Studi tentang Efektivitas Fly Ash sebagai Sumber Hara Ca dan Mg pada Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench).
Abstract
Tanah Podsolik banyak ditemukan di Indonesia sehingga berpotensi
digunakan untuk perluasan lahan pertanian. Namun, reaksi Tanah Podsolik yang
masam, kejenuhan basa rendah, kadar Al yang tinggi, dan kadar unsur hara yang
rendah menyebabkan kesuburan dan produktivitas Tanah Podsolik tergolong
rendah. Oleh sebab itu, diperlukan pengelolaan tanah yang tepat untuk
memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah untuk dijadikan sebagai lahan
pertanian. Pengapuran dan pemupukan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesuburan dan produktivitas Tanah Podsolik. Bahan kapur yang umum digunakan
untuk lahan pertanian adalah kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2. Fly ash
merupakan abu sisa pembakaran batubara yang mengandung unsur hara yang di
butuhkan oleh tanaman sehingga sangat berpotensi untuk digunakan di bidang
pertanian. Fly ash yang digunakan dalam percobaan memiliki kandungan utama
Ca, Mg dan Si yang ditunjukkan oleh kadar CaO, MgO dan SiO2. Dalam percobaan
ini fly ash dicampur pada media tanam dengan harapan dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara dalam tanah terutama hara Ca dan Mg. Percobaan ini
menggunakan tanaman sorgum karena tanaman sorgum merupakan tanaman
serealia yang toleran terhadap kekeringan dan input hara yang rendah, serta peka
terhadap tanah masam.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa fly ash sebagai sumber hara Ca dan Mg
tidak efektif dalam memperbaiki sifat kimia Tanah Podsolik Jasinga, pertumbuhan,
dan kadar hara Ca, Mg, Si dalam tanaman sorgum. Hasil analisis tanah
menunjukkan bahwa pH tanah cenderung menurun dengan meningkatnya dosis fly
ash, sedangkan Al-dd tanah cenderung meningkat. Kadar hara Ca, Mg dan Si pada
tanah mengalami sedikit peningkatan yaitu sekitar 1-15%. Pertumbuhan sorgum
pada tanah dengan pemberian fly ash saja tidak normal. Hal ini ditunjukkan dengan
gejala hambatan pertumbuhan tinggi tanaman (tanaman kerdil) karena sistem
perakarannya tidak berkembang. Tanaman sorgum mulai mengering pada umur 4
minggu setelah tanam dan lambat laun mati. Tanaman sorgum tidak tumbuh normal
diduga karena mengalami keracunan Al. Perlakuan fly ash serta kombinasinya
dengan kalsit atau dolomitik tidak berpengaruh nyata terhadap kadar hara Ca, Mg,
Si dan kadar logam berat (As, Pb, Cd) tanaman sorgum. Unsur arsenik (As)
merupakan logam berat dengan kadar terkecil di dalam tanaman yaitu berkisar
antara 0,09 – 0,014 ppb, sedangkan plumbum (Pb) merupakan logam berat dengan
kadar tertinggi di dalam tanaman yaitu berkisar antara 3,26 – 6,22 ppm. Namun,
kadar Pb dalam tanaman sorgum masih di bawah ambang batas kadar logam berat
dalam tanaman sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar.