Show simple item record

dc.contributor.advisorTumbelaka, Ligaya I.T.A
dc.contributor.advisorIskandar, Entang
dc.contributor.authorMukhlisah, Nurul
dc.date.accessioned2020-06-02T02:49:30Z
dc.date.available2020-06-02T02:49:30Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102966
dc.description.abstractLutung jawa (Trachypithecus auratus) merupakan satu dari dua puluh genus Trachypithecus yang berada di Asia. Satwa primata ini tersebar di Pulau Jawa, Bali dan Lombok. Populasi satwa primata ini termasuk ke dalam satwa yang memiliki populasi cenderung mengalami penurunan. Penurunan populasi Lutung jawa diakibatkan oleh perburuan illegal dan degradasi hutan. Usaha peningkatan populasi melalui fasilitas konservasi eks-situ telah dilakukan, namun masih belum maksimal. Sampai saat ini studi tentang biologi reproduksi spesies ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, diperlukan studi reproduksi sebagai dasar untuk pengembangan teknik reproduksi dan manajemen dalam usaha peningkatan populasinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode non-invasif untuk mengukur hormon reproduksi dalam sampel feses. Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan terhadap kelompok Lutung jawa yang dipelihara di fasilitas konservasi eks-situ Taman Safari Cisarua Bogor. Terdapat dua tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu (1) pengamatan tingkah laku seksual. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui pola dan indikator tingkah laku seksual Lutung Jawa; (2) analisis hormon estrogen dan progesterone dalam sampel feses. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui status reproduksi berdasarkan profil hormon. Tingkah laku seksual T.auratus terdiri dari tingkah laku percumbuan dan kopulasi. Tingkah laku seksual spesifik ditunjukkan adalah head-shaking sebelum kopulasi terjadi oleh betina. Tingkah laku kopulasi diawali dengan mounting kemudian thrusting 28 detik. Kopulasi berlangsung selama 60 detik. Kopulasi terjadi 3 hari sebelum periode estrus. Jenis estrogen dalam feses T. auratus adalah estradiol-17b, estriol, dan estron; sedangkan progesterone adalah 17-a-OH Progesteron. Konsentrasi hormon estrogen pada saat puncak mencapai 1030.8 μg/g feses kering. Panjang siklus estrus T. auratus berdasarkan interval kenaikan hormon estrogen adalah rentang 21-33 hari. Analisis hormon progesteron menunjukkan konsentrasi rendah mencapai 81.2 μg/g feses kering. Nilai konsentrasi ini diamati pada betina post-partus. Pengukuran hormon melalui sampel feses merupakan metode non-invasif yang dapat digunakan untuk memonitor reproduksi T. auratus.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPrimatologyid
dc.subject.ddcJavan langurid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Biologi Reproduksi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) Berdasarkan Tingkah Laku Seksual dan Profil Hormonid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordestrogenid
dc.subject.keywordprogesteronid
dc.subject.keywordsiklus estrusid
dc.subject.keywordtingkah laku seksualid
dc.subject.keywordITrachypithecus auratusid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record