Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti, Ratih
dc.contributor.advisorNurtama, Budi
dc.contributor.authorPatra, Made Widdi Ellinda
dc.date.accessioned2020-06-02T02:48:04Z
dc.date.available2020-06-02T02:48:04Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102960
dc.description.abstractPada tahun 2015, pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan menginisiasi program keamanan pangan berbasis pemberdayaan masyarakat yang disebut Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD). Indikator kerja program tersebut, yaitu jumlah komunitas yang telah diintervensi dan jumlah kader keamanan pangan yang telah dilatih, belum menggambarkan salah satu tujuan program yaitu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan pada komunitas yang diintervensi. Pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan merupakan variabel laten yang pengukurannya dilakukan melalui karakteristik-karakteristiknya (melalui analisis faktor), yang kemudian digunakan dalam penentuan hubungan yang terbentuk antara pengetahuan, sikap, dan perilaku (melalui analisis jalur). Kedua analisis tersebut dapat digabungkan dengan metode Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menghasilkan evaluasi yang lebih akurat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan profil demografi responden pada komunitas masyarakat yang diintervensi GKPD, (2) Menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan pada komunitas masyarakat yang diintervensi GKPD, (3) Menentukan korelasi antara karakteristik demografi dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan pada komunitas masyarakat yang diintervensi GKPD, (4) Menentukan karakteristik pengetahuan, sikap dan perilaku sebagai indikator yang berhubungan dengan keamanan pangan pada komunitas masyarakat yang diintervensi GKPD, dan (5) Menetapkan model hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan pada komunitasmasyarakat yang diintervensi GKPD. Penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: penentuan responden, penyusunan dan uji coba kuesioner, pengumpulan data, dan analisis data. Penentuan responden dilakukan secara purposive. Kriteria inklusi responden adalah: (a) pernah berpartisipasi dalam program GKPD di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 sampai dengan 2018; (b) mewakili salah satu komunitas yang diteliti, yaitu ibu rumah tangga, Pedagang Kaki Lima (PKL), Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), dan ritel pangan; dan (c) bersedia untuk mengisi kuesioner. Kriteria eksklusi responden adalah: (a) lokasi responden tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian karena berbagai alasan, (b) responden tidak dapat mengisi kuesioner karena berbagai alasan. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, diperoleh 10 kelurahan sebagai lokasi penelitian dengan jumlah responden sebanyak 291 orang, terdiri dari 1 kelurahan (37 responden) untuk uji coba dan 9 kelurahan (254 responden) untuk pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner yang dikembangkan dari pedoman penerapan keamanan pangan, yaitu 5 Kunci Keamanan Pangan WHO, Cara Produksi Pangan yang Baik, dan Cara Ritel Pangan yang Baik. Kuesioner dibedakan sesuai komunitas, dan terdiri dari pernyataan umum dan khusus dengan total pernyataan sebanyak 55 buah. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2019. Analisis data dilakukan menggunakan MS Excel, PASW Statistics 18, dan Smartpls versi 3.2.8. Pemodelan menggunakan PLS-SEM didasarkan pada model hipotesis yang menyatakan bahwa: (1) Pengetahuan mempengaruhi perilaku, (2) Sikap mempengaruhi perilaku, dan (3) Pengetahuan mempengaruhi sikap. Profil demografi responden secara umum adalah: perempuan, berusia 41-50 tahun, menamatkan SMA/sederajat, dan memiliki penghasilan bersih kurang dari Rp 2 juta per bulan. Lebih dari 90% responden memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan yang baik. Umur dan jenis kelamin tidak berkorelasi dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan responden, kecuali pada komunitas PKL. Pendidikan berkorelasi dengan pengetahuan, sikap, atau perilaku keamanan pangan responden, kecuali pada komunitas IRTP dan ritel pangan. Pendapatan berkorelasi dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan, kecuali pada komunitas IRTP dan ritel pangan. Karakteristik pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan pada total responden berkaitan dengan izin edar, keamanan air isi ulang, higiene personal, higiene peralatan, dan penyimpanan pangan. Walaupun setiap komunitas memiliki karakteristik masing-masing, beberapa karakteristik dapat muncul berulang, misalnya karakteristik terkait penggunaan lap untuk berbagai kegunaan yang muncul pada total responden, komunitas ibu rumah tangga, dan komunitas IRTP, serta karakteristik terkait mencuci tangan yang muncul pada total responden dan IRTP. Kedua karakteristik tersebut pernah muncul sebagai indikator pengetahuan, sikap, atau perilaku keamanan pangan pada penelitian sebelumnya dan menunjukkan bahwa karakteristik-karakteristik tersebut bersifat kuat (robust). Berdasarkan pemodelan pada total responden, disimpulkan bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan perilaku keamanan pangan (hipotesis 1 dan 3 diterima), tetapi sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku keamanan pangan (hipotesis 2 ditolak). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan sikap dan perilaku keamanan pangan dapat diupayakan melalui peningkatan pengetahuan keamanan pangan masyarakat. Walaupun demikian, terdapat faktor dukungan lingkungan dan kemudahan penerapan prinsip keamanan pangan agar suatu sikap dapat ditransformasi menjadi perilaku. Pemodelan pada masing-masing komunitas menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap perilaku, serta pengaruh pengetahuan terhadap sikap adalah lemah atau sedang, tetapi hasil yang berbeda diperoleh pada komunitas PKL yang menunjukkan bahwa sikap dapat memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku. Pengaruh antar variabel yang lemah/sedang dapat disebabkan karakteristik yang diperoleh pada penelitian ini belum cukup untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan sehingga perlu dilakukan studi untuk menggali butirbutir lain yang dapat menjadi kandidat karakteristik pengetahuan, sikap, dan perilaku keamanan pangan sehingga korelasi dapat lebih erat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFood technologyid
dc.subject.ddcFood safetyid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcDKI Jakartaid
dc.titlePemodelan Karakteristik Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Keamanan Pangan pada Komunitas Masyarakat di DKI Jakarta.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkeamanan panganid
dc.subject.keywordpengetahuanid
dc.subject.keywordsikapid
dc.subject.keywordperilakuid
dc.subject.keywordstructural equation modelingid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record