Tata Kelola Material Kayu untuk Galangan Kapal Kayu di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah
Abstract
Kabupaten Batang merupakan salah satu sentra pembangunan kapal kayu
terbesar di Wilayah Provinsi Jawa Tengah yang berpotensi untuk terus
dikembangkan. Hal ini menuntut adanya kelancaran pasokan material kayu dari
para pemasok. Namun, kayu bangkirai sebagai bahan utama kapal harganya relatif
mahal dan pasokan kurang lancar. Diduga hal ini disebabkan oleh adanya
permasalahan dalam tata niaga pemenuhan kayu bangkirai. Bila hal ini tidak
diatasi maka galangan kapal di Kabupaten Batang terancam kesulitan beroperasi
dan bahkan bangkrut. Oleh sebab itu, perlu diteliti penyebab ketidaklancaran
pasokan kayu dan merumuskan rekomendasi perbaikannya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Identifikasi galangan dan estimasi
kebutuhan kayu di galangan kapal kayu Kabupaten Batang. 2) Mengidentifikasi
pemasok (supplier) dan estimasi ketersediaan material kayu. 3) Menelusuri alur
pasokan material kayu bangkirai dari supplier ke galangan kapal kayu.
4) Menemukan akar masalah pada rantai pasokan kayu bangkirai. 5) Menyusun
rekomendasi tata kelola material kayu bangkirai untuk galangan kapal kayu di
Kabupaten Batang.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2019
di berbagai galangan kapal dan pemasok di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa
Tengah. Data primer maupun sekunder diambil dari 7 (tujuh) galangan yang
memiliki produktivitas tinggi, sedangkan dari 19 (sembilan belas) galangan
yang produktivitasnya rendah dipilih secara acak 3 (tiga) galangan. Seluruh
pemasok/pedagang kayu yang berjumlah 8 (delapan) perusahaan dijadikan
sebagai responden. Analisis data dilakukan dengan pendekatan analisis
fishbone untuk mengetahui faktor penyebab atau permasalahan pasokan kayu
bangkirai. Langkah selanjutnya, mencari masalah yang sangat berpengaruh
dalam proses pasokan kayu bangkirai kurang berjalan dengan maksimal.
kemudian langkah terakhir yaitu merumuskan rekomendasi tata kelola material
kayu untuk keberlangsungan dan produktivitas galangan Kabupaten Batang.
Hasil penelitian menunjukkan nilai total kebutuhan kayu pada tahun 2014-
2018 untuk jenis kayu bangkirai adalah sebesar 6.431,67 m3 dan kayu rimba
campur sebesar 1.561,98 m3. Adapun pada periode waktu yang sama ketersediaan
kayu bangkirai sebesar (20.439,09 m3) dan rimba campur sebesar (42.550,00 m3 )
di 8 pedagang kayu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan kayu
masih lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan seluruh galangan sampel di
Kabupaten Batang selama tahun 2014-2018. Hasil analisis dari permasalahan
yang ditemukan adalah modal yang dimiliki oleh galangan kapal kayu Kabupaten
Batang terbatas. Modal cenderung menunggu dari pembayaran uang muka setelah
ada pesanan kapal. Pedagang kayu akan melayani pemenuhan pesanan kayu
ketika galangan membayar cash maupun dengan pembayaran uang muka 50 %.
Pasokan kayu didatangkan dari agen setelah ada permintaan dari galangan
dikarenakan stok yang ada di pedagang habis. Maka perlunya tindakan perbaikan
untuk diterapkan oleh galangan Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah, agar
supaya galangan tetap mendapatkan pemenuhan kayu dari pedagang.
Hubungan mitra bisnis tidak terikat, atau hanya sebatas sebagai pelanggan
tetap yang dilakukan oleh galangan dengan pedagang kayu/industri pengolahan
kayu perlu ditingkatkan pada status kerjasama terikat secara formal. Hubungan
kerjasama yang dibangun diharapkan mampu memperbaiki pemenuhan pesanan.
Untuk menghilangkan hambatan yang masih ada dalam pasokan kayu bangkirai,
perlu dilakukan desentralisasi pasokan melalui pendirian koperasi, sehingga
memperpendek rantai tata niaga dan mengurangi biaya transaksi. Hal ini
dilakukan untuk membantu galangan yang kurang mempunyai modal agar tetap
dapat membangun kapal ketika ada pesanan.
Collections
- MT - Fisheries [2935]