Show simple item record

dc.contributor.advisorSarwoprasodjo, Sarwititi
dc.contributor.advisorSadono, Dwi
dc.contributor.authorSopacua, Aszet Aprilya
dc.date.accessioned2020-02-18T04:03:50Z
dc.date.available2020-02-18T04:03:50Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102126
dc.description.abstractTenun ikat merupakan kekayaan budaya Indonesia, yang sudah dikenal sampai ke mancanegara. Pada peta bersebaran tenun ikat di Indonesia terlihat hampir di semua wilayah Indonesia terdapat budaya menenun. Tenun Ikat Tanimbar merupakan produk hasil budaya yang dimiliki oleh masyarakat Tanimbar yang berada di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Masyarakat Tanimbar dari generasi ke generasi telah menjalankan budaya menenun sejak dahulu. Namun ditemukan makin lama tenun Tanimbar makin jarang dipergunakan dan diperoleh. Hal tersebut sejalan dengan data pengrajin Tenun Ikat Tanimbar yang semakin menurun jumlahnya. Jika hal ini dibiarkan maka suatu saat nanti kebudayan menenun tersebut akan hilang, sehingga upaya pewarisan budaya menenun pada masyarakat Tanimbar menjadi penting. Pewarisan kebudayaan selain dapat menjadi identitas masyarakat lokal juga dapat dijadikan salah satu wujud pembangunan nasional. Sebagai upaya dan usaha pelestarian budaya menenun terkait erat dengan proses pewarisan dan komunikasinya. Penelitian dirancang secara kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang (1) makna tenun ikat Tanimbar dan (2) proses komunikasi dalam pewarisan budaya menenun pada masyarakat Tanimbar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Teknik pengumpulan data dengan cara menentukan satu informan kunci yaitu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dan informan selanjutnya sebanyak 13 orang ditentukan melalui teknik snowball. Empat belas informan tersebut merupakan partisipan budaya menenun yaitu, pengrajin yang terbagi dua yang menjadikan menenun sebagai mata pencaharian dan menjadikan menenun sebagai hobby, Guru dan pegawai dinas terkait. Teknik analisis data metode SPEAKING oleh Hymes digunakan untuk melihat proses komunikasi dalam pewarisaan budaya menenun dan melalui teknik wawancara mendalam untuk melihat makna menenun pada informan. Penelitian ini menemukan terdapat pergeseran makna menenun pada masyarakat Tanimbar yang awalnya menenun dimaknai sebagai makna adat yaitu untuk kebutuhan adat, namun seiring waktu terdapat makna lain yang muncul di mana menenun juga dinilai memiliki makna ekonomi, yang mana masyarakat Tanimbar menenun sesuai permintaan pasar dan dari hasil itu mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Pewarisan budaya menenun dilakukan melalui tiga bentuk komunikasi dan tiga tempat berbeda yaitu rumah sebagai tempat pewarisan ibu kepada anak, sekolah sebagai tempat pewarisan secara formal dari guru kepada murid dan kantor Dinas Koperasi, UKM & Transmigrasi atau balai desa sebagai tempat pewarisan budaya menenun oleh dinas kepada masyarakat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCommunication developmentid
dc.subject.ddcWeaving cultureid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcMalukuid
dc.titleKomunikasi Pewarisan Budaya Menenun Masyarakat Tanimbar Provinsi Maluku: Konteks Perubahan Makna Menenunid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordKomunikasiid
dc.subject.keywordPewarisan Budayaid
dc.subject.keywordMakna Tenun Ikat Tanimbarid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record