Show simple item record

dc.contributor.advisorZamani, Neviaty Putri
dc.contributor.advisorBengen, Dietriech Geoffrey
dc.contributor.authorSuci, An Nisa Nurul
dc.date.accessioned2020-03-16T03:04:22Z
dc.date.available2020-03-16T03:04:22Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102867
dc.description.abstractPeningkatan suhu air laut dapat menyebabkan perubahan interaksi antar biota laut. Perubahan tersebut terjadi karena adanya perubahan fisiologis maupun anatomi dari biota. Salah satu interaksi yang terdapat dalam ekosistem laut adalah interaksi antara herbivora dengan makroalga. Salah satu herbivora laut yang bernilai penting di Indonesia adalah Haliotis squamata yang memiliki nama lokal kerang mata tujuh. H. squamata merupakan sumber makanan yang menjadi komoditi ekspor, namun masih sedikit yang melakukan upaya budidaya sehingga terjadi eksploitasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkah laku makan H. squamata di bawah pengaruh peningkatan suhu. Penelitian terdiri dari dua tahap. Tahapan pertama H. squamata diberi pakan pelet dengan perlakuan suhu (27°C, 28.5°C, 30°C, 31.5°C, dan 33°C) dan pemuasaan. Laju konsumsi dan mortalitas menjadi hasil yang didapat pada tahap ini. Tahapan kedua dilakukan dengan pakan alami berupa makroalga dari jenis Gracilaria sp., Sargassum sp., dan Amphiroa sp. Laju konsumsi makroalga, preferensi pakan dan laju pergerakan H. squamata di setiap level suhu didapat pada tahapan ini. Selama penelitian berlangsung, kualitas air diukur dan diatur secara berkala. Hasil pada tahap pertama, laju konsumsi perlakuan yang dipuasakan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang tidak dipuasakan. Mortalitas terbanyak terjadi pada suhu tertinggi, yaitu 33°C. Kelompok perlakuan pertama mengalami perubahan preferensi pakan pada tahapan kedua, sedangkan kelompok kedua tidak. Perubahan preferensi pakan dapat terlihat dari laju konsumsi Gracilaria sp. yang tinggi pada suhu 27°C kemudian terus menurun pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini berbanding terbalik dengan laju konsumsi Amphiroa sp. yang cenderung tidak diminati pada suhu 27°C, namun konsumsinya terus meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Laju konsusi total makroalga pada kedua perlakuan memiliki pola yang serupa, yaitu mengalami penuruan dengan adanya peningkatan suhu. Hal ini berbeda dengan hasil yang diperoleh pada aktifitas pergerakan H. squamata sehingga laju pergerakan dapat membentuk kurva berbentuk bel seperti kurva performa pada umumnya. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah peningkatan suhu mempengaruhi tingkah laku diet, bahkan mortalitas dari H. squamata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelestarian habitat H. squamata perlu dilakukan sehingga hewan ini dapat beradaptasi dengan baik terhadap fenomena peningkatan suhu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMarine Sciencesxid
dc.subject.ddcMacroalgaeid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcDKI Jakartaid
dc.titlePengaruh Peningkatan Suhu Terhadap Preferensi dan Tingkah Laku Makan Gastropoda (Haliotis squamata Reeve 1846).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordabalonid
dc.subject.keywordmakroalgaid
dc.subject.keywordpemanasan globalid
dc.subject.keywordlaju konsumsiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record