budaya , dan kelembagaan berada pada level kurang berkelanjutan. Hasil tersebut menjelaskan bahwa pengelolaan kawasan zona inti dan zona perikanan di KKPD Selat Dampier lebih menonjolkan perlindungan/konservasi terhadap sumberdaya hayati perairan tetapi masih sangat sedikit memberikan perhatian terhadap aspek manusia. Oleh karena itu, untuk mencapai sistem pengelolaan yang berkelanjutan maka harus memberikan fokus yang seimbang bagi semua dimensi. Strategi pengelolaan yang disarankan untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan zona inti, zona wisata dan zona perikanan adalah (1) peningkatan kualitas terumbu karang dan sumberdaya ikan pada ketiga zona melalui penegakan hukum yang tegas seperti pelarangan kegiatan penggunaan alat tangkap dasar yang merusak sumberdaya terumbu karang; (2) penciptaan pasar yang konstinyu bagi nelayan tangkap dan pemilik homeatay wisata, ; (3) melibatkan nelayan/masayarakat dalam pengeloaan KKP secara aktif , serta sinergnitas intra/antar lembaga di setiap stakeholder KKP Selat Dampier.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.titleEfektifitas dan Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan di Selat Dampier , Kabupaten Radja Ampatid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordKawasan konservasiid
dc.subject.keywordikan karangid
dc.subject.keywordefektivitas zonasiid
dc.subject.keywordkeberlajutan dan strategi pengelolaanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record