Show simple item record

dc.contributor.advisorSusila, Anas D.
dc.contributor.advisorSutandi, Atang
dc.contributor.advisorSantosa, Edi
dc.contributor.authorGunawan, Endang
dc.date.accessioned2020-07-17T03:39:06Z
dc.date.available2020-07-17T03:39:06Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103123
dc.description.abstractAndisol adalah jenis tanah produktif yang berkembang dari bahan vulkanik. Luasnya mencapai 5.39 juta ha setara dengan 2.9% dari total tanah pertanian Indonesia yang berasal dari bahan vulkanik. Wilayah tanah Andisol dikenal sebagai sentra utama komoditas sayuran keluarga Solanaceae terutama tomat, kentang dan cabai. Ketersediaan hara fosfor (P) dan Kalium (K) yang rendah pada tanah andisol menjadi masalah untuk budidaya tanaman tomat, karena dapat menyebabkan produktivitas tanaman dan kualitas buah yang rendah. Hara P yang rendah menjadi faktor pembatas pertumbuhan awal tanaman tomat sedangkan hara K tanah yang rendah dilaporkan selain membatasi pertumbuhan tanaman juga menurunkan ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan dan serangan penyakit. Upaya pemupukan P dan K pada tanah Andisol untuk meningkatkan produksi tanaman dan kualitas buah tomat sudah dilakukan petani, tetapi hasilnya belum memuaskan. Salah satu penyebabnya adalah cara penentuan dosis pupuk yang masih belum tepat. Pemberian pupuk P dan K yang tidak tepat selain kurang efektif dan tidak ekonomis, juga dapat meningkatkan pencemaran lingkungan. Penelitian penentuan rekomendasi pemupukan P dan K penting dilakukan karena sampai saat ini belum ada rekomendasi pupuk P dan K berdasarkan uji tanah untuk tanaman tomat di tanah Andisol, khususnya di Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk: (1) menentukan dan mendapatkan metode pengekstrak terbaik untuk hara P dan K tanah, (2) menetapkan kelas ketersediaan hara P dan K tanah, dan (3) menetapkan dosis maksimum pupuk P dan K untuk tanaman tomat pada tanah Andisol. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan lokasi tunggal (single location) di lahan bera Kebun Percobaan IPB Pasirsarongge Cianjur. Penelitian dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yaitu: 1. Pembuatan status hara P dan K tanah; 2. Uji korelasi hara P dan K di rumah kasa; 3. Uji kalibrasi P dan K tanaman di lahan; dan 4. Penentuan rekomendasi pupuk P dan K. Setiap tahapan penelitian dilakukan secara terpisah untuk masing-masing hara P maupun K, dan dilaksanakan dari bulan November 2015 – Juni 2017. Penelitian tahap 1, perlakuan pembuatan status hara P dan K menggunakan Rancangan Acak Kelompok lima ulangan. Pembuatan status hara P dan K tanah, masing – masing dilakukan dengan lima takaran, yaitu; 0, 1/4X, 1/2X, 3/4X, dan X. Takaran X untuk status hara P adalah jumlah P sebanyak 2240 kg P ha-1 diberikan dalam bentuk larutan asam fosfat (H3PO4) sebanyak 4893 L H3PO4 ha-1 untuk mencapai konsentrasi P tertinggi dalam larutan tanah yaitu 0.2 μg P L-1. Sedangkan X untuk status hara K adalah jumlah K sebanyak 413.4 kg K ha-1 diberikan dalam bentuk kalium sulfat (K2SO4) sebanyak 996.4 kg ha-1 untuk mencapai kadar K tertinggi dalam larutan tanah 0.6 cmol kg-1. Tanah yang sudah diberi perlakuan diinkubasi selama 4 bulan, lalu dianalisis kandungan P dan K, masing - masing menggunakan lima metode pengekstrak, yaitu: Bray 1), HCl 25%, Morgan Wolf, Mechlich 1 , dan NH4OAc. Hasil analisis tanah menunjukkan nilai P terekstrak oleh setiap metode pengekstrak meningkat seiring dengan penambahan larutan H3PO4 kedalam tanah. Juga, nilai K terekstrak menunjukkan peningkatan dengan penambahan K2SO4 kedalam tanah. Tanah hasil inkubasi pada tahap 1, diambil secara acak dari setiap petaknya untuk dikeringanginkan dan digunakan untuk penelitian tahap 2, yaitu uji korelasi yang dilakukan di rumah kasa. Tanah ukuran 2 mm sebanyak 10 kg selanjutnya dimasukan ke dalam polybag kemudian ditanami satu bibit tomat varietas Marta F1 umur 21 hari setelah semai per polybag. Penelitian tahap 2 menggunakan rancangan acak kelompok dengan lima ulangan bertujuan untuk menentukan metode ekstraksi terbaik untuk tanaman tomat di tanah Andisol. Setiap nilai hara P dan K terekstrak dari lima metode pengekstrak dikorelasikan dengan bobot biomas tanaman tomat. