Analisis Konversi Perkebunan Kelapa Sawit menjadi Lahan Tanaman Pangan (Studi Kasus: Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak).
Abstract
Kecamatan Bunga Raya merupakan wilayah transmigrasi sejak tahun 1980
an awal. Pengembangan wilayah awal adalah berupa tanaman pangan khususnya
sawah. Kecamatan Bunga Raya juga ditetapkan sebagai lumbung padi bagi
Kabupaten Siak, bahkan provinsi. Namun sejak masuknya komoditas perkebunan
kelapa sawit ke Provinsi Riau telah merubah hutan bahkan areal lahan sawah
menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit mengalami
tekanan dari pihak pemerintah, karena pemerintah ingin mempertahankan lahan
pangannya. Permasalahan ini menyebabkan banyak petani yang mengonversi
kebun kelapa sawitnya menjadi lahan sawah. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan: (1) Menganalisis persepsi petani padi terhadap konversi lahan sawah;
(2) Menganalisis pendapatan usahatani padi; (3) Menganalisis pola penghidupan
petani padi dan; (4) Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi konversi
perkebunan kelapa sawit menjadi lahan sawah. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan, SLA (Sustainable
Livelihood Assets), skala likert, dan Binary Logistic Regression menggunakan
SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap konversi
lahan sawah memiliki respon positif untuk mempertahankan lahan sawahnya.
Pendapatan usahatani padi atas biaya total dalam satu kali musim tanam adalah
sebesar Rp 12.341.290, dengan R/C ratio sebesar 2,07 dan B/C ratio sebesar 1,07.
Pola penghidupan petani padi memiliki aset modal alam dan infastruktur tinggi.
Faktor-faktor yang memengaruhi konversi sawit ke sawah adalah usia, dummy
pendapatan lain, dan pengalama usahatani.