Efektifitas dan Keberlanjutan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan di Selat Dampier , Kabupaten Radja Ampat
View/ Open
Date
2020Author
Hukom, Frensly D
Yulianda, Fredinan
Bengen, Dietriech G.
Kamal, Mohamad Muklis
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) adalah kawasan perairan yang
dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber
daya ikan dan lingkungan secara berkelanjutan. Kawasan Konservasi Perairan di
dalam UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 jo UU No 45 Tahun 2009
dikategorikan menjadi 4, yaitu : (a) Taman Nasional Perairan, (b), Suaka Alam
Perairan, (c) Taman Wisata Perairan, (d) Suaka Perikanan. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kelautan RI No. 36/KEPMEN-KP/2014 tentang Kawasan Konservasi
Perairan Kepulauan Raja Ampat di Propinsi Papua Barat menetapkan sebagian
wilayah perairan Raja Ampat sebagai Kawasan Konservasi Perairan. Selanjutnya
kawasan tersebut dikelola sebagai Taman Wisata Perairan . Taman Wisata Perairan
(TWP) adalah kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan
bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi. Taman Wisata Perairan Kepulauan
Raja Ampat tersebut terdiri atas 5 area yakni : Perairan Kepulauan Ayau-Asia ,
Teluk Mayalibit , Selat Dampier , Perairan Kepulauan Misool serta Perairan
Kepulauan Kofiau dan Boo.
Penelitian dilaksanakan pada salah satu Taman Wisata Perairan di Selat
Dampier, Kabupaten Raja Ampat. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Pengumpulan dengan purposive sampling melalui
wawancara dan pengisian kuesioner responden, dan pengamatan lapangan
(observasi), juga dari berbagai instansi di Kabupaten Raja Ampat Aspek yang
diamati meliputi aspek-aspek: biofisik; sosial, ekonomi, dan budaya; dan
Kelembagaan . Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap pengambilan data yakni:
Oktober - November 2016 dan Oktober – November 2017. Tujuan umum dari
penelitian ini adalah mengevaluasi status keberlanjutan dari pengelolaan kawasan
konservasi (zona inti, zona wisata dan zona perikanan) di Selat Dampier . Penelitian
ini memiliki empat tujuan khusus, yakni: (1.) menganalis kondisi karang dan
biodiversitas ikan karang serta biomasa ikan karang pada zon inti, zona wisata dan
zona perikanan tradisional; (2) menganalisis efektivitas zonasi dalam pengelolaan
perikanan karang di Selat Dampier ; (4) menentukan tingkat keberlanjutan
pengelolaan zona inti, zona wisata dan zona perikanan tradisional di kawasan
konservasi Selat Dampier ; (4) merumuskan strategi pengelolaan zona inti, zona
wisata, zona perikanan tradisional di KKPD Selat Dampier.
Efektivitas zonasi dalam pengelolaan kawasan konservasi diukur dari
kelimpahan ikan di setiap zona, tingkat kepatuhan nelayan terhadap zonasi, dan
pelanggaran zonasi yang terjadi. Sistem zonasi pada pengelolaan kawasan
konservasi di perairan KKP Selat Dampier dapat dikatakan cukup efektif terlihat
dari kelimpahan ikan dan biomasa yang cukup tinggi pada zona inti dan zona
wisata, serta tingkat kepatuhan nelayan yang cukup tinggi pada masing-masing
desa serta perspektif nelayan tentang zonasi yang berada pada kategori baik.
Namun penegakan hukum perlu ditegakan karena masih ditemukannya beberapa
kasus nelayan dari luar desa zona wisata masih kedapatan melakukan penangkapan
dengan jaring insang dasar di zona wisata Saonek, serta melakukan penangkapan
dengan alat pancing di zona inti desa Friwen
Hasil analisis data menggunakan MDS mendapatkan bahwa pengelolaan
kawasan konservasi pada zona wisata berada pada level berkelanjutan sedangkan
pada zona inti dan zona perikanan berada pada level yang kurang berkelanjutan .
Untuk zona inti dan zona perikanan dimensi yang berada pada level cukup
berkelanjutan hanya ekologi dan lingkungan sedangkan dimensi yang lain, yakni
ekonomi, sosial, budaya , dan kelembagaan berada pada level kurang berkelanjutan.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa pengelolaan kawasan zona inti dan zona
perikanan di KKPD Selat Dampier lebih menonjolkan perlindungan/konservasi
terhadap sumberdaya hayati perairan tetapi masih sangat sedikit memberikan
perhatian terhadap aspek manusia. Oleh karena itu, untuk mencapai sistem
pengelolaan yang berkelanjutan maka harus memberikan fokus yang seimbang
bagi semua dimensi.
Strategi pengelolaan yang disarankan untuk menjaga keberlanjutan
pengelolaan zona inti, zona wisata dan zona perikanan adalah (1) peningkatan
kualitas terumbu karang dan sumberdaya ikan pada ketiga zona melalui penegakan
hukum yang tegas seperti pelarangan kegiatan penggunaan alat tangkap dasar yang
merusak sumberdaya terumbu karang; (2) penciptaan pasar yang konstinyu bagi
nelayan tangkap dan pemilik homeatay wisata, ; (3) melibatkan
nelayan/masayarakat dalam pengeloaan KKP secara aktif , serta sinergnitas
intra/antar lembaga di setiap stakeholder KKP Selat Dampier.
Collections
- DT - Fisheries [725]