dc.description.abstract | Talas Kaliurang merupakan tanaman umbi sebagai pangan fungsional.
Kultivar ini toleran terhadap hama dan penyakit tertentu, selain rasanya yang enak.
Untuk pengembangannya, talas Kaliurang memiliki kendala dalam penyediaan
benih bermutu. Benih unggul dapat diupayakan melalui induksi poliploid. talas
Kaliurang tetraploid telah berhasil dihasilkan oleh Ermayanti et al. (2018). Kendala
dalam penyediaan benih yang terbatas dapat diupayakan melalui perbanyakaan
mikro dengan teknik kultur in vitro. Komposisi media untuk perbanyakan mikro
menjadi faktor penting dalam keberhasilan proses ini, komposisi media untuk
menunjang penyediaan benih talas Kaliurang belum pernah dilakukan. Informasi
morfologi talas Kaliurang (diploid dan tetraploid) juga belum pernah
diinformasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan media yang optimum
untuk perbanyakan mikro tanaman talas Kaliurang diploid dan tetraploid
menggunakan perlakuan tiamin dan adenin pada media dasar (media MS dengan
penambahan 2 mg/L BAP), hingga proses aklimatisasinya, dan memastikan
kestabilan tingkat ploidi talas Kaliurang tetraploid setelah perlakuan perbanyakan
mikro dan menganalisis karakter morfologi dan genetik talas Kaliurang diploid dan
tetraploid.
Penelitian ini dilakukan sejak Mei 2018 hingga September 2019. Sampel
yang digunakan adalah stok tunas in vitro, koleksi Pusat Penelitian Bioteknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong. Perbanyakan mikro
dilakukan pada klon diploid dan tetraploid hasil induksi poliploid dengan kolkisin,
pada media dasar (MS dengan penambahan 2 mg/L BAP) dengan enam kombinasi
perlakuan tiamin dan adenin. Pertumbuhan tanaman diamati setiap minggu selama
enam minggu, pada jumlah tunas, daun, dan akar, serta panjang petiol. Tingkat
ploidi diamati menggunakan alat flositometer, untuk mengkonfirmasi stabilitas
ploidi tanaman tetraploid. Karakter morfologi dicatat, mengacu pada Mayo et al.
(1997) dan IPGRI (1999), dan dianalisis keragamannya dengan metode UPGMA
menggunakan NTSys 2.11. Analisis morfometrik geometris dilakukan dalam tiga
langkah utama: Digitasi daun menggunakan tpsDig untuk memperoleh data
kuantitatif, analisis statistik untuk mengevaluasi variasi bentuk menggunakan
tpsRelw dan tpsSplin, dan analisis kelompok berdasarkan jarak euclideus
menggunakan program R versi 3.6.1. Analisis molekuler dilakukan dengan
mengisolasi DNA dari daun menggunakan kit Zymo plant. Amplifikasi PCR dengan
20 primer ISSR pada suhu 35 – 60 ᴼC. Hasil PCR diamati menggunakan
elektroforesis dan difoto menggunakan GelDoc. Pita polimorfik diberi skor menjadi
data biner, dan dikompilasi dalam matriks data, yang akan digunakan untuk
mengetahui keragamannya dengan metode UPGMA menggunakan NTSys 2.11.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan 4 mg/L tiamin dan 2 mg/L
adenin pada media dasar merupakan media optimal untuk perbanyakan mikro talas
Kaliurang, dengan rata-rata 3.45 tunas. Persentase keberhasilan aklimatisasi
mencapai 99.1 %. Ploidi tanaman telah stabil.
Secara fenotipik, tanaman tetraploid menunjukkan perubahan fenotipe yang
memisahkannya dari diploidnya. Ciri morfologi berbeda pada 22 karakter
morfologi, yaitu karakter Is, Ts, VSbZ, VSbY, AbC, AdC, TP, TC, SbC, AdVL1C,
AdVL2C, AdVL3C, UpC, UpT, TpC, pC, pdCo, pCo, ptDoC, BptC, GptC dan Td.
Analisis morfologi menunjukkan adanya 2 kelompok besar, dengan koefisien
kemiripan 0.35 – 0.78. Kelompok I terdiri dari klon K0 dan kelompok II dibagi
menjadi 2 sub-kelompok, sub-kelompok A yang terbagi dari klon K1 dan K2, dan
sub-kelompok B terdiri dari K3. Karakter morfometri berbeda pada titik Ts, Vn1,
Vn,2 Vn3, dan Vp. Morfometri daun terbagi menjadi 3 kelompok, kelompok I
terdiri dari K0, kelompok II terdiri dari K2, dan kelompok III memasukkan klon K1
dan K3.
Tanaman tetraploid menunjukkan perubahan genetik dari diploidnya hanya
pada klon K2 dan K3, yaitu pada primer (CT)8G T400, (AG)8YC T350,750, (AC)8CYT
T350 dan (CTC)6 T1000, sedangkan klon K1 tidak berbeda kelompok dengan
diploidnya. Penanda ISSR menunjukkan 2 kelompok; kelompok I terdiri dari klon
K0 dan K1, dan kelompok II terdiri dari klon K2 dan K3, dengan koefisien
kemiripan antara kedua kelompok 0.71. | id |