Imunitas Maternal Induk Ikan Nila yang Diberi Vaksin Polivalen Streptococcus agalactiae dan Resistansi Benih yang Dihasilkan.
Abstract
Budidaya ikan nila adalah salah satu komoditas akuakultur yang memiliki
pertumbuhan cepat terutama di dalam industri produksi pangan dunia.
Perkembangan budidaya ikan nila secara intensif mempengaruhi munculnya
berbagai macam penyakit bakterial. Streptococcus agalactiae merupakan salah
satu patogen utama yang menginfeksi ikan nila. Hasil identifikasi yang dilakukan
menunjukkan lima strain S. agalactiae pada budidaya ikan nila di Indonesia yaitu
NK1, N17O, N14G, N3M, dan N4M. Kelima strain tesebut dapat menyebabkan
kematian yang tinggi pada ikan nila di Indonesia. Kematian yang tinggi akibat
infeksi penyakit sering terjadi pada stadia benih, karena respons imun yang
dimiliki benih belum berkembang sempurna. Imunitas maternal adalah
mekanisme pertahanan utama untuk hewan invertebrata dan mekanisme
pertahanan dasar untuk hewan vertebrata, terutama pada tahap perkembangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efikasi vaksin polivalen S. agalactiae yang
diberikan pada induk ikan nila dan resistansi benih yang dihasilkan.
Penelitian dilakukan pada induk ikan nila yang divaksinasi menggunakan
vaksin polivalen S. agalactiae dengan konsentrasi 108 CFU mL-1 yang terbuat dari
lima strain dengan konsentrasi yang sama. Vaksinasi diberikan dengan
menginjeksi induk secara intraperitoneal (259.88±1.23 gram) pada tingkat
kematangan gonad kedua, sedangkan kontrol diinjeksi dengan phosphate buffered
saline (PBS) dengan dosis yang sama. Uji tantang dilakukan dengan
menggunakan perendaman selama 30 menit pada benih yang dihasilkan. Benih
diuji tantang pada umur ke-5, ke-10, ke-15 dan ke-20 hari pascapenetasan.
Parameter total eritrosit, total leukosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit,
aktivitas fagositik, respiratory burst, aktivitas lisozim, dan level antibodi diamati
pada induk di hari ke-7 dan ke-14 pascavaksinasi. Parameter aktivitas lisozim,
level antibodi, dan ekspresi recombination activating gene 1 (RAG1) diamati pada
telur, sedangkan parameter aktivitas lisozim, level antibodi, ekspresi RAG1,
tingkat mortalitas, dan relative percent survival (RPS) diamati pada benih.
Hasil menunjukkan bahwa total eritrosit, kadar hemoglobin, dan kadar
hematokrit pada induk ikan nila tidak berbeda signifikan dengan semua perlakuan
(P>0.05). Namun terdapat perbedaan yang signifikan pada total leukosit, aktivitas
fagositik, respiratory burst, aktivitas lisozim, dan level antibodi antara induk yang
divaksinasi dan induk yang tidak divaksinasi (P<0.05). Sejalan dengan parameter
pengamatan pada induk, hasil yang sama juga ditunjukkan pada telur dan benih.
Aktivitas lisozim, level antibodi, dan ekspresi RAG1 pada telur dan benih yang
dihasilkan dari induk yang divaksinasi berbeda signifikan dengan telur dan benih
yang dihasilkan dari induk yang tidak divaksinasi (P<0.05). Hasil mortalitas benih
menunjukkan bahwa benih dari induk yang divaksinasi memiliki tingkat
mortalitas yang lebih rendah ketika diuji tantang dengan setiap strain S. agalactiae
(NK1, N17O, N14G, N3M, dan N4M), maupun diuji tantang dengan gabungan dari
strain tersebut. Nilai RPS menunjukkan bahwa efikasi vaksin polivalen yang
diberikan pada induk mampu menghasilkan RPS benih diatas 50 % sampai
dengan umur benih ke-20 hari pascapenetasan.
Vaksin polivalen S. agalactiae yang diinjeksikan pada induk ikan nila
mampu meningkatkan imunitas induk. Transfer imunitas maternal dari induk ke
benih dapat menghasilkan benih yang resistan terhadap infeksi S. agalactiae.
Collections
- MT - Fisheries [3011]