dc.description.abstract | Peningkatan suhu air laut dapat menyebabkan perubahan interaksi antar
biota laut. Perubahan tersebut terjadi karena adanya perubahan fisiologis maupun
anatomi dari biota. Salah satu interaksi yang terdapat dalam ekosistem laut adalah
interaksi antara herbivora dengan makroalga. Salah satu herbivora laut yang
bernilai penting di Indonesia adalah Haliotis squamata yang memiliki nama lokal
kerang mata tujuh. H. squamata merupakan sumber makanan yang menjadi
komoditi ekspor, namun masih sedikit yang melakukan upaya budidaya sehingga
terjadi eksploitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkah
laku makan H. squamata di bawah pengaruh peningkatan suhu.
Penelitian terdiri dari dua tahap. Tahapan pertama H. squamata diberi pakan
pelet dengan perlakuan suhu (27°C, 28.5°C, 30°C, 31.5°C, dan 33°C) dan
pemuasaan. Laju konsumsi dan mortalitas menjadi hasil yang didapat pada tahap
ini. Tahapan kedua dilakukan dengan pakan alami berupa makroalga dari jenis
Gracilaria sp., Sargassum sp., dan Amphiroa sp. Laju konsumsi makroalga,
preferensi pakan dan laju pergerakan H. squamata di setiap level suhu didapat
pada tahapan ini. Selama penelitian berlangsung, kualitas air diukur dan diatur
secara berkala.
Hasil pada tahap pertama, laju konsumsi perlakuan yang dipuasakan lebih
tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang tidak dipuasakan. Mortalitas
terbanyak terjadi pada suhu tertinggi, yaitu 33°C. Kelompok perlakuan pertama
mengalami perubahan preferensi pakan pada tahapan kedua, sedangkan kelompok
kedua tidak. Perubahan preferensi pakan dapat terlihat dari laju konsumsi
Gracilaria sp. yang tinggi pada suhu 27°C kemudian terus menurun pada suhu
yang lebih tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan laju konsumsi Amphiroa sp.
yang cenderung tidak diminati pada suhu 27°C, namun konsumsinya terus
meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Laju konsusi total makroalga pada kedua
perlakuan memiliki pola yang serupa, yaitu mengalami penuruan dengan adanya
peningkatan suhu. Hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh pada aktifitas
pergerakan H. squamata sehingga laju pergerakan dapat membentuk kurva
berbentuk bel seperti kurva performa pada umumnya. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah peningkatan suhu mempengaruhi tingkah laku diet, bahkan
mortalitas dari H. squamata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelestarian
habitat H. squamata perlu dilakukan sehingga hewan ini dapat beradaptasi dengan
baik terhadap fenomena peningkatan suhu. | id |