Keanekaragaman Collembola pada Lahan Terdampak Material Piroklastik Gunungapi Kelud di Kecamatan Ngantang, Malang
View/ Open
Date
2018Author
Wilujeng, Elly Daru Ika
Widyastuti, Rahayu
Tjahjono, Boedi
Metadata
Show full item recordAbstract
Letusan Gunungapi Kelud pada tahun 2014 mengeluarkan material berupa jatuhan dan aliran piroklastik. Aliran piroklastik menyebabkan terbakarnya vegetasi di sekitar kawasan Gunungapi Kelud dan endapan material piroklastik menyebabkan peningkatan suhu tanah dan penurunan kelembaban tanah. Hal tersebut dapat mengubah diversitas, komposisi, dan kelimpahan fauna tanah di dalam ekosistem.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keanekaragaman Collembola terhadap perubahan lingkungan vulkanik pasca lima tahun terdampak material piroklastik Gunungapi Kelud di berbagai elevasi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni 2019 menggunakan metode stratified purposive sampling. Dilakukan pada ekosistem terdampak dan tidak terdampak material piroklastik pada ketinggian 900 m dpl, 1000 m dpl, dan 1100 m dpl. Koleksi Collembola dilakukan menggunakan 2 metode, yaitu pencuplikan tanah dan serasah serta metode perangkap sumuran. Sepuluh perangkap sumuran dipasang pada garis transek sepanjang 100 m dengan jarak 10 m antar perangkap, pengambilan contoh tanah dan serasah dilakukan di antara perangkap sumuran. Contoh tanah dan serasah yang diperoleh dari lapangan selanjutnya diletakkan pada corong Berlese modifikasi selama 14 hari dan perangkap sumuran dipasang selama 2 x 24 jam. Collembola disimpan dalam botol spesimen berisi alkohol 96% dan diidentifikasi berdasarkan morfospesies sampai tingkat genus. Genus dianggap spesies karena pada setiap genus hanya ditemukan satu spesies. Vegetasi dan faktor lingkungan yang diamati meliputi suhu tanah, suhu udara, kelembaban relatif udara, cahaya tampak, dan ketebalan serasah. Analisis sifat tanah yang dilakukan meliputi C-Organik, N-Total, pH, kadar air dan tekstur tanah.
Hasil penelitian menggunakan metode pencuplikan tanah dan serasah diperoleh 20 spesies Collembola tanah pada ekosistem terdampak piroklastik dan 33 spesies pada ekosistem tidak terdampak piroklastik. Paralobella, Paranura, Deuterobella, Thalassaphorura, Hypogastrura, Xenilla, Coecobrya, Lepidocyrtus, Callyntrura, Lepidonella, Oncopodura, Harlomillsia, dan Pararhopalites merupakan spesies Collembola yang aktif dilapisan tanah dan serasah yang hanya ditemukan pada ekosistem tidak terdampak piroklastik. Secara umum keanekaragaman Collembola tanah yang hadir pada ekosistem terdampak dan tidak terdampak piroklastik memiliki kemiripan jenis Collembola yang hadir. Kelompok dari Ordo Entomobryomorpha merupakan kelompok yang paling dominan yang memiliki keanekargamn dan kelimpahan tinggi pada masing-masing ekosistem baik di lapisan tanah maupun serasah.
Hasil penelitian menggunakan metode perangkap sumuran diperoleh 15 spesies Collembola permukaan tanah yang ditemukan pada ekosistem terdampak piroklastik dan 20 spesies pada ekosistem tidak terdampak piroklastik. Lepidosira, Lepidonella, Dicranocentroides, Tomocerus, Calvatomina, dan Ptenothrix merupakan spesies Collembola permukaan tanah yang hanya ditemukan pada
ekosistem tidak terdampak piroklastik. Secara umum keanekaragaman Collembola yang aktif dipermukaan tanah pada kawasan Gunungapi Kelud di dominasi oleh Ordo Entomobryomorpha.
Ordo Poduromorpha, Ordo Entomobryomorpha, dan Ordo Symphypleona berhasil ditemukan pada kawasan Gunungapi Kelud. Ordo Entomobryomorpha yang ditemukan mendominasi pada lapisan tanah dan serasah maupun di lapisan permukaan tanah dengan frekuensi keterdapatanya mencapai 100%.