Show simple item record

dc.contributor.advisorDarmawan
dc.contributor.advisorSumawinata, Basuki
dc.contributor.authorGumbara, Rizal Habibi
dc.date.accessioned2020-03-03T08:43:00Z
dc.date.available2020-03-03T08:43:00Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102588
dc.description.abstractKapasitas tukar kation (KTK) dan basa-basa yang dapat dipertukarkan adalah dua langkah terpenting untuk menentukan karakteristik dan kualitas tanah. Terdapat beberapa metode pengukuran KTK, di antaranya adalah metode amonium asetat Schollenberger dan Dreibelbis (1930) yang disangga pada pH 7.0 dan metode barium klorida-trietanolamina Mehlich (1938) yang disangga pada pH 8.2. Pengukuran KTK menggunakan kedua metode ini dapat menghasilkan nilai yang sangat berbeda dengan KTK tanah pada keadaan lapangannya (KTK efektif atau KTK), terutama untuk tanah masam, seperti tanah organik, dengan KTK yang bergantung pada pH. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai KTK tanah organik yang diekstrak menggunakan larutan amonium asetat dengan pH sekitar lapang (pH 3.8, 4.2, 4.8) dan netral (7.0). Lima sampel tanah organik dan dua sampel tanah mineral digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang diukur adalah KTK dan basa-basa yang dapat dipertukarkan menggunakan larutan amonium asetat yang disangga pada beberapa pH; pH lapang (asam) sebesar 3.8, 4.2, 4.8, dan netral (7.0). Setiap sampel tanah dan tingkat pH diulang tiga kali. Hasil menunjukkan hubungan positif antara pH larutan amonium asetat dengan KTK tanah, semakin tinggi pH larutan pengekstrak maka KTK yang terukur juga semakin tinggi. Nilai KTK yang diukur menggunakan amonium asetat ber-pH 3.8 dan 4.2 memiliki selisih nilai yang lebih rendah daripada KTK yang diukur menggunakan larutan amonium asetat ber-pH 4.8 dan 7.0. Secara umum, selisih nilai KTK antara pH 3.8 dan 4.2 berada di bawah 25%, sedangkan selisih nilai KTK antara pH 3.8 dan 7.0 mencapai 212%. Pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan larutan amonium asetat ber-pH tinggi pada tanah organik tidak akan menghasilkan nilai KTK yang representatif terhadap kondisi di lapangan dan mengarah pada analisis data yang salah. Oleh karena itu, pH larutan pengekstrak yang paling cocok untuk mengukur KTK tanah organik adalah 3.8 atau 4.2. Namun, ekstraksi dengan larutan ber-pH 3.8 lebih sulit untuk dilakukan karena terdapat kesulitan dalam pembuatan larutan dan larutan tersebut bersifat kurang stabil sehingga, amonium asetat ber-pH 4.2 adalah larutan yang paling direkomendasikan untuk proses ekstraksi. Di sisi lain, perbedaan nilai pH larutan pengekstrak tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kation yang dapat dipertukarkan di tanah organik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcOrganic soilsid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePerbandingan Nilai Kapasitas Tukar Kation Tanah Organik Menggunakan Larutan Amonium Asetat yang Disangga Sekitar pH Lapang dan 7.0.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordmetode KTKid
dc.subject.keywordmuatan bergantung pHid
dc.subject.keywordpH lapangid
dc.subject.keywordtapak pertukaranid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record