Optimasi Trainset Dispatching pada KRL Commuter Line.
Abstract
DKI Jakarta merupakan salah satu kota terpadat di Indonesia dan tentunya
kepadatan penduduk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
transportasi melayani mobilitas masyarakat. Pada kenyataannya, kompleksitas
mobilisasi penduduk yang tinggal di perkotaan seringkali tidak didukung oleh
ketersediaan infrastruktur dan moda angkutan umum yang memadai. Saat ini moda
transportasi massal di kota Jakarta adalah kereta rel listrik (KRL) commuter line
yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar dengan waktu perjalanan
yang ditempuh lebih cepat serta hemat energi dan sangat efisien.
Besarnya permintaan sering mengakibatkan terjadinya penumpukan
penumpang di berbagai stasiun terlebih saat waktu sibuk. Pengoperasian KRL
commuter line yang baik dapat memberikan tingkat mobilitas yang tinggi dengan
biaya operasional minimum. Salah satu cara dalam mengurangi penumpukan
penumpang yaitu dengan melakukan keberangkatan jumlah rangkaian kereta yang
tepat di stasiun awal keberangkatan setiap periode waktu. Jumlah rangkaian kereta
yang diberangkatkan akan optimal jika semua permintaan penumpang dapat
terpenuhi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan membuat model matematika
penentuan banyaknya rangkaian kereta yang perlu diberangkatkan dari stasiun awal
keberangkatan pada setiap slot waktu dan mengaplikasikan model tersebut pada
rute satu arah stasiun Bogor menuju stasiun Jakarta Kota.
Model matematika pemberangkatan rangkaian kereta diformulasikan dalam
bentuk integer linear programming (ILP).Variabel keputusan dalam model ini ialah
banyaknya setiap jenis rangkaian kereta yang diberangkatkan di stasiun pertama
setiap slot waktu dengan fungsi tujuan meminimumkan total biaya operasional
rangkaian kereta. Beberapa skenario pengujian model digunakan untuk melihat
kesesuaian hasil dari model yang dibentuk. Penelitian ini menggunakan tiga contoh
skenario yang hipotesisnya telah diketahui dengan data ketersediaan trainset, batas
penggunaan trainset selama jam operasional, dan biaya operasional yang berbeda
untuk setiap jenis trainset.
Berdasarkan hasil aplikasi model pemberangkatan jumlah rangkaian kereta
pada KRL commuter line diperoleh pemberangkatan rangkaian kereta dengan biaya
operasional minimum sebanyak 56 perjalanan. Dengan segala kompleksitas yang
tidak diperhitungkan dalam peneltian ini, hasil tersebut 10 perjalanan lebih sedikit
dibandingkan dengan PT KCI dikarenakan dalam penelitian ini hanya
menggunakan satu arah perjalanan dalam analisis. Adanya keterbatasan studi dalam
penelitian ini, maka biaya operasional optimum pemberangkatan jumlah rangkaian
kereta diperoleh sebesar 302C, di mana nilai C dilambangkan sebagai nilai biaya
operasional satuan yang nantinya dapat disesuaikan dengan biaya operasional real
yang dikeluarkan pihak PT KCI.