Keefektifan Biofumigasi Limbah Tanaman Brassicaceae untuk Pengendalian Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) pada Tanaman Mentimun
Abstract
Nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) merupakan salah satu parasit
tanaman yang paling merusak dan tersebar luas di seluruh dunia. Kehilangan hasil
akibat Meloidogyne spp. pada tanaman budidaya dapat mencapai 25% sedangkan
kerugian ekonomi 14%. Tumbuhan yang terinfeksi Meloidogyne spp.
menunjukkan gejala puru akar yang menyebabkan kerusakan pada sistem
perakaran. Salah satu metode pengendalian yang potensial untuk pengendalian
nematoda puru akar (NPA) adalah pemanfaatan tanaman Brassicaceae sebagai
biofumigan. Biofumigan adalah senyawa volatil yang berasal dari alam dan
dilaporkan nematisidal terhadap Meloidogyne spp.. Tanaman dari famili kubiskubisan
(Brassicaceae) mengandung senyawa glukosinolat (GSL) dari hasil
metabolit sekunder pada tanaman. GSL mengandung senyawa nitrogen (N) dan
belerang (S) dan dapat terhidrolisis jika terjadi kontak dengan enzim mirosinase.
Kontak antara GSL dan enzim mirosinase terjadi ketika jaringan tanaman robek
dan tersedianya air. Hidrolisis glukosinolat menghasilkan senyawa isothiosianat
(ITS) yang sangat toksik terhadap organisme tanah termasuk nematoda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan biofumigan dari
limbah tanaman Brassicaceae dalam menekan NPA di lapangan. Penelitian
dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge Desa Ciputri, Kecamatan
Pacet, Kabupaten Cianjur dan Laboratorium Nematologi Tumbuhan. Penelitian
dilakukan pada lahan seluas 600 m2 dengan menggunakan plot berukuran 5 m x 1
m x 0.3 m dan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuannya
adalah tiga limbah tanaman Brassicaceae, yaitu brokoli, kubis dan lobak dengan
dosis masing-masing 37.5 g, 75 g, dan 150 g per lubang tanam. Perlakuan
nematisida (karbofuran dengan dosis 10 g formulasi per lubang tanam) digunakan
sebagai kontrol positif, sementara tanpa limbah tanaman sebagai kontrol negatif.
Sebelas plot perlakuan masing-masing ditutup menggunakan mulsa plastik.
Percobaan dibuat dalam 5 ulangan. Parameter yang diamati adalah populasi
nematoda, keparahan penyakit puru akar, pertumbuhan dan produktivitas tanaman
mentimun, identitas morfologi nematoda dan spesies Meloidogyne spp.
berdasarkan pola perineal nematoda betina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan biofumigasi dengan
limbah Brassicaceae efektif menurunkan populasi Meloidogyne spp. dan menekan
keparahan penyakit puru akar. Keefektifan limbah Brassicaceae dalam
menurunkan populasi lebih tinggi terlihat pada perlakuan brokoli dan lobak
dengan dosis 150 g per lubang tanam. Perlakuan brokoli, kubis dan lobak pada
dosis 150 g per lubang tanam efektif menekan keparahan penyakit puru akar.
Perlakuan limbah brokoli menekan keparahan penyakit sebesar 49.44%, limbah
kubis sebesar 56.11% dan limbah lobak sebesar 53.33%. Perlakuan limbah
brokoli dan lobak dengan dosis 150 g per lubang tanam meningkatkan tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah buah dan berat buah tanaman mentimun.
Selain Meloidogyne spp., ditemukan 5 genus nematoda parasit tumbuhan
antara lain Rotylenchulus, Criconemoides, Helicotylenchus, Pratylenchus dan
Xiphinema. Spesies Meloidogyne yang berhasil diidentifikasi dari sampel akar
tanaman mentimun berdasarkan morfologi pola perineal adalah Meloidogyne
incognita.
Collections
- MT - Agriculture [2478]