dc.description.abstract | Kapasitas tukar kation (KTK) dan basa-basa yang dapat dipertukarkan
adalah dua langkah terpenting untuk menentukan karakteristik dan kualitas tanah.
Terdapat beberapa metode pengukuran KTK, di antaranya adalah metode
amonium asetat Schollenberger dan Dreibelbis (1930) yang disangga pada pH 7.0
dan metode barium klorida-trietanolamina Mehlich (1938) yang disangga pada pH
8.2. Pengukuran KTK menggunakan kedua metode ini dapat menghasilkan nilai
yang sangat berbeda dengan KTK tanah pada keadaan lapangannya (KTK efektif
atau KTK), terutama untuk tanah masam, seperti tanah organik, dengan KTK
yang bergantung pada pH. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai
KTK tanah organik yang diekstrak menggunakan larutan amonium asetat dengan
pH sekitar lapang (pH 3.8, 4.2, 4.8) dan netral (7.0). Lima sampel tanah organik
dan dua sampel tanah mineral digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang
diukur adalah KTK dan basa-basa yang dapat dipertukarkan menggunakan larutan
amonium asetat yang disangga pada beberapa pH; pH lapang (asam) sebesar 3.8,
4.2, 4.8, dan netral (7.0). Setiap sampel tanah dan tingkat pH diulang tiga kali.
Hasil menunjukkan hubungan positif antara pH larutan amonium asetat dengan
KTK tanah, semakin tinggi pH larutan pengekstrak maka KTK yang terukur juga
semakin tinggi. Nilai KTK yang diukur menggunakan amonium asetat ber-pH 3.8
dan 4.2 memiliki selisih nilai yang lebih rendah daripada KTK yang diukur
menggunakan larutan amonium asetat ber-pH 4.8 dan 7.0. Secara umum, selisih
nilai KTK antara pH 3.8 dan 4.2 berada di bawah 25%, sedangkan selisih nilai
KTK antara pH 3.8 dan 7.0 mencapai 212%. Pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan larutan amonium asetat ber-pH tinggi pada tanah organik tidak
akan menghasilkan nilai KTK yang representatif terhadap kondisi di lapangan dan
mengarah pada analisis data yang salah. Oleh karena itu, pH larutan pengekstrak
yang paling cocok untuk mengukur KTK tanah organik adalah 3.8 atau 4.2.
Namun, ekstraksi dengan larutan ber-pH 3.8 lebih sulit untuk dilakukan karena
terdapat kesulitan dalam pembuatan larutan dan larutan tersebut bersifat kurang
stabil sehingga, amonium asetat ber-pH 4.2 adalah larutan yang paling
direkomendasikan untuk proses ekstraksi. Di sisi lain, perbedaan nilai pH larutan
pengekstrak tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kation yang dapat
dipertukarkan di tanah organik. | id |