Strategi Pemenuhan Kebutuhan Inovasi dan Layanan Penyuluhan Budidaya Rumput Laut (Kasus di Kabupaten Sabu Raijua Provinsi Nusa Tenggara Timur).
Abstract
Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki potensi pengembangan rumput laut. Keberhasilan pembudidaya dalam kegiatan budidaya rumput laut erat kaitannya dengan inovasi dan layanan penyuluhan yang tersedia.
Pengembangan rumput laut oleh pembudidaya di Kabupaten Sabu Raijua memerlukan dukungan inovasi dan layanan penyuluhan. Kendala yang dihadapi pembudidaya rumput laut yaitu inovasi yang masih belum tersedia secara optimal. Pembudidaya masih mempertahankan teknik budidaya rumput laut secara sederhana yang diterapkan secara turun temurun. Permasalahan lain yang dihadapi pembudidaya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua yaitu kesulitan mengakses layanan penyuluhan. Kunjungan penyuluh perikanan dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang jarang dilakukan menyebabkan pembudidaya kesulitan dalam mengadopsi inovasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: 1) menganalisis kebutuhan dan ketersediaan inovasi pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua; 2) menganalisis kebutuhan dan capaian layanan penyuluhan pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua; 3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan inovasi dan layanan penyuluhan pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua; dan 4) merumuskan strategi pemenuhan kebutuhan inovasi dan layanan penyuluhan pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sabu Raijua pada bulan Februari sampai dengan April 2019. Responden penelitian ditentukan secara sensus terhadap 90 pembudidaya rumput laut yang berada di Kecamatan Sabu Barat. Adapun analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan kedua terkait tingkat kebutuhan dan ketersediaan inovasi dan layanan penyuluhan dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan ketiga terkait faktor - faktor yang memengaruhi pemenuhan kebutuhan inovasi dan layanan penyuluhan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Selanjutnya analisis data yang digunakan untuk mendapatkan jawaban tujuan keempat terkait strategi pemenuhan kebutuhan inovasi dan layanan penyuluhan menggunakan diagram kartesius.
Hasil analisis data menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) menunjukkan jenis inovasi yang paling dibutuhkan oleh pembudidaya rumput laut adalah patok baru untuk penanaman rumput laut, cara atau alat baru pengepakan bibit rumput laut, dan cara mendapatkan bibit bersertifikat. Ketersediaan inovasi yang paling rendah adalah alat baru mengukur intensitas cahaya, alat baru mengukur kekuatan gelombang, dan cara baru pemanenan rumput laut. Tingkat kesesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan inovasi yang paling rendah adalah cara mendapatkan bibit bersertifikat dan yang paling tinggi adalah peralatan baru panen rumput laut.
Secara keseluruhan tingkat kepuasan pembudidaya rumput laut terhadap inovasi menunjukkan nilai kurang puas atau berada pada skor 43.16 yang mana pembudidaya rumput laut tidak puas dengan ketersediaan inovasi yang sudah ada karena inovasi yang selama ini digunakan dan tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan pembudidaya dalam menjalankan kegiatan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua.
Jenis layanan penyuluhan yang paling dibutuhkan oleh pembudidaya rumput laut adalah kemampuan penyuluh dalam menghubungkan kerja sama dengan pihak luar, kunjungan penyuluh yang rutin dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan. Capaian kinerja penyuluhan yang paling rendah adalah pelatihan teknis pembudidayaan rumput laut, mengembangkan kerja sama kelompok, dan metode penyuluhan yang diterapkan. Tingkat kesesuaian antara kebutuhan dan capaian penyuluhan pembudidaya rumput laut yang paling rendah adalah menghubungkan kerja sama dengan pihak luar dan yang paling tinggi adalah materi yang baru dan sesuai. Secara keseluruhan tingkat kepuasan pembudidaya rumput laut terhadap layanan penyuluhan menunjukkan nilai kurang puas atau berada pada skor 40.48 yang mana menunjukan bahwa pembudidaya rumput laut merasa kurang puas dengan capaian layanan penyuluhan yang sudah ada karena capaian layanan peyuluhan tidak dapat memenuhi kebutuhan pembudidaya dalam menjalankan kegiatan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Sabu Raijua.
Hasil analisis data menggunakan Partial Least Square menunjukan bahwa karakteristik pembudidaya dan tingkat dukungan produksi rumput laut secara positif dan langsung berpengaruh signifikan terhadap kebutuhan inovasi dan layanan penyuluhan. Karakteristik pembudidaya rumput laut yang berpengaruh yaitu umur dan pengalaman usaha. Sedangkan, tingkat dukungan produksi rumput laut yang berpengaruh yaitu dukungan modal. Kebutuhan inovasi direfleksikan oleh unsur pemilihan bibit dan pengendalian hama penyakit. Sedangkan, kebutuhan layanan penyuluhan direfleksikan oleh unsur intensitas penyuluh dan unsur ketepatan metode penyuluhan.
Hasil analisis data menggunakan diagram kartesius menunjukkan Strategi utama pemenuhan kebutuhan inovasi meliputi penyediaan bibit bersertifikat, cara pengepakan, patok baru, cara pengendalian hama penyakit, teknologi pengolahan rumput laut. Sedangkan strategi utama pemenuhan kebutuhan layanan penyuluhan meliputi kunjungan penyuluh yang rutin, cara memperoleh modal usaha, dan cara menghubungkan kerja sama dengan pihak luar.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]