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa metode ekstraksi P tanah Andisol terbaik untuk tanaman tomat adalah Morgan Wolf dengan nilai koefisien korelasi: 0.79, sedangkan metode ekstraksi K tanah Andisol adalah NH4OAc dengan nilai koefisien korelasi: 0.75. Penelitian tahap 3, yaitu uji kalibrasi hara tanah yang dilakukan melalui percobaan lapangan untuk mempelajari respon pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terhadap pemupukan P dan K pada berbagai status hara P dan K tanah yang telah dibuat dari terendah sampai tertinggi. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah lima ulangan. Pada uji kalibrasi P tanah, petak utama adalah status hara P tanah (hasil inkubasi P tanah penelitian tahap 1), dan anak petak adalah dosis pemupukan P (0, 79.8, 159.6, 239.4 dan 319.2 kg P2O5 ha-1). Sedangkan uji kalibrasi K tanah, petak utama adalah status K tanah (hasil inkubasi K tanah penelitian tahap 1) dan anak petak adalah dosis pemupukan K (0, 125, 249, 374 dan 498 kg K2O ha-1). Penentuan masing – masing kelas ketersediaan hara P dan K tanah dilakukan berdasarkan persamaan regresi dari kurva kalibrasi yang menghubungkan antara nilai hara P atau K terekstrak (X) dengan hasil relatif (Y). Kelas ketersediaan hara P tanah Andisol berdasarkan pengekstrak terbaik Morgan Wolf diklasifikasikan menjadi sangat rendah, rendah, sedang, serta tinggi dan sangat tinggi adalah <4; 4 - < 7; 7 - < 15; dan > 15 ppm P. Sedangkan kelas ketersediaan hara K tanah Andisol berdasarkan pengekstrak terbaik NH4OAc diklasifikasikan menjadi sangat rendah, rendah, sedang, serta tinggi dan sangat tinggi adalah <0.22; 0.22 - < 0.31; 0.31 - < 0.53; dan > 0.53 cmol kg-1 K. Penelitian tahap 4 adalah penetapan rekomendasi pemupukan P dan K. Rekomendasi dosis pupuk yang ditetapkan adalah dosis pupuk maksimum yang dibutuhkan tanaman untuk mencapai hasil relatif 100% dan dosis optimum yang dihubungkan dengan biaya pupuk dan harga hasil panen. Kebutuhan pupuk dihitung berdasarkan persamaan regresi hasil kurva respon hasil tanaman untuk setiap kelas ketersediaan hara P dan K tanah. Dosis pupuk P maksimum untuk kelas ketersediaan hara P sangat rendah, rendah dan sedang masing – masing adalah: 273, 257 dan 222 kg P2O5 ha-1, sedangkan dosis optimumnya adalah: 267, 251 dan 216 kg P2O5 ha-1 . Dosis pupuk K maksimum untuk kelas ketersediaan hara K sangat rendah, rendah dan sedang masing – masing adalah: 442, 363,dan 298 kg K2O ha-1, sedangkan dosis optimumnya adalah: 426, 348 dan 283 kg K2O ha-1. Pemberian pupuk P maupun K tidak perlu dilakukan pada kelas ketersediaan hara P dan K tanah yang tinggi dan sangat tinggi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcHorticultureid
dc.titlePenetapan Rekomendasi Pemupukan Fosfor dan Kalium Berdasarkan Uji Tanah untuk Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) pada Tanah Andisolid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordUji korelasiid
dc.subject.keyworduji kalibrasiid
dc.subject.keywordMorgan Wolfid
dc.subject.keywordNH4OAcid
dc.subject.keywordNH4OAcid
dc.subject.keywordstatus tanahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